Daily News 21/10
October 21, 2020 No. 1825
Indonesia Masih butuh tambahan waktu untuk mengkaji, Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menunda pengumuman kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) 2021. Direktur Jenderal (Dirjen) Bea Cukai Kemenkeu Heru Pambudi menyampaikan, hal tersebut tak lain akibat dampak ekonomi yang ditimbulkan dari pandemi corona virus disease 2019 (Covid-19). Kata Heru, akibat pandemi, pabrik-pabrik rokok pun ikut menerima pukulan berat. Heru bilang, pemerintah akan menentukan tarif cukai rokok 2021 yang ideal, baik bagi pelaku usaha maupun efektivitasnya untuk menurunkan tingkat prevalensi perokok usia muda. Heru menegaskan, pemerintah akan sangat berhati-hati merumuskan tarif dan instrumen kebijakan fiskal lainnya yang berkaitan dengan rokok. Dia mengatakan, pihaknya harus mengkoordinasikan kepentingan industri. Sebab, tidak memungkiri bahwa pabrikan rokok telah mempekerjakan pekerja langsung maupun tidak langsung. Adapun pada tahun-tahun sebelumnya, kenaikan tarif cukai biasanya diumumkan oleh Kemenkeu di periode September-Oktober. Sebagai catatan, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 pemerintah menargetkan penerimaan cukai sebesar Rp 178,47 triliun, Angka tersebut naik 3,6% dari proyeksi tahun ini. Sementara, perkembangan realisasi penerimaan cukai sampai dengan September 2020 sebesar Rp 115,32 triliun, tumbuh 7,24% dibandingkan realisasi di periode sama tahun lalu senilai Rp 107,53 triliun. Khusus untuk realisasi CHT sepanjang Januari-September 2020 sebesar Rp 111,46 triliun. Angka tersebut naik 8,53% atau lebih tinggi dari Januari-September 2019 yang membubukan penerimaan sebesar Rp 102,7 triliun. Pencapaian penerimaan cukai dalam sembilan bulan itu pun sudah mendapai 66,97% dari target akhir tahun yang ditetapkan sejumlah Rp 172,2 triliun. (Source: Kontan) Amerika Serikat Wall Street kembali berenergi pada penutupan perdagangan Selasa (20/10/2020). Tanda akan disetujuinya stimulus di Washington membawa angin segar. Pasalnya stimulus bisa membantu recovery ekonomi AS semakin cepat. Ketua DPR Nancy Pelosi mengatakan bahwa dia berharap kesepakatan stimulus corona dapat dicapai pada akhir pekan ini, setelah Pelosi berbicara dengan Menteri Keuangan Steven Mnuchin tentang kesepakatan stimulus. Ini berarti kemungkinan stimulus bisa disahkan sebelum pemilihan presiden AS, 3 November. Hal senada juga ditegaskan Kepala staf Gedung Putih Mark Meadows. Menurutnya ada kemajuan yang baik pada paket stimulus antara eksekutif dan legislatif. Sejumlah analis menilai berita ini adalah kabar baik untuk pasar. Meskipun jangka pendek. Peter Hanks, ahli strategi di DailyFX mengatakan bahwa investor memang menunggu kejelasan tentang pembicaraan stimulus. Ini membuat dinamika di pasar berubah. (Source: CNBC Indonesia) China Rata-rata harga rumah baru pada 70 kota besar China naik 4,6 persen (YoY) pada September 2020. Ini adalah kenaikan harga rumah paling lambat sejak Februari 2016, karena wabah COVID-19 membuat takut calon pembeli untuk keluar dan melakukan transaksi apa pun. Di antara kota-kota terbesar di China, Shenzhen mencatat kenaikan terbesar (5,3 persen vs 6,2 persen pada Agustus), diikuti oleh Chongqing (5,3 persen vs 5,3 persen), Shanghai (4,5 persen vs 4,5 persen), Beijing (3,8 persen vs 3,4 persen), Guangzhou (2,1 persen vs 1,6 persen), dan Tianjin (0,8 persen vs 0,9 persen). Dalam skala bulanan, harga rumah baru naik 0,4 persen di bulan September, setidaknya dalam enam bulan, setelah naik 0,6 persen di bulan Agustus. (Source: Tradingeconomics) Jepang Badan Jasa Keuangan Jepang (FSA) akan melakukan penyelidikan terhadap Bursa Efek Tokyo atau Tokyo Stock Exchange (TSE) setelah kegagalan sistem yang menyebabkan penangguhan perdagangan sehari penuh di awal bulan ini. Berdasarkan laporan media setempat, FSA juga kemungkinan akan mengeluarkan perintah perbaikan bisnis karena kejadian tersebut. FSA akan segera memulai penyelidikan di tempat, berdasarkan mana ia akan memutuskan tindakan administratif apa yang akan diambil terhadap bursa, tulis Nikkei yang dikutip Reuters. Menanggapi pertanyaan tentang laporan media, Menteri Keuangan Jepang Taro Aso mengatakan, bahwa dia tidak dapat mengatakan apa-apa tentang penyelidikan di tempat pada tahap ini, dan tanpa mempertimbangkan pemeriksaan regulator atas laporan insiden tersebut. Pada konferensi pers pada hari Senin, TSE mengatakan akan menyusun aturan baru pada Maret mendatang tentang bagaimana memulai kembali perdagangan setelah kegagalan sistem. Otoritas bursa ini juga bakal membentuk komite untuk menyusun pedoman baru. (Source: Kontan)