Daily News 20/10
October 20, 2020 No. 1824
Indonesia Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tidak akan memberikan pembebasan pajak bagi pembelian mobil baru. Setidaknya untuk saat ini tidak ada rencana dan pembahasan mengenai hal tersebut. Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan, pemerintah mempertimbangkan untuk memberikan insentif berupa pembebasan pajak untuk pembelian mobil baru. Rencana tersebut pun langsung disampaikan kepada Kemenkeu. Namun, Sri Mulyani menekankan, tidak akan memberikan insentif tersebut dalam waktu dekat atapun tahun berikutnya. Sebaliknya, pemerintah akan mencari langkah lain untuk bisa tetap membantu sektor industri. Apalagi, eks Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menilai sudah banyak insentif yang diberikan oleh pemerintah kepada semua sektor, termasuk industri yang sangat tertekan akibat pandemi Covid-19. Lebih lanjut, Sri Mulyani bilang semua insentif yang sudah diberikan pemerintah pun akan tetap dievaluasi. Dengan demikian, nantinya insentif yang diberikan memang bermanfaat bagi ketahanan semua industri dalam menghadapi situasi sulit saat ini. (Source: CNBC Indonesia) Amerika Serikat Bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah ke level terendah dalam hampir dua pekan terakhir karena Kongres masih berbeda pendapat mengenai paket stimulus AS. Indeks kembali melemah menyusul perbedaan pendapat terhadap paket stimulus yang masih cukup besar di Senat yang dikendalikan Partai Republik. Ketua DPR Nancy Pelosi mengatakan negosiator kaukusnya masih berusaha mencapai kesepakatan. Pelosi menetapkan batas waktu Selasa (20/10/2020) untuk pemungutan suara setelah diskusi panjang selama akhir pekan dengan Menteri Keuangan Steven Mnuchin. Di lain pihak, Senat AS yang didominasi Partai Republik menentang rancangan undang-undang stimulus tersebut. Sementara itu, data menunjukkan bagian-bagian penting dari ekonomi AS melambat dua minggu menjelang pemungutan suara pemilihan presiden AS. Sementara itu, pejabat Federal Reserve memperingatkan pertumbuhan akan melambat tanpa stimulus tambahan. (Source: Bisnis.com) China Data Biro Statistik Nasional China menunjukkan ekonomi China tumbuh 4,9% pada kuartal III-2020. Ekonomi China tumbuh 0,7% dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Ekonomi terbesar kedua di dunia itu terus pulih dari pertumbuhan terendah selama beberapa dekade yang terlihat pada bulan-bulan pertama tahun ini yang disebabkan oleh guncangan virus corona. Pemerintah telah meluncurkan serangkaian tindakan, termasuk lebih banyak pengeluaran fiskal, keringanan pajak dan pemotongan suku bunga pinjaman dan persyaratan cadangan bank untuk menghidupkan kembali ekonomi yang dilanda virus corona dan mendukung lapangan kerja. Pada basis kuartal ke kuartal, PDB naik 2,7% pada Juli-September, kata biro, dibandingkan dengan ekspektasi untuk kenaikan 3,2% dan kenaikan 11,5% pada kuartal sebelumnya. (Source: Kontan) Jepang Penurunan ekspor Jepang pada September 2020 lebih lambat dari enam bulan sebelumnya, karena pengiriman mobil ke Amerika Serikat mulai pulih dari posisi terendah selama Covid-19, menunjukkan tekanan pandemi pada ekonomi mereda. Secara tahunan, total penurunan ekspor 4,9% pada bulan September. Namun, penurunan ini berarti laju kontraksi dalam ekspor mereda setelah enam bulan penurunan dua digit, termasuk penurunan 14,8% di bulan sebelumnya. Ekspor turun selama 22 bulan berturut-turut, menandai penurunan terpanjang sejak 23 bulan berjalan hingga Juli 1987, didorong oleh lebih sedikit ekspor besi ke Taiwan dan kapal ke Panama. Jepang telah mengumumkan $ 2,2 triliun dalam dua paket stimulus untuk melindungi ekonomi dari pukulan krisis Covid-19, termasuk pembayaran tunai untuk rumah tangga dan pinjaman usaha kecil. Impor keseluruhan merosot 17,2% di tahun hingga September. Akibatnya, neraca perdagangan mengalami surplus 675,0 miliar yen ($ 6,4 miliar). (Source: Kontan)