Daily News 10/10
October 10, 2017 No. 1582
BBRM - Gagal bayar surat utang
PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya (BBRM) menyatakan gagal bayar (default) pada 5 Oktober lalu. BBRM tercatat memiliki utang pokok dan bunga pinjaman senilai US$ 8.2 Juta atas pinjaman yang diterima pada 27 Mei 2013 dan senilai US$ 3.4 Juta atas pinjaman yang diterima pada 25 Oktober 2012. Dengan pernyataan default tersebut maka pihak kreditur BBRM, United Overseas Bank Limited (Singapura), dapat sewaktu-waktu mengeksekusi haknya sesuai perjanjian pinjaman. Pada akhir Juni lalu BBRM tercatat memiliki kas dan selisih kasi senilai US$ 3.55 Juta.
CTRA - Marketing sales
PT Ciputra Development (CTRA) membukukan marketing sales Rp 5.25 Triliun sepanjang 9M 2017. Kontribusi penjualan masih didominasi oleh proyek-proyek yang sudah ada. Hingga September 2017, Citraland Surabaya berkontribusi paling besar atau 27% terhadap total marketing. CTRA menargetkan perolehan marketing sales saham akhir tahun dapat mencapai Rp 8.5 Triliun. Untuk Mencapai target tersebut CTRA telah merilis proyek baru di tahun ini dengan meluncurkan CitraLand CIbubur dan Tallasa City Makassar.
KLBF - Realisasi belanja modal
PT Kalbe Farma (KLBF) optimis dapat merealisasikan penyerapan belanja modal sekitar Rp 1 Triliun hingga akhir tahun ini. Perseroan akan fokus menggerjakan produk minuman. Perseroan akan meningkatkan porsi pendapatan perseroan dari bisnis non obat-obatan seperti produk minuman air kelapa dengan merk dagang Hydro Coco. Bisnis produk minuman akan terus dikembangkan oleh perseroan sesuai tren pasar yang ada dan sementara itu kontribusi produk minuman terhadap pendapatan hingga saat ini masih berkisar 2% hingga 3%. Adapun pencapain laba perseroan dinilai masih sesuai rencana dengan kisaran pertumbuhan 8%-10% sepanjang tahun ini.
LPKR - Recurring income
PT Lippo Karawaci (LPKR) membukukan kenaikan pendapatan berulang (recurring income) sebesar 8% menjadi Rp 3.6 Triliun pada 1H 2017. Recurring income tersebut berkontribusi sebesar 73% terhadap total pendapatan perseroan yang mencapai Rp 4.9 Triliun. Sampai 1H 2017, Divisi Healthcare dan mal menjadi penopang pertumbuhan pendapatan perseroan. Tercatat pendapatan dari divisi healthcare LPKR meningkat 8% menjadi Rp 2.8 Triliun dan pendapatan dari divisi komersial yang terdiri dari mal, ritel, dan hotel mencapai Rp 554 Miliar pada 1H 2017. Ditengah kenaikan bisnis healthcare dan mal perseroan pun mencatatkan penurunan pendapatan dari Divisi Residential dan Urban Development sebesar Rp 25% menjadi Rp 1.3 Triliun.