Daily News 04/01
January 04, 2012 No. 170
BNBR - Hutang Repo
PT Bakrie & Brothers (BNBR) mendapatkan hutang dalam bentuk sale & repurchase (Repo) saham senilai US$ 25.9 Juta dari Platinum Partner Value Arbitrage Fund dan Platinum Partner Liquid Opportunity dengan tingkat bunga sebesar 14.5% per tahun dalam jangka waktu selama 1 tahun mulai 21 Desember 2011. BNBR menjaminkan 825.9 juta lembar saham PT Bakrie Sumatera Plantation (UNSP), 1.8 miliar lembar saham PT Energi mega Persada (ENRG), dan 62.5 juta lembar saham PT Bakrieland Development (ELTY). Hutang tersebut akan digunakan untuk refinancing pinjaman jangka pendek lainnya.
INVS - Alokasi belanja modal
PT Inovisi Infracom (INVS) mengalokasikan dana belanja modal senilai Rp 2.2 Triliun tahun ini untuk membiayai ekspansi. Sekitar Rp 1.4 Triliun akan digunakan untuk Goldchild Group, Rp 350 Miliar untuk QDC Engineering, dan sisanya untuk pengembangan bisnis IT. Goldchild Group menjalankan bisnis pertambangan batubara dan mineral, akan menggunakan dana belanja modal untuk pembelian alat berat serta mendukung kegiatan eksplorasi. INVS telah melakukan akuisisi 5 tambang batubara senilai US$ 150 Juta yang masih dalam tahap eksplorasi. Produksi awal diperkirakan dimulai pada 2013 dengan total kapasitas produksi ditargetkan mencapai 180,000 ton per Bulan.
SOBI - Pinjaman dari induk usaha
PT Sorini Agro Asia Corporindo (SOBI) mendapatkan pinjaman dari induk usaha, Cargill Asia Pacific Treasury, senilai US$ 75 Juta dengan tingkat bunga yang mengacu pada LIBOR. Cargill melalui anak usahanya, Cargill Foods Indonesia, memiliki 98% saham SOBI.
UNTR - Proyeksi pertumbuhan penjualan
PT United Tractor (UNTR) menargetkan pertumbuhan penjualan alat berat naik moderat, yaitu 10% dari 2011. UNTR menargetkan penjualan alat berat sebanyak 9,020 unit tahun ini dibandingkan target 8,200 unit tahun lalu. Minimnya proyeksi pertumbuhan dikarenakan kekhawatiran bahwa krisis Eropa akan menahan permintaan alat berat dalam negeri, namun UNTR tetap optimis pada tahun ini karena potensi penjualan alat berat ke industri pertambangan cukup tinggi.
WIKA - Target perolehan kontrak baru
Manajemen PT Wijaya Karya (WIKA) menargetkan mendapat kontrak baru senilai Rp 16.5 Triliun tahun ini, sedangkan nilai kontrak joint venture yang diincar WIKA di 2012 adalah Rp 2.9 Triliun. Berdasarkan target itu maka proyeksi laba bersih mencapai Rp 430 Miliar, lebih tinggi 22.8% dibandingkan proyeksi tahun lalu Rp 350 Miliar. WIKA akan lebih banyak menggarap proyek infrastruktur pemerintah. WIKA juga tengah menangani proyek infrastruktur di Libia.