Daily News 29/12

December 29, 2016 No. 1398
DOID - Kontrak baru

PT Delta Dunia Makmur (DOID) melalui anak usahanya, PT Bukit Makmur Mandiri Utama (Buma), meraih kontrak baru sebesar US$ 493 Juta dari PT Adaro Indonesia (ADRO) dan PT Angsana Jaya Energy. Kontrak dengan ADRO merupakan kontrak perubahan jasa pertambangan untuk pit Paringin di Tanjung Tabalong (Kalimantan Selatan). Dalam kontrak dengan ADRO yang berlangsung hingga 2022, Buma menargetkan mengerjakan pengupasan lapisan tanah (overburden removal) sebanyak 223 juta bcm dan memproduksi batubara sebanyak 31.8 jutan ton. Sementara itu untuk kontrak dengan PT Angsana Jaya perseroan akan mengangkat 19 juta bcm kupasan lapisan tanah dan 6.3 juta batubara. Penambahan dua kontrak tersebut membuat total kontrak yang ditandatangani tahun ini mencapai RP 49.3 Triliun.
GREN - Rights issue ditunda
Rencana rights issue PT Evergreen Invesco (GREN) dengan target perolehan dana mencapai Rp 10.3 Triliun ditunda karena belum mendapat investor strategis. Rencananya dana hasil rights issue tersebut akan dialokasikan untuk modal anak perusahaan PT Bumiputera 1912 yang bergerak di sektor properti: PT Bumiputera Properti Indonesia. Sebelumnya rencana rights issue GREN dengan target perolehan dana sebesar Rp 30 Triliun terkait penyelamatan AJB Bumiputera batal karena anak perusahaannya, PT Bumiputera Life Insurance, gagal menjalin kerjasama dengan bank BUMN untuk meluncurkan produk bancassurance. GREN merupakan pemilik 99% saham PT Bumiputera 1912 yang dibeli pada 24 Oktober lalu. Manajemen berupaya menambah modal untuk menutup defisit pembayaran polis AJB Bumiputera yang diperkirakan mencapai Rp 1.5 Triliun tahun ini dan Rp 2 Triliun tahun 2017.
SGRO - Belanja modal
PT Sampoerna Agro (SGRO) menganggarkan belanja modal sekitar Rp 600 Miliar hingga Rp 1 Triliun tahun depan, relatif sama dengan alokasi tahun ini. SGRO akan menggunakan sekitar 70% dana belanja modal untuk biaya kebutuhan perkebunan termasuk biaya operasional dan ekspansi lahan. Sumber pendanaan belanja modal berasal dari kas internal dan sebagian berasal dari divestasi anak usaha.
TBIG - Pengurangan modal disetor
PT Tower Bersama Infrastructure (TBIG) mengurangi modal ditempatkan dan di setor sebesar 5.35%. Setelah proses ini selesai, modal ditempatkan dan disetor TBIG berubah dari 479.6 Miliar menjadi Rp 453.1 Miliar atau berkurang Rp 26.5 Miliar. TBIG telah membeli kembali 265 juta saham yang beredar di pasar. Manajemen TBIG mengungkapkan saham hasil buyback ini yang akan dikurangkan pada modal disetor TBIG sehingga pengurangan modal tidak akan mempengaruhi kinerja bahkan memberikan dampak positif bagi pemegang saham karena dividen per saham dan laba per saham akan lebih besar.