Daily News 13/01

January 13, 2017 No. 1408
ANTM - Target produksi feronikel

PT Aneka Tambang (ANTM) telah menyelesaikan proyek perluasan pabrik feronikel Pomalaa. ANTM optimis dapat menambah volume produksi nikel dengan target volume produksi tahun ini sebesar 24,100 ton nikel dalam feronikel (TNi). Produksi ini naik 30% dibandingkan target produksi tahun lalu sebesar 18,500 TNi. Disisi lain, ANTM menargetkan penjualan feronikel tahun ini sebesar 24,100 TNi dibandingkan tahun lalu targetnya 19,300 TNi. Selain itu ANTM menargetkan produksi emas 2,270 Kg dari tambang Pongkor dan Cibaliung. Target ini naik 0.62% daripada target tahun lalu 2,256 Kg.
BNII & WOMF - Divestasi WOM Finance
PT Bank Maybank Indonesia (BNII) berencana menjual 68.55% saham PT Wahana Ottomitra Multiartha (WOMF) kepada PT Reliance Capital Management (RCM). Nilai transaksi akan ditentukan setelah selesainya laporan keuangan audit 2016. RCM akan melakukan tender offer sesuai kesepakatan harga dengan BNII. Saat ini BNII tercatat memiliki 68.55% saham WOMF sedangkan PT Wahana Makmur Sejati tercatat memiliki 17.67% saham dan 13.78% sisanya dimiliki investor publik.
SMBR - Pabrik Baturaja II
PT Semen Baturaja (SMBR) memperkirakan proses konstruksi pabrik Baturaja II selesai tepat waktu pada bulan Juni 2017. Pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi 1.85 juta ton per tahun, dan akan meningkatkan total kapasitas produksi SMBR menjadi 3.85 juta ton per tahun. Manajemen menargetkan penjualan semen tahun ini mencapai 2.01 juta ton, naik 23% dari realisasi 1.63 juta ton tahun 2016 (1.53 juta ton pada 2015).
SRIL - Target Pendapatan
PT Sri Rejeki Isman (SRIL) menargetkan pertumbuhan pendapatan berkisar 8% hingga 15% menjadi US$ 706.7 Juta pada tahun ini, dibandingkan dengan target tahun lalu US$ 675.4 Juta. Perseroan juga menargetkan peningkatan laba bersih menjadi US$ 73.4 Juta dari target tahun lalu sebesar US$ 63.9 Juta. Untuk mendukung target tersebut perseroan menargetkan dapat meningkatkan kapasitas produksi secara signifikan pada pertengahan tahun ini. Sementara itu, SRIL mengalokasikan belanja modal tahun ini sebesar US$ 15 Juta.