Daily News 07/12
December 07, 2016 No. 1384
BBNI - Rencana emisi obligasi
PT Bank Negara Indonesia (BBNI) berencana menerbitkan obligasi dalam denominasi dollar Amerika Serita senilai US$ 500 Juta pada April 2017 untuk mengantisipasi pengetatan likuiditas seiring rencana kenaikan suku bunga acuan The Fed. Penerbitan obligasi ini dalam rangka pendanaan diluar dana pihak ketiga (DPK). Selain menerbitkan obligasi, BBNI juga berencana mengajukan pinjaman bilateral namun masih dalam tahap pembahasan. Selain itu, BBNI akan menerbitkan negotiable certificate of deposit (NCD) dengan nilai lebih dari 3 Triliun tergantung dari pertumbuhan DPK Rupiah tahun depan. BBNI menargetkan pertumbuhan DPK sebesar 20% pada tahun depan.
MTLA - Belanja modal
PT Metropolitan Land (MTLA) mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 540 Miliar tahun 2017. Sebesar Rp 160 Miliar dana belanja modal akan digunakan untuk mengakuisisi lahan di daerah Cibitung. Perseroan juga akan menggunakan dana belanja modal untuk proses awal pembangunan lima proyek baru tahun depan. Kelima proyek tersebut adalah apartemen strata Kaliana Apartement, Kondotel di Bandar lampung, Metropolitan Mall Cibitung, apartemen di Metland Tambun, serta memulai proyek mixed use di Metland Cyber City.
PPRO - Corporate action
PT PP Properti (PPRO) berencana melakukan stock split yang akan dilakukan seiring proses rights issue tahun depan. Rasio rights issue akan diumumkan bulan Januari 2017. PPRO menargetkan perolehan dana rights issue senilai Rp 1.6 Triliun untuk ekspansi bisnis. PPRO juga berencana menerbitkan obligasi senilai minimum Rp 1 Triliun pada 1H 2017 untuk mendukung belanja modal. Manajemen PPRO mengalokasikan dana belanja modal senilai Rp 2 Triliun tahun depan, naik 66.7% lebih tinggi dari alokasi dana belanja modal tahun ini.
PTPP - Rencana IPO anak perusahaan
Tiga anak perusahaan PT Pembangunan Perumahan (PTPP) berencana IPO. Target perolehan dana PT PP Pracetak senilai Rp 3.5 Trilliun, PT PP Peralatan senilai Rp 3.8 Trilliun, dan PT PP Energi senilai Rp 5.7 Trilliun. Proses penjualan saham anak perusahaan akan dilakukan PTPP secara bertahap dimana untuk tahap pertama jumlah saham yang akan dijual berkisar 10% hingga 15% saham, dan tahap kedua berupa rights issue dengan rencana penjualan 20% saham. Dengan demikian jumlah saham yang akan dilepas mencapai 35%.
SIDO - Naikkan harga Tolak Angin
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO) menaikkan obat herbal merek Tolak Angin sebesar 8% menjadi Rp 2,700 per sachet yang berlaku sejak Oktober 2016. Manajemen SIDO mengungkapkan hal tersebut merupakan kenaikan harga rutin sehingga penjualan Tolak Angin tidak akan terganggu. Kenaikan harga juga tidak mengganggu rencana SIDO untuk mempersiapkan penambahan produksi dari saat ini sebesar 80 juta sachet per bulan. SIDO akan ekspansi produksi menjadi 150 juta sachet per bulan dan akan efektif mulai pertengahan tahun depan. Saat ini hampir 70% pangsa pasar obat herbal tolak angin dikuasai oleh SIDO.