Daily News 19/02

February 19, 2013 No. 447
Bakrie Group - Penjualan saham oleh Recapital

PT Recapital Advisors dan PT Bukit Mutiara menjual 13% saham (24.2 juta lembar) Bumi Plc. kepada Avenue Luxemburg (13.67 juta lembar saham), Flaming Luck (3 juta lembar saham), dan Argyle Street Management Ltd. (7.54 juta lembar saham). Keseluruhan nilai penjualan mencapai US$ 140 Juta. Apabila ketiga pemegang saham baru tersebut menyatakan dukungan terhadap Grup Bakrie pada RUPSLB 21 Februari mendatang, maka mereka akan memiliki voting rights sebesar 43%. Flaming Luck Investment Ltd. merupakan perusahaan yang dimiliki oleh Harry Tanoesoedibjo.
BDMN - Kinerja 2012
PT Bank Danamon Indonesia (BDMN) membukukan kenaikan laba bersih 2012 sebesar 21.8%Yoy menjadi Rp 4.01 Triliun Vs Rp 3.29 Triliun pada 2011 lalu. Naiknya kinerja didukung oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 19%Yoy menjadi Rp 13.48 Triliun tahun lalu. Laba operasional tercatat naik 19.5%Yoy menjadi Rp 6.18 Triliun tahun lalu. Rasio CAR tercatat mencapai 18.9% tahun lalu (17.55% pada 2011) dengan NPL Gross 2.3% (2.45% pada 2011), ROE 16.16% (17.24% pada 2011), dan LDR 100.57% (98.33% pada 2011).
EMTK - Rencana penggabungan SCMA dan IDKM
PT Elang Mahkota Teknologi (EMTK) memutuskan untuk menggabungkan dua anak usaha PT Surya Citra Media (SCMA) dan PT Indosiar Karya Mandiri (IDKM). Rencana penggabungan ini telah mendapat persetujuan dari perusahaan masing-masing pada 15 Februari 2013 selanjutnya SCMA akan menjadi perusahaan hasil gabungan membawahi SCTV dan Indosiar. Dampak dari aksi korporasi ini nantinya kepemilikan SCMA akan terdilusi. Setiap satu saham IDKM akan ditukar dengan 0.481 saham SCMA dengan nilai transaksi diperkirakan Rp 950 Miliar. SCMA dan IDKM akan meminta persetujuan dari kedua pemegang saham dalam RUPSLB pada 5 April 2013. Jika disetujui proses delisting IDKM akan dilakukan pada 6 Mei 2013.
MTLA - Meningkatkan recurring income
PT Metropolitan Land (MTLA) memperkirakan marketing sales pada tahun ini mencapai Rp 1 Triliun naik 25% dibandingkan tahun lalu senilai 800 Miliar. Selama 2012 sebagian 69% pendapatan MTLA berasal dari penjualan proyek residensial dan komersial sementara sisanya 31% berasal dari recurring income. Pengelola MTLA berencana meningkatkan kontribusi recurring income menjadi 40% dari total pendapatan. Dalam jangka panjang MTLA menargetkan porsi dari penjualan residensial dan komersil akan seimbang dengan recurring income. Setelah Grand Metropolitan dalam lima tahun kedepan MTLA akan terus membangun pusat belanja di Indonesia. Satu pusat belanja siap dikembangkan di perumahan Metland Transyogi di Cileungsi, Bogor.