Daily News 30/11

November 30, 2020 No. 1850
[Indonesia] - Dibalik Deal Ekspor 200 Juta Ton Batu Bara RI
Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) menyebutkan kesepakatan ekspor batu bara ke China hingga 200 juta ton mulai tahun ini difasilitasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves). Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengatakan kesepakatan ini merupakan kerja sama government-to-government antara Indonesia dan China, diwakili oleh APBI dengan China Coal Transportation and Distribution Association. Ini sekaligus menandai 70 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara. Kesepakatan ini akan terus meningkatkan ekspor batu bara Indonesia ke China. Hingga saat ini China menjadi salah satu negara tujuan ekspor utama batu bara Indonesia yakni mencapai 30% dari total ekspor. Sedangkan bagi China, Indonesia merupakan importir batu bara therma terbesarnya di mana pada tahun lalu 49% batu bara thermal yang masuk ke China berasal dari Indonesia. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir dari 2015-2019 terjadi kenaikan yang signifikan dari impor ini. Menurut hitungan APBI setidaknya ada pertumbuhan 13,3% tiap tahunnya. Angka terakhir ekspor batu bara ke China mencapai 130 juta ton, naik dari posisi 2015 yang sebanyak 75 juta ton. (Source: CNBC Indonesia)

[Amerika Serikat] - AS Beri Sanksi Perusahaan China Dan Rusia
AS telah memberikan sanksi ekonomi terhadap empat perusahaan China dan Rusia yang diklaim Washington membantu mendukung program rudal Iran. Keempat perusahaan itu dituduh "mentransfer teknologi dan barang sensitif ke program rudal Iran" dan akan dikenakan pembatasan bantuan pemerintah AS dan ekspor mereka selama dua tahun, kata Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dalam sebuah pernyataan. Sanksi, yang dijatuhkan pada hari Rabu, terhadap dua perusahaan yang berbasis di China, Chengdu Best New Materials dan Zibo Elim Trade, serta Nilco Group Rusia dan perusahaan saham gabungan Elecon. "Langkah-langkah ini adalah bagian dari tanggapan kami terhadap aktivitas jahat Iran," kata Pompeo. (Source: Kontan)

[China] - Cuan Industri Manufaktur China Cetak Rekor Bukti Ekonominya Mulai Pulih
Perusahaan manufaktur di China mencetak rekor laba tertingginya sejak 2017, sampai Oktober industri manufaktur Cina telah tumbuh selama enam bulan penuh. Ini jadi sinyal ekonomi China mulai pulih setelah diterjang pandemi. Melansir Reuters, Jumat (27/11) laba industrial China melejit 28,2% (yoy) pada Oktober 2020 menjadi 642,91 miliar Yuan atau setara US$ 97,97 miliar. Pada September pertumbuhannya 10,1% (yoy). Pertumbuhan tersebut merupakan yang tertinggi sejak Januari-Februari 2017. Statistician Senior BPS China Zhu Hong bilang melejitnya pertumbuhan terebut ditopang oleh meningkatnya pendapatan investasi. Manufaktur China memang pulih dengan luar biasa saat pandemi usai, ditopang melonjaknya permintaan ekspor. Perdana Menteri China Li Keqiang menaksir tahun depan aktivitas ekonomi negaranya bakal pulih sepenuhnya. Adapun sampai Oktober, manufaktur di China tercatat telah tumbuh positif 0,7% (ytd), padahal pada September masih tercatat kontraksi 2,4% (ytd). Produksi barang elektronik, termasuk pasokan suku cadang kendaraan jadi penopangnya. Adapun perusahaan swasta jadi pihak yang paling meraup untung, dimana laba pada Oktober juga telah tercatat positif 1,1% (ytd). Sampai September kemarin, pertumbuhannya masih terkontraksi 0,5%. Adapun perusahaan pelat merah meski membaik masih mencatat kontraksi pertumbuhan dari 14,3% (ytd) pada September 2020, menjadi 14,3% (ytd) pada Oktober 2020. (Source: Kontan)

[Jepang] - Jepang Alami Kejatuhan Harga-Harga Barang Terburuk 8 Tahun
Indeks Harga Konsumen (IHK) inti di Tokyo mengalami penurunan tahunan terbesar dalam lebih dari delapan tahun terakhir, memperlihatkan krisis virus corona terus menambah tekanan deflasi pada perekonomian Jepang. Data yang dikeluarkan pada Jumat (27/11/2020), yang dianggap sebagai indikator utama tren harga nasional, memperkuat ekspektasi pasar bahwa inflasi akan tetap jauh dari target Bank of Japan sebesar 2% di masa mendatang. Data pemerintah menunjukkan indeks harga konsumen inti (CPI) untuk ibu kota Jepang, yang mencakup produk minyak, tetapi tidak termasuk harga makanan segar, turun 0,7% pada November dari tahun sebelumnya, sesuai dengan perkiraan rata-rata harga pasar. Jumlah tersebut juga mengikuti penurunan 0,5% pada Oktober dan menandai penurunan tahunan terbesar sejak Mei 2012. Data tersebut juga menunjukkan penurunan biaya bahan bakar dan dampak dari kampanye pemerintah yang menawarkan diskon untuk perjalanan domestik membebani harga konsumen Tokyo. (Source: CNBC Indonesia)