Daily News 04/02

February 04, 2021 No. 1893
[Indonesia] - Good News! Tesla Kirim Proposal Investasi ke RI
Tesla kian serius untuk menggarap investasinya di Indonesia. Teranyar, perusahaan asal Amerika Serikat (AS) itu bakal mengirim proposal secara resmi ke Pemerintah Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pun akhirnya buka suara. Ia mengaku tidak bisa berbicara banyak karena terikat Non Disclosure Agreement (NDA) atau perjanjian kerahasiaan. Namun progresnya hingga kini masih terus berjalan terkait rencana investasi itu. Tesla sempat dikabarkan tertarik membangun pabrik baterai mobil listrik. Proposal tersebut bakal berisi beragam penawaran yang diberikan Tesla kepada Indonesia, mulai dari nilai investasi, rencana ke depan hingga hal teknis lainnya. Sebelum memberikan proposal resmi, memangsudah ada pembicaraan mengenai detil teknis. Namun, pembicaraan itu nampaknya terjadi baru secara virtual. Karena tim Tesla yang semula bakal datang ke Indonesia pada awal Januari ini belum juga tiba. Pandemi Covid-19 menjadi alasan. Rencana Februari 2021 juga diundur terkait larangan terbang internasional oleh Indonesia. Sementara itu, Deputi Investasi & Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto menyebut Tesla berencana memasuki dua bagian investasi. Yakni di pembuatan baterai dan energy storage system. Sedangkan energy storage system adalah semacam giga baterai skala besar yang bisa menyimpan tenaga listrik besar hingga megawatt untuk stabilisator atau untuk pengganti sebagai pembangkit peaker. Hingga kini, pemerintah masih menunggu proposal detil dari Tesla seperti apa. Meski sudah ada pembicaraan namun proposal juga penting dalam hal penawaran kerjasama. (Source: CNBC Indonesia)

[Amerika Serikat] - Yellen Dan Bos IMF Bicara Pentingnya Solusi Multilateral Atasi Masalah Utang Global
Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen dan Kepala Dana Moneter International (IMF) sepakat mengenai perlunya solusi multilateral untuk mengatasi masalah kerentanan utang dan masalah lain yang dihadapi ekonomi global saat ini. Kesepakatan itu disampaikan Kementerian Keuangan AS pada Selasa seperti dikutip dari Reuters, Rabu (3/2). Panggilan telepon Yellen terhadap Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, merupakan yang terbaru dari serangkaian panggilan dengan pejabat top keuangan global setelah Yellen menjabat di pos Kemenkeu AS. Ia menambahkan bahwa tahun 2021 merupakan tahun aksi yang kritis. Yellen berencana mempekerjakan David Lipton, seorang ekonom yang menjabat sebagai wakil Georgieva hingga Februari 2020, sebagai penasihat senior, enam sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters pada hari Selasa. Lipton akan fokus pada peran AS dalam negara maju G7 dan G20 yang lebih besar dalam peran sementara, beberapa sumber mengatakan tanpa menyebut nama. Pakar luar dan pejabat ekonomi global mengatakan mereka melihat konsensus yang berkembang tentang perlunya alokasi baru Hak Penarikan Khusus IMF, sebuah langkah yang mirip dengan pencetakan uang bank sentral, yang diblokir oleh pendahulu Yellen, Steven Mnuchin. (Source: Kontan)

[China] - Jack Ma Dan Xi Jinping Memanas, Alibaba Jadi Korban!
Hubungan pendiri Alibaba Group Jack Ma dan Pemerintahan Presiden China Xi Jinping yang makin memanas rupanya kerap kali memberikan kerugian pada Jack Ma dan perusahaannya. Analis dan ahli memperingatkan bahwa perselisihan Jack Ma dengan pemerintahan Xi Jinping dapat mengganggu pertumbuhan dan menimbulkan ketidakpastian atas masa depan bisnis Alibaba. Rebecca Fannin, penulis 'Tech Titans of China', mengatakan perselisihan Jack Ma dengan Beijing akan "mereda" tetapi akan membutuhkan "kelincahan di pihak Alibaba untuk menghadapi tekanan pemerintah, mengubah kebutuhan konsumen dalam ekonomi digital, dan kekhawatiran investor." Sementara Matthew Schopfer, kepala penelitian di Infusive, manajer aset yang berinvestasi di Alibaba, mengatakan bahwa kekhawatiran baru-baru ini seputar raksasa teknologi itu "akan terbukti menjadi gangguan bagi investor jangka panjang." (Source: CNBC Indonesia)

[Jepang] - Sektor Jasa Jepang Mengalami Penurunan Terbesar dalam 5 Bulan
Indeks PMI sektor jasa Jepang tercatat 46,1 pada Januari 2021. Ini adalah bulan kedua belas kontraksi berturut-turut dan merupakan laju paling tajam dalam lima bulan, karena pemerintah mengumumkan keadaan darurat di Tokyo dikarenakan meningkatnya infeksi COVID-19 lokal. Baik aktivitas maupun bisnis baru yang masuk mengalami penurunan terbesar sejak Mei. Sementara itu, perusahaan mencatatkan pasar tenaga kerja yang stabil secara luas. Ada bukti bahwa bisnis mengalihkan kapasitas ke penyelesaian proyek yang ada, yang ditunjukkan dengan penurunan tajam dalam bisnis yang beredar. Untuk harga, biaya input naik untuk bulan kedua berturut-turut, sementara harga yang dibebankan turun lebih jauh karena strategi diskon harga yang diperpanjang hingga bulan kesebelas berturut-turut di tengah upaya untuk merangsang penjualan. Ke depan, sentimen tetap positif. (Source: Trading Economics)