Daily News 05/02

February 05, 2021 No. 1894
[Indonesia] - Kemenkeu Prediksi Anggaran Kesehatan Bakal Membengkak Jadi Rp 254 Triliun
Direktur Jenderal (Dirjen) Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Askolani menyampaikan anggaran kesehatan tahun 2021 diperkirakan akan naik menjadi Rp 254 triliun. Angka tersebut naik 49,67% dari anggaran yang ditetapkan dalam Undang-Undang (UU) tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 169,7 triliun. Asko bilang, melambungnya anggaran kesehatan seiring dengan perkembangan kondisi pandemi Covid-19 yang dinamis, sehingga diperlukan alokasi yang lebih besar. Asko memerinci anggaran kesehatan tersebut, termasuk digunakan untuk pemberian insentif dan santunan kematian nakes, vaksinasi kepada nakes dan masyarakat, perawatan pasien, obat-obatan, biaya isolasi, biaya tracking, testing dan treatment (3T), serta pengadaan alat kesehatan. Namun demikian, angka tersebut belum final. Asko mengatakan Kemenkeu dan dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus berkoordinasi dalam menetapkan detail alokasi anggaran untuk mendukung penanganan Pandemi Covid-19 secara menyeluruh. Dengan eskalasi Covid-19 yang dinamis, seluruh kebijakan penanganan dan dukungan anggaran akan terus dikaji dan disesuaikan agar mencapai tujuan penanganan dan pengendalian Covid-19 secara efektif, termasuk perlindungan kepada masyarakat, penanganan pasien terkonfirmasi Covid-19 dan dukungan terhadap tenaga kesehatan. Asko menyampaikan seluruh anggaran penanganan kesehatan dan upaya pemulihan ekonomi dilakukan berlandaskan pada UU APBN 2021 yang telah disetujui DPR dan ditetapkan sebagai landasan kebijakan keuangan negara yang akuntabel dan dengan tata kelola yang baik. (Source: Kontan)

[Amerika Serikat] - Klaim Pengangguran Mingguan AS Turun Lebih Di Bawah Perkiraan
Jumlah orang Amerika Serikat yang mengajukan tunjangan pengangguran turun menjadi 779 ribu di pekan yang berakhir 30 Januari, angka ini jauh di bawah ekspektasi pasar sebesar 830 ribu. Ini merupakan penurunan klaim dalam minggu ketiga berturut-turut dan terendah sejak minggu terakhir bulan November. Namun, klaim masih jauh di atas tingkat pra-pandemi dan kemungkinan akan tetap meningkat untuk beberapa waktu karena pandemi masih jauh dari terkendali meskipun vaksinasi sudah dimulai. Secara non musiman, jumlah klaim turun menjadi 816 ribu, dibandingkan dengan 840 ribu di minggu sebelumnya. Selain itu, sekitar 349 ribu orang mengajukan permohonan bantuan dari skema Bantuan Pengangguran Pandemi, yang mencakup pekerja yang tidak memenuhi syarat untuk klaim awal, dibandingkan dengan 404 ribu pada periode sebelumnya. (Source: Trading Economics)

[China] - Ahli AS: Covid Berasal dari China, Nyebar Mulai Oktober 2019
Wabah Covid-19 di China disebut telah terjadi beberapa bulan sebelum negara itu melaporkan secara global. Temuan itu disebutkan oleh tim peneliti dari Institute for Genomics and Evolutionary Medicines di Temple University di Philadelphia, Amerika Serikat. Tim peneliti menyebutkan jika virus sudah beredar sejak pertengahan Oktober 2019. Laporan tersebut sejalan dengan timeline pemerintah China yang baru terbuka di awal tahun 2020. Hasil penelitian tersebut hadir bersamaan dengan kehadiran tim ilmuwan WHO di China. Mereka datang untuk melakukan penyelidikan asal mula Covid-19 di negara tersebut. Tim ilmuwan melakukan penelitian selama dua minggu. Kelompok ahli independent itu juga akan pergi ke beberapa tempat seperti rumah sakit, pasar dan eksibisi pengingat Wuhan saat sedang melawan wabah. (Source: CNBC Indonesia)

[Korea Selatan] - Surplus Transaksi Berjalan Korea Selatan Melebar
Surplus Transaksi Berjalan Korea Selatan meningkat menjadi $11,51 miliar pada bulan Desember 2020 (YoY). Surplus akun Korea Selatan saat ini meningkat menjadi $ 11,51 miliar pada bulan Desember 2020 dari $ 4,33 miliar pada bulan yang sama tahun sebelumnya. Ekspansi ini terutama didorong oleh surplus akun barang sebesar $10,5 miliar, ekspor tumbuh menjadi $52,59 miliar, sementara impor tidak berubah di angka $42,09 miliar. Surplus pendapatan primer menyempit menjadi $2,19 miliar, sedangkan defisit pendapatan sekunder menyempit menjadi $0,65 miliar. Sepanjang tahun, Korea Selatan mencatat surplus $75,28 miliar, naik dari $59,68 miliar pada dua belas bulan sebelumnya. (Source: Trading Economics)