Daily News 05/10
October 05, 2015 No. 1094
ANTM - Proyek pembangkit listrik
PT Aneka Tambang (ANTM) berencana membangun pembangkit listrik 125 MW di proyek pabrik Feronikel Halmahera Timur dengan nilai investasi sekitar US$ 250 Juta. Proyek pembangkit listrik ini akan dibangun oleh mitra strategis dengan skema independent power producer (IPP). ANTM akan mencari mitra dari perusahaan BUMN seperti PT Tambang Batubara Bukti Asam (PTBA) atau PLN sehingga ANTM dapat fokus pada pembangunan pabrik feronikel tahap I. Strategi joint partner menjadi salah satu opsi ANTM untuk menghindari tambahan utang.
BEST - Akuisisi lahan
PT Bekasi Fajar Industrial Estate (BEST) telah menambah cadangan lahan (landbank) seluas 50 Ha tahun ini. Dengan demikian cadangan landbank BEST mencapai 970 Ha dimana 200 Ha diantaranya merupakan area yang telah siap dijual. Hingga September lalu BEST telah menyerap dana belanja modal sebesar US$ 30 Juta, sekitar separuh dari total alokasi dana belanja modal tahun ini.
BUMI - Restrukturisasi utang melalui debt-to-equity swap
PT Bumi Resources (BUMI) berencana mengubah sebagian besar utangnya menjadi saham dengan menerbitkan 32.5% saham baru melalui skema non-preemptive rights. Saham baru tersebut akan ditukar dengan utang BUMI senilai US$ 1.9 Miliar yang sebagian besar berasal dari utang China Investment Corporation (CIC) dan China Development Bank Corporation (CDB). Manajemen BUMI mengungkapkan harga saham baru tersebut sekitar Rp 1,100 per saham. Aksi korporsasi ini menimbulkan efek dilusi yang cukup besar bagi para pemegang saham termasuk investor publik dikarenakan harga saham non-preemptive rights mencapai 22 kali dari harga saat ini. Terkait aksi korporasi ini, BUMI harus mendapatkan izin melalui RUPSLB yang rencananya dijadwalkan pada Desember dan proses restrukturisasi ini dapat dieksekusi pada Januari tahun depan.
DAJK - Rencana non-preemptive rights
PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo (DAJK) berencana menerbitkan 250 juta lembar saham baru tanpa HMETD (non-preemptive rights) melalui mekanisme private placement dengan harga pelaksanaan minimal Rp 474 per lembar saham. Dengan demikian target perolehan dana mencapai Rp 118.4 Miliar. Rencana tersebut menunggu persetujuan RUPSLB pada 9 November 2015.