Daily News 30/05

May 30, 2016 No. 1254
AMRT - Target pendapatan

PT Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) menargetkan pertumbuhan pendapatan tahun ini sebesar 16%Yoy dengan membuka 1,200 gerai Alfamart baru. AMRT mengalokasikan dana mencapai Rp 2.9 Triliun dimana Rp 2.2 Triliun diantaranya dialokasikan untuk perpanjangan sewa toko serta membuka gerai baru, Rp 500 Miliar untuk pembangunan gudang, dan Rp 200 Miliar untuk infrastruktur IT. Kebutuhan dana belanja modal sebesar 70% akan berasal dari kas internal dan sisanya pinjaman.
ASRI - Marketing sales 4M 2016
PT Alam Sutera (ASRI) membukukan marketing sales 4M 2016 senilai Rp 418.1 Miliar turun 52% dibandingkan Periode yang sama tahun lalu senilai Rp 876.4 Miliar. Nilai tersebut mencapai 8.4% dari total yang ditargetkan tahun ini senilai Rp 5 Triliun.
MIDI - Rencana ekspansi
PT Midi Utama Indonesia (MIDI) akan agresif pada tahun ini dengan target membuka 250 gerai baru. Dari target 250 unit gerai baru, 60% target toko baru dibuka di Luar Jawa dan 40% dibuka di pulau Jawa. Untuk mendanai ekspansi, Manajemen MIDI menganggarkan belanja modal tahun ini senilai Rp 900 Miliar. Sumber dana belanja modal 50% berasal dari pinjaman dan sisanya dari kas internal perusahaan. Mayoritas alokasi anggaran belanja modal akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan gerai baru. Hingga Maret 2016 MIDI telah membuka 41 gerai Alfamidi serta 4 gerai Alfasupermarket. Saat ini MIDI tercatat memiliki 1,064 gerai Alfamidi, 38 gerai Lawson, dan 6 gerai Alfasupermarket.
MIKA - Rencana ekspansi
PT Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA) akan membangun dua rumah sakit baru di kawasan Jabodetabek pada 2H 2016 dan pengoperasiannya ditargetkan dapat dimulai pada tahun 2017. Satu rumah sakit diperkirakan membutuhkan dana antara Rp 150 Miliar hingga Rp 180 Miliar termasuk pembangunan hingga pengadaan peralatan medis. Semua sumber pendanaan untuk pembangunan rumah sakit berasal dari kas internal perseroan.
SUPR - Target pendaptan
PT Solusi Tunas Pratama (SUPR) menargetkan pendapatan tahun ini sebesar Rp 1.9 Triliun atau tumbuh sekitar 8% dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 1.7 Triliun. Pertumbuhan pendaptan perseroan berasal dari pendapatan konvensional yaitu penyewaan menara telekomunikasi dan sisanya berasal dari pendapatan non-konvensional seperti penyewaan mikro sel dan fiber optik. Selain menargetkan pertumbuhan pendapatan dari dua sektor tadi, perseroan akan meninjau ulang cost of fund perseroan.