Daily News 02/12

December 02, 2020 No. 1852
[Indonesia] - BPS Catat Terjadi Inflasi Pada November 2020
Tren inflasi kembali berlanjut. Setelah pada bulan Oktober 2020 Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami inflasi sebesar 0,07% mom, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi inflasi IHK sebesar 0,28% (mom) pada bulan November 2020. Dengan demikian, inflasi tahun kalender tercatat sebesar 1,23% year to date (ytd) dan bila menilik inflasi tahunan, terjadi inflasi sebesar 1,59% yoy. Setianto pun mengatakan, dari 90 kota IHK yang dipantau, sebagian besar kota mengalami inflasi. Sebanyak 83 kota tercatat inflasi dan 7 kota mengalami penurunan harga (deflasi). Inflasi tertinggi terjadi di kota Tual, dengan inflasi sebesar 1,15% mom dan utamanya ada andil dari peningkatan harga komoditas perikanan, yaitu Tongkol, Layang, dan Benggol, serta peningkatan harga bahan bakar rumah tangga. Sementara deflasi terendah terjadi di Kendari dengan deflasi sebesar 0,22% mom, yang disebabkan oleh penurunan harga, terutama dari komoditas perikanan ikan layang atau ikan benggol dengan andil 0,07%, ikan cakalang dengan andil 0,05%, dan ikan teri. (Source: Kontan)

[Amerika Serikat] - IHS Markit Manufacturing PMI Amerika Serikat
IHS Markit Manufacturing PMI Amerika Serikat dikonfirmasi sebesar 56,7 pada November 2020, hal ini menunjukkan pertumbuhan pabrik terkuat sejak September 2014. Pertumbuhan keseluruhan didukung oleh kenaikan yang lebih cepat dalam output dan pesanan baru di tengah kuatnya domestik dan permintaan klien asing. Namun, lapangan kerja hanya meningkat sedikit, dan tekanan pada kapasitas diperburuk oleh penundaan rantai pasokan dan kekurangan input yang hampir disurvei. Terlepas dari ketidakpastian jangka pendek yang tercermin dalam perekrutan yang lebih lambat, perusahaan paling yakin mengenai prospek output selama tahun mendatang dalam hampir enam tahun. Di sisi harga, harga input meningkat tajam dan biaya output naik pada laju tercepat selama lebih dari dua tahun karena perusahaan berusaha untuk membebankan biaya yang lebih tinggi ini kepada pelanggan. (Source: Tradingeconomics)

[China] - China Percaya Diri Lampaui AS Jadi Pasar Barang Konsumen Terbesar
China terus menyatakan keyakinannya bahwa pasar barang konsumen domestiknya akan segera melampaui Amerika Serikat untuk menjadi yang terbesar di dunia. Di masa lalu, pihak berwenang China jarang membuat perbandingan seperti itu karena takut memicu pembalasan yang sengit dan tekanan dari Washington. Namun baru-baru ini, Lian Weiliang, Wakil Ketua Badan Perencanaan Ekonomi China telah memperkuat visi tersebut sebagai bagian dari strategi kemandirian negara, yang akan diterapkan dalam rencana pembangunan 2021-2025 dan visi 2035. Penjualan ritel China untuk pertama kalinya melampaui 40 triliun yuan pada 2019, meningkat lebih dari 42 persen dari 2015. Ini akan segera menyusul Amerika Serikat untuk menjadi pasar barang konsumen teratas, kata Lian dilansir South China Morning Post. Menurut Biro Statistik Nasional, penjualan ritel China mencapai 41,2 triliun yuan (US$ 6,2 triliun) tahun lalu. Sedangkan, data dari Biro Sensus AS menunjukkan penjualan ritel di negara itu mencapai US$ 6,2 triliun pada 2019. Lian mengatakan China yang sudah memiliki populasi berpenghasilan menengah terbesar di dunia, juga meraup untung dari nilai tambah manufaktur paling jumbo, memiliki pengguna internet terbanyak, serta 500 perusahaan teratas. Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional bertanggung jawab untuk menyusun rencana lima tahun, dengan rincian sejumlah langkah wajib dan antisipatif yang diharapkan akan diumumkan pada Maret tahun depan di Kongres Rakyat Nasional. (Source: Bisnis.com)

[Korea Selatan] - Surplus Perdagangan Korea Selatan
Surplus perdagangan Korea Selatan meningkat menjadi USD 5,93 miliar pada November 2020 dari USD 3,31 miliar pada bulan yang sama tahun sebelumnya. Ekspor naik 4 persen dari tahun sebelumnya menjadi USD 45,81 miliar, sementara impor turun 2,1 persen menjadi USD 39,88 miliar, di tengah pandemi virus corona. Dilihat dari sebelas bulan pertama tahun 2020, surplus meningkat menjadi USD 39,62 miliar dari USD36,91 miliar pada periode yang sama tahun 2019. (Source: Tradingeconomics)