Daily News 03/12
December 03, 2020 No. 1853
[Indonesia] - Fokus Penggunaan APBN Tahun 2021 Fokus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2021 adalah untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi dan penguatan reformasi. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tahun depan akan membelanjakan Rp 2.750 triliun, terutama untuk belanja yang bertujuan untuk melanjutkan program penanganan Covid-19 dan juga terutama untuk vaksinasi. Tapi tentu juga akan terus mendukung beberapa program perlindungan sosial dan program untuk membantu sektoral serta Pemda untuk pulih dari Covid-19. APBN tahun 2021 juga dirancang untuk mendukung reformasi pada sektor penerimaan negara. Menkeu menyebut bahwa hal ini sangat penting untuk konsolidasi fiskal dan mengembalikan kembali kesehatan APBN. Fokus pada pendapatan negara diantaranya adalah untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional melalui pemberian insentif pajak secara selektif dan terukur, melakukan relaksasi prosedur untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional, dan meningkatkan pelayanan PNBP kepada masyarakat. Kemudian, pembiayaan anggaran yang ada pada APBN tahun 2021 juga akan tetap dikelola secara prudent dan penuh kehati-hatian. Pembiayaan anggaran akan dilakukan untuk mendukung restrukturisasi dari berbagai BUMN, BLU dan Sovereign Wealth Fund (SWF), meningkatan akses pembiayaan untuk permodalan UMKM, UMi dan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, serta dukungan terhadap pendidikan terutama pendidikan tinggi, penelitian dan kebudayaan. Pada tahun 2021, total alokasi belanja negara akan mencapai Rp 2.750 triliun. Anggaran ini tersebar dibeberapa bidang yaitu untuk bidang pendidikan mencapai Rp 550 triliun, untuk kesehatan Rp 169,7 triliun, untuk program perlindungan sosial Rp 408,8 triliun, untuk infrastruktur akan meningkat kembali ke Rp 417,4 triliun, untuk bidang ketahanan pangan Rp 99 triliun, pariwisata Rp 14,2 triliun, dan bidang untuk pembangunan TIK mencapai Rp26 triliun. (Source: Kontan) [Amerika Serikat] - AS Diprediksi Bisa Melakukan Vaksinasi Bulan Ini Harapan segera berakhirnya pandemi Covid-19 tampaknya bakal segera jadi kenyataan. Kehadiran vaksin yang ditunggu-tunggu semua orang sebagai senjata utama melawan virus tersebut sudah di depan mata. Dua vaksin buatan perusahaan farmasi ternama tengah bersaing ketat agar segera meluncur dalam waktu dekat. Moderna telah memiliki hasil final dari uji coba fase 3 vaksin Covid-19 buatannya dimana tingkat kemanjuran vaksin mencegah virus corona mencapai 94,1% dan khasiatnya menyembuhkan pasien Covid-19 parah mencapai 100%. Sementara tingkat kemanjuran Pfizer-BioNTech berdasarkan hasil uji akhir mencapai 95% tapa ada efek samping serius. Dua vaksin ini kemungkinan besar akan mulai digunakan di Amerika Serikat (AS) pada Desember ini. Menurut dokumen Operation Warp Speed yang diperoleh CNN pada Selasa (2/12), pengiriman pertama vaksin Pfizer dijadwalkan dilakukan pada 15 Desember 2020. Sementara pengiriman pertama vaksin Moderna akan dimulai pada 22 Desember. Namun, tanggal distribusi tersebut masih akan tergantung pada keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan ASn atau Food and Drug Administration (FDA) untuk memberikan otorisasi terhadap penggunaan darurat kedua vaksin itu. Pfizer mengajukan aplikasi ke FDA pada 20 November dan Moderna pada 30 November. Komite Penasihat Vaksin dan Produk Biologi Terkait di FDA akan bertemu pada 10 Desember untuk meninjau data vaksin Pfizer dan membuat rekomendasi untuk otorisasi terhadap vaksin itu. FDA dan Komite Penasehat untuk Praktik Imunisasi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di AS (CDC) disebut akan melakukan melakukan pertemuan empat hari pada 11-14 Desember untuk membuat rekomendasi siapa yang harus menerima vaksin terlebih dahulu. Sementara peninjauan atas vaksin Moderna akan dilakukan FDA dan Komite Penasehat untuk Praktik Imunisasi AS pada 18-21 Desember. Di dalam dokumen itu juga telah diurai perkiraan jumlah vaksin yang akan diproduksi. Vaksin Pfizer diperkirakan akan diproduksi 22,5 juta dosis pada Desember dan vaksin Moderna 18 juta dosis. (Source: Kontan) [China] - Beijing Tuduh Washington Adopsi Kebijakan Diskriminatif Hubungan China dengan Amerika Serikat nampaknya belum akan mendingin dalam waktu dekat. Tensi tinggi antara kedua negara masih kerap terjadi. Terbaru, Beijing menyebut Washington mengadopsi kebijakan diskriminatif terhadap perusahaan-perusahaan asal China. Ungkapan tersebut adalah tanggapan atas RUU yang digodok parlemen Amerika Serikat yang dapat memblokir perusahaan-perusahaan China dari pasar sekuritas AS. Dewan Perwakilan Rakyat AS diperkirakan akan mengesahkan undang-undang pada minggu ini. Pihak parlemen AS menyebut RUU ini nantinya dapat mencegah beberapa perusahaan China mencatatkan saham mereka di bursa AS kecuali jika mereka mematuhi standar audit di negara tersebut. (Source: Kontan) [Inggris] - Inggris Restui Vaksin Covid-19 Pfizer Dijual Minggu Depan Inggris menjadi negara pertama yang memberikan restu penggunaan darurat vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech untuk digunakan oleh masyarakat luas. Dengan izin ini, vaksin tersebut diprediksi akan mulai dijual ke publik pekan depan. "Pemerintah hari ini telah menerima rekomendasi dari Badan Pengatur Obat dan Produk Kesehatan independen (MHRA) untuk menyetujui vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech untuk digunakan," kata departemen kesehatan dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari AFP, Rabu (2/12/2020). "Vaksin akan tersedia di seluruh Inggris mulai minggu depan," kata pernyataan itu, dengan kelompok prioritas termasuk penghuni panti jompo, staf kesehatan dan perawatan. Inggris sendiri telah memesan 20 juta dosis vaksin Pfizer tetapi belum diketahui berapa jumlah yang akan tiba tahun ini. Vaksin ini membutuhkan dua dosis agar tubuh kebal Covid-19. (Source: CNBC Indonesia)