Daily News 15/01
January 15, 2021 No. 1879
[Indonesia] - Program B40 Batal Lanjut Di 2021 Pemerintah batal melanjutkan program mandatori biodiesel 30% (B30) menjadi biodiesel 40% (B40) pada 2021 ini. Dengan demikian, pada tahun ini program mandatori biodiesel tetap berada pada level 30% atau B30. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengatakan, batalnya kelanjutan program B40 pada tahun ini karena pertimbangan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang masih rendah dan harga minyak sawit yang masih tinggi, sehingga bakal butuh tambahan insentif dan subsidi lebih besar dibandingkan dengan program B30. Namun demikian, menurutnya pihaknya masih terus mempersiapkan hal teknis untuk program B40 meski tidak jadi dijalankan pada tahun ini. Menurut Dadan, harga sawit saat ini sedang dalam kondisi bagus di skala nasional, sehingga insentif yang diberikan akan semakin lebar untuk B40. Berdasarkan hitung-hitungan yang dilakukan oleh beberapa kementerian, insentif yang dibutuhkan untuk program B30 saja mencapai sekitar Rp 46 triliun untuk kuota biodiesel (Fatty Acid Methyl Esters/ FAME) 9,2 juta kilo liter (kl). Selain kekurangan anggaran untuk insentif, Dadan menyebut pertimbangan lain belum diterapkannya B40 adalah karena konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang anjlok. Lebih lanjut dia mengatakan, pihaknya tengah mempersiapkan unsur-unsur teknis untuk B40, yakni menguji dan meneliti dari kualitas dan spesifikasi biodiesel, persentase kadar air, serta persentase kontaminan pengotornya. Menurutnya, pihaknya sudah memiliki komposisi untuk B40 ini dan sudah dilakukan pengetesan di mesin mobil dan lolos 1.000 jam. (Source: CNBC Indonesia) [Amerika Serikat] - Biden Akan Mengguyur Stimulus US$ 1,9 Triliun Presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden mengumumkan proposal stimulus yang dirancang untuk memulihkan ekonomi akibat pandemi virus corona dan membantu komunitas minoritas dengan bantuan sekitar US$ 1,9 triliun. Mengutip Reuters, Jumat (15/1), pada kampanye tahun lalu Biden berjanji untuk menangani pandemi dengan lebih serius ketimbang Presiden Donald Trump, dan paket itu bertujuan untuk mewujudkan janji kampanye tersebut dengan masuknya sumber daya untuk peluncuran vaksin virus corona dan pemulihan ekonomi. Pemerintah mendatang akan bekerja cepat dengan Kongres mengenai paket stimulus setelah Biden menjabat pada 20 Januari, meski pemakzulan Trump mengancam anggota parlemen pada pekan-pekan awal. Paket stimulus bernilai sekitar US$ 1,9 triliun, menurut laporan New York Times, dan termasuk komitmen untuk pemeriksaan stimulus sekitar US$ 1.400, menurut sumber yang mengetahui proposal tersebut. Biden diharapkan berkomitmen untuk bermitra dengan perusahaan swasta untuk meningkatkan jumlah orang Amerika yang divaksinasi. Sebagian besar sumber daya keuangan tambahan akan didedikasikan untuk komunitas minoritas. (Source: Kontan) [China] - Ekspor China Tumbuh Lebih Tinggi Dari Perkiraan Pada Desember 2020 Data bea cukai China menunjukkan, ekspor China tumbuh lebih dari yang diharapkan pada Desember 2020, karena gangguan virus corona di seluruh dunia memicu permintaan barang-barang China. Pemulihan domestik yang kuat juga mendorong minat China untuk produk asing pada bulan Desember, dengan pertumbuhan impor yang semakin cepat dari bulan sebelumnya. Mengutip Reuters, Kamis (14/1), ekspor Desember 2020 naik 18,1% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, melambat dari lonjakan 21,1% pada November tetapi mengalahkan ekspektasi untuk kenaikan 15%. Impor meningkat 6,5% secara year on year pada Desember 2020, melampaui perkiraan 5% dan meningkatkan kecepatan dari pertumbuhan 4,5% di bulan November. Ekspor yang melambung membantu mendorong rebound yang mengesankan di sektor manufaktur China tahun lalu, karena pandemi mendatangkan malapetaka di luar negeri. China diperkirakan akan menjadi satu-satunya ekonomi besar yang mengalami pertumbuhan positif pada tahun 2020. Ekspor tumbuh 3,6% selama setahun penuh dan impor turun 1,1%. (Source: Kontan) [Jepang] - Jepang Mempertahankan Suku Bunganya Bank of Japan mempertahankan suku bunga jangka pendek yaitu sebesar -0,1% dan mempertahankan target untuk imbal hasil obligasi pemerintah Jepang 10-tahun di sekitar 0%. BoJ juga menyebutkan bahwa mereka tidak akan mengubah kontrol kurva imbal hasil atau kerangka pelonggaran kuantitatif. Namun, bank sentral mengatakan akan memperpanjang durasi pembelian tambahan CP dan obligasi korporasi selama enam bulan hingga akhir September 2021, dengan batas atas jumlah yang beredar sekitar JPY 20 triliun. Selain itu, bank juga memperpanjang enam bulan hingga September 2021 skema bantuan dana untuk perusahaan yang terkena krisis COVID-19. Dalam langkah yang tidak terduga, pembuat kebijakan menambahkan mereka akan mulai mencari cara yang lebih baik untuk mencapai target inflasi 2% dan merilis temuannya pada bulan Maret. (Source: Trading Economics)