Daily News 03/08
August 03, 2020 No. 1771
Amerika Serikat Produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat di kuartal II-2020 dilaporkan mengalami kontraksi 32,9% secara quarterly annualized atau kuartalan yang disetahunkan (dikali 4). Kontraksi tersebut menjadi yang paling parah sepanjang sejarah AS. Di kuartal I-2020, perekonomiannya mengalami kontraksi 5% (quarterly annualized), sehingga sah mengalami resesi. Belanja konsumen yang merupakan tulang punggung perekonomian?AS, dengan kontribusi sekitar 70% dari total PDB terkontraksi 34,6%. Penurunan tajam konsumsi terjadi di bidang jasa, seperti perjalanan, pariwisata, perawatan medis, serta belanja di restoran. Maklum saja, kebijakan social distancing dan lockdown membuat warga AS diminta tinggal di rumah, tidak keluar kecuali sangat penting. Nyaris tidak ada sektor di perekonomian yang tidak mengalami penurunan tajam. Hanya belanja pemerintah yang mengalami peningkatan, hal tersebut wajar mengingat pemerintah menggelontorkan stimulus fiskal senilai US$ 2 triliun, terbesar sepanjang sejarah, untuk menyelamatkan perekonomian. (Source: CNBC Indonesia) Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah setuju untuk memberikan ByteDance asal China waktu selama 45 hari untuk menegosiasikan penjualan aplikasi video pendek TikTok kepada Microsoft Corp. Microsoft menargetkan, kesepakatan kedua belah pihak bisa tercapai pada 15 September mendatang. Negosiasi antara ByteDance dan Microsoft akan diawasi oleh Komite Investasi Asing di Amerika Serikat. Di bawah kesepakatan yang diusulkan, Microsoft mengatakan akan mengambil alih operasi TikTok di Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Selandia Baru. Disebutkan pula, Microsoft akan memastikan bahwa semua data pribadi pengguna Amerika TikTok ditransfer ke dan tetap ada di Amerika Serikat. Microsoft menambahkan, mereka dapat mengundang investor Amerika lainnya untuk memperoleh saham minoritas di TikTok. Data Reuters menunjukkan, sekitar 70% dari investor ByteDance berasal dari Amerika Serikat. (Source: Kontan) Uni Eropa Ekonomi Eropa terkontraksi alias minus sebesar 11,9% pada kuartal kedua. Pandemi corona memukul telak ekonomi Uni Eropa ke jurang resesi yang lebih dalam. Ini adalah kali kedua, ekonomi Eropa minus, bahkan mencatatkan kinerja terburuk sepanjang sejarah.? Pada kuartal pertama 2020, ekonomi Uni Eropa minus 3,2%. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, penurunan output pada kuartal April-Juni adalah 14,4%. Jerman, ekonomi terbesar Eropa juga terpukul akibat pandemic corona.? Ekonomi Jerman terpukul hingga 10,1% terhadap PDB. Prancis, Italia, dan Spanyol, yang terpukul lebih parah oleh pandemi ini, mencatat penurunan ekonomi masing-masing 13,8%, 12,4%, dan 18,5%. Spanyol juga berjuang untuk bisa menumbuhkan ekonominya. (Source: Kontan) China Aktivitas pabrik di China meningkat untuk bulan Juli. Purchasing Manager's Index (PMI), yang dirilis pada Jumat, secara tidak terduga naik menjadi 51.1 untuk bulan Juli sedangkan pada bulan Juni sebesar 50.9. Diketahui bahwa jika PMI di atas 50 menandakan ekspansi sedangkan dibawah 50 menandakan kontraksi. Survei PMI menunjukkan adanya penurunan permintaan ekspor baru, karena adanya tekanan lanjutan pada permintaan eksternal, sementara perusahaan terus mengurangi karyawannya. Di sektor jasa, aktivitas juga meningkat, didorong oleh konstruksi yang kuat karena China meningkatkan proyek infrastruktur yang menunjukkan adanya kepercayaan konsumen yang mulai pulih. (Source: Reuters) Indonesia Uang beredar (M2) mengalami perlambatan pada Juni 2020. Menurut catatan Bank Indonesia (BI), posisi M2 pada bulan Juni 2020 sebesar Rp 6.393,7 triliun atau tumbuh 8,2% yoy, lebih rendah dari pertumbuhan Mei 2020 yang sebesar 10,4% yoy. Hal ini disebabkan oleh perlambatan aktiva luar negeri bersih dan penyaluran kredit. Aktiva luar negeri bersih pada Juni 2020 tumbuh sebesar 12,1% yoy atau lebih rendah bila dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang sebesar 18,2% yoy yang dipengaruhi oleh melambatnya tagihan sistem moneter kepada asing sejalan dengan penurunan valuasi aset luar negeri berdenominasi valuta asing (valas) seiring dengan menguatnya nilai tukar rupiah. Sementara itu, pertumbuhan aktiva dalam negeri bersih tercatat melambat dari 7,9% yoy pada Mei 2020 menjadi 7,0% yoy pada bulan laporan. Ini seiring dengan perlambatan pertumbuhan penyaluran kredit. Menurut BI, pertumbuhan penyaluran kredit pada Juni 2020 sebesar 1,0% yoy atau melambat dari Mei 2020 yang mencapai 2,4% yoy. Perlambatan terjadi pada kredit produktif, yakni kredit modal kerja serta kredit investasi. (Source: Kontan)