Daily News 24/11
November 24, 2020 No. 1846
[Indonesia] - Uji Klinis Rampung, BPOM Sebut Aspek Keamanan Sinovac Baik Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito menyampaikan bahwa hasil uji klinis vaksin Covid-19 merek Sinovac terpantau baik dan siap mendapatkan label EUA (Emergency Used Autorization). Penny mengatakan aspek keamanan dalam uji klinis, pantauannya baik. Aspek mutu dari vaksin Sinovac juga baik. Sekarang sedang menunggu proses analisis, sehingga aspek keamanan efikasi bisa kita dapatkan dan kita bisa berikan EUA sehingga vaksinasi bisa dilakukan. Lebih lanjut, dia menyatakan bahwa sertifikasi EUA menjadi bukti bahwa vaksin yang akan diberikan kepada masyarakat merupakan yang memiliki khasiat, terjamin keamanan dan efektivitasnya. Seperti diberitakan sebelumnya, BPOM memperkirakan EUA vaksin Covid-19 yang dari Sinovac baru akan keluar setidaknya pada akhir Januari 2021. Penny menjelaskan, untuk mendapatkan EUA sudah ada kesepakatan yang diberikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni untuk mendapatkan EUA sedikitnya BPOM harus mendapatkan data laporan lengkap hasil uji klinik 1 dan 2, dan interim analisis dari uji klinik fase 3, tiga bulan dari penyuntikkan terakhir. Di sisi lain, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai penyiapan mulai dari sumber daya manusia, fasilitas atau sarana/prasarana hingga melakukan simulasi untuk mendukung kelancaran proses vaksinasi. Sementara itu, Presiden Jokowi meminta agar simulasi vaksinasi Covid-19 terus dilakukan sebelum vaksin tiba di Tanah Air. Selain itu, Kepala Negara juga meminta kepada semua pihak terkait untuk betul-betul memperhatikan proses distribusi vaksin ke seluruh daerah di Indonesia. (Source: Bisnis.com) [Amerika Serikat] - Indeks PMI US Meningkat The IHS/Markit US Manufacturing PMI melonjak menjadi 56,7 pada November 2020 dari 53,4 pada Oktober, mengalahkan perkiraan pasar sebesar 53. Hal ini menunjukkan ekspansi terkuat dalam aktivitas pabrik sejak September 2014, di tengah peningkatan output yang nyata, sebagian besar didorong oleh kenaikan yang signifikan dalam bisnis baru karena kondisi permintaan membaik. Selain itu, kenaikan produksi merupakan yang tercepat sejak Maret 2015 dan pesanan ekspor baru juga pulih, tetapi penciptaan lapangan kerja melambat meskipun terjadi peningkatan paling kuat dalam jumlah pekerja yang menumpuk sejak Agustus 2014. Laju inflasi harga input naik ke yang tercepat sejak Oktober 2018, karena permintaan akan input meningkat sekali lagi dan di tengah penurunan kinerja vendor yang memecahkan rekor. Harga pemasok yang lebih tinggi diteruskan ke klien, namun, melalui kenaikan biaya paling tajam selama lebih dari dua tahun. Akhirnya, kepercayaan bisnis melonjak ke level terkuat sejak Februari 2015. (Source: Tradingeconomics) [China] - UU Antimonopoli China Pemerintah China sedang menggodok Undang-Undang anti monopoli di platform digital. UU Anti Monopoli disusun dengan tujuan agar tidak tercipta penguasaan pasar yang membuat pemain baru sulit masuk dan berkembang. Kabarnya aturan ini membidik Alibaba, Tencent, Ant Group, Bytedance dan raksasa teknologi China lainnya yang sudah cukup dominan di pasar China. Daniel Zhang mengatakan perusahaan internet China telah bergerak maju ke industri global dengan bantuan pemerintah dan sekarang peraturan perlu dikembangkan lagi. Ia pun menyebut UU Anti Monopoli CHina yang bertujuan mencegah perilaku monopoli oleh platform internet "tepat waktu dan perlu", ujar Daniel Zhang seperti dikutip dari Reuters, Senin (23/11/2020). Pengembangan industri dan pengawasan pemerintah adalah hubungan yang saling bergantung dan mempromosikan, sehingga perusahaan platform tidak hanya dapat berkembang dengan baik, tetapi juga melayani pembangunan yang berkelanjutan dan sehat bagi seluruh masyarakat. Awal bulan ini, Bursa Saham Shanghai menangguhkan sementara pencatatan saham perdana (IPO) saham Ant Group setelah regulator memperingatkan bisnis pinjaman online yang menguntungkan akan menghadapi pengawasan yang lebih ketat. (Source: CNBC Indonesia) [Singapura] - Resesi Belum Pergi Dari Singapura Resesi belum pergi dari Singapura. Kementerian perdagangan dan industri negeri kota itu mencatat produk domestik bruto (PDB) masih negatif, -5,8% year-on-year (yoy) pada kuartal III (Q3) 2020. Meski demikian, data resmi yang dikeluarkan Senin (23/11/2020) menunjukkan adanya sedikit perbaikan di Negeri Singa. Pelonggaran penguncian terkait Covid-19 membuat ekonomi deikit menggeliat. Kinerja ekonomi Singapura yang membaik didukung oleh dimulainya kembali aktivitas secara bertahap pada kuartal ketiga setelah Circuit Breaker yang diterapkan mulai 7 April hingga 1 Juni 2020, serta rebound aktivitas di negara-negara ekonomi utama selama kuartal tersebut saat mereka keluar dari (aturan) penguncian, kata kementerian. Circuit Breaker mengacu pada tindakan penguncian parsial negara yang bertujuan untuk menahan penyebaran virus corona. Singapura mulai mencabut beberapa batasan sejak awal Juni, dengan beberapa ketentuan tetap wajib dilakukan, seperti wajib memakai masker dan topi pada pertemuan. Sektor manufaktur tumbuh 10%. Tetapi aktivitas konstruksi menyusut sebesar 46,6%. Sektor jasa, sektor keuangan dan asuransi tumbuh 3,2%. Sementara transportasi dan penyimpanan mengalami kontraksi sebesar 29,6%. Pemerintah sempat memperkirakan penurunan PDB sebesar 7% di Q3 ini. Sementara para analis memperkirakan kontraksi 5,4%. Sebelumnya di basis yang sama, ekonomi Singapura di Q2 2020 -13,3%. Sedangkan di Q1 2020 -0,3%. Sementara itu, di sepanjang 2020 ini, pemerintah meramal PDB akan -6,5% hingga -6%. Ini adalah evaluasi terbaru dari ramalam sebelumnya -5% hingga -7%. Singapura baru akan tumbuh positif tahun depan. PDB diramal antara 4% hingga 6% di 2021. Singapura kini memiliki 58.160 kasus positif. Menurut data Worldometers, ada 28 kasus kematian, dan 58.067 pasien berhasil sembuh. (Source: CNBC Indonesia)