Daily News 02/10

October 02, 2015 No. 1093
EXCL - Restrukturisasi utang

PT XL Axiata (EXCL) akan melakukan restrukturisasi atas utang senilai US$ 220 Juta sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk mengurangi beban kurs akibat depresiasi Rupiah. Restrukturisasi utang akan dilakukan dalam dua rangkaian. EXCL akan mengubah pinjaman berdenominasi dolar dari Bank Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd. senilai US$ 180 Juta menjadi pinjaman dalam satuan Rupiah serta mempercepat pelunasan pinjaman senilai US$ 50 juta kepada United Overseas Bank Limited (UOB). Hingga akhir Juni lalu EXCL tercatat memiliki utang dalam mata uang US$ senilai US$ 1.55 Miliar. EXCL berencana merestrukturisasi pinjaman sebesar US$ 900 Juta dengan rincian pinjaman senilai US$ 500 Juta dari induk Axiata Berhad dan US$ 400 Juta dari pihak eksternal.
HMSP - Penetapan harga rights issue
PT Hanjaya Mandala Sampoerna (HMSP) aka menerbitkan 269.7 juta lembar saham baru melalui proses rights issue. Dengan menetapkan harga penawaran Rp 77,000 per lembar saham maka target perolehan dana mencapai Rp 20.77 Triliun. Harga rights issue berada di batas atas penawaran Rp 65,000 hingga Rp 77,000 per lembar. Manajemen HMSP mengungkapkan PT Philip Morris Indonesia selaku pemegang saham pengendali HMSP tidak akan mengeksekusi seluruh haknya melainkan Philip Morris Indonesia akan mengambil 600,640 lembar saham baru. Adapun 264,21 juta lembar saham baru yang menjadi hak Philip Morris Indonesia akan dijual kepada investor institusional. HMSP menggelar rights issue sebesar 267.72 juta saham (5.8% saham). Dengan aksi ini, saham publik HMSP akan meningkat menjadi 7.62%.
SIMP - Pembangunan pabrik kelapa sawit
PT Salim Ivomas Pratama (SIMP) akan membangun dua pabrik kelapa sawit di Kalimantan Tengah tahun depan. Pembangunan dua pabrik kelapa sawit tersebut diperkirakan membutuhkan dana investasi sekitar Rp 200 Miliar dengan kapasitas produksi ditargetkan mencapai 40-80 ton per jam. Pembangunan pabrik baru tersebut akan dimulai pada akhir tahun ini dan diharapkan dapat beroperasi pada awal 2018.
WIKA - Fasilitas pinjaman untuk proyek kereta Jakarta- Bandung
China Development Bank berkomitmen memberikan pinjaman senilai US$ 5 Miliar kepada konsorsium PT Wijaya Karya untuk mendukung pembangunan proyek kereta berkecepatan sedang Jakarta- Bandung. Saat ini konsorsium WIKA bersama konsorsium China Railway Constrction Corporation tengah bernegosiasi untuk membentuk perusahaan patungan. Selain dari pinjaman CDB, konsorsium akan menyiapkan dana Rp 10 Triliun yang berasal dari ekuitas sebagai sumber pendanaan proyek. Jika rencana dengan CRC berjalan lancar, proses ground breaking proyek berkecepatan sedang itu dilakukan tahun depan dan diharapkan selesai dalam waktu tiga tahun.