Daily News 10/01
January 10, 2018 No. 1644
ARTI - Rencana membangun LRT
PT Ratu Prabu Energi (ARTI) berencana membangun proyek kereta ringan (light rail transit/LRT) tahap pertama di Jakarta dengan nilai investasi awal sebesar US$ 8 Miliar. Adapun total investasi megaproyek LRT sepanjang 400 Km tersebut mencapai US$ 28 Miliar hingga US$ 30 Miliar. Perseroan sempat menjajaki sejumlah kreditor dari Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan, namun langsung disambut baik oleh Exim Bank of China. Kerjasama dengan Exim Bank of China termasuk seluruh biaya investasi yang dibutuhkan untuk konstruksi tahap pertama. Langkah selanjutnya, ARTI akan membentuk konsorsium yang akan membawahi proyek LRT secara langsung, yang terdiri atas ARTI, Bechtel Corporation, China Railway Construction Corporation Limited, dan BUMN yang mungkin akan terlibat.
CITA - Penjualan saham oleh Richburg Enterprises
Pemegang saham PT Cita Mineral Investindo (CITA), Richburg Enterprises Pte. Ltd. menjual 2.46 miliar lembar saham CITA (73.15% saham) kepada PT Harita Jayaraya (HJ) pada 21 Desember lalu. Dengan harga penjualan Rp 192 per lembar maka total transaksi mencapai Rp 472.3 Miliar. Dengan demikian setelah transaksi kepemilikan HJ atas CITA naik menjadi 91.01%.
SGRO - Belanja modal
PT Sampoerna Agro (SGRO) menganggarkan dana belanja modal senilai Rp 600 Miliar tahun ini atau sama dengan nilai belanja modal tahun lalu. Sumber pendanaan belanja modal berasal dari kas internal perusahaan dan sekitar 60% dari dana belanja modal rencananya akan dipergunakan untuk mengembangkan perkebunan. Pada tahun ini, SGRO berencana ekspansi lahan kelapa sawit seluas 4,000 Ha - 6,000 Ha dan juga akan melakukan ekspansi lahan karet seluas 2,000 Ha - 3,000 Ha. Selain itu pada tahun ini SGRO akan mengoperasikan satu pabrik kelapa sawit (PKS) di Ketapang (Kalimantan Barat) pada 1H 2018. PKS ini memiliki kapasitas produksi 30 ton per jam sehingga total kapasitas produksi SGRO bertambah menjadi 515 ton per jam tahun ini.
TOBA - Rencana emisi obligasi
PT Toba Bara Sejahtra (TOBA) berencana menerbitkan obligasi global senilai US$ 250 Juta yang akan dicatatkan di Singapore Exchange Securities Trading Limited (SGX-ST). Obligasi tersebut bertenor 5 tahun dengan bunga maksimal 10% per tahun. Dana hasil emisi obligasi akan dialokasikan untuk pembayaran utang, penyertaan modal pembangkit listrik, serta mendukung kebutuhan penyertaan modal lainnya.