Daily News 13/04

April 13, 2021 No. 1938
[Indonesia] - Penjualan Eceran Bulan Februari 2021 Mengalami Penurunan
Kinerja penjualan eceran pada bulan Februari 2021 mengalami penurunan. Bank Indonesia (BI) mencatat, Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Februari 2021 sebesar 177,1 atau lebih rendah dari IPR pada Januari 2021 yang sebesar 182,0. Meski begitu, Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, laju pertumbuhan penjualan eceran pada bulan tersebut membaik dari bulan sebelumnya. Pada bulan Februari 2021, IPR mengalami kontraksi 2,7% mom. Ini lebih baik dari kontraksi pada bulan Januari 2021 yang sebesar 4,3% mom. Erwin memerinci, perbaikan pertumbuhan terjadi pada banyak kelompok, seperti Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang mencatat kontraksi 2,0% mom, membaik dari Januari 2021 yang pada saat itu tercatat kontraksi 10,4% mom. Diikuti dengan perlengkapan rumah tangga lainnya yang tercatat minus 2,0% mom, membaik dari bulan Januari 2021 yang sebesar minus 6,9% mom. Dan kemudian suku cadangan dan aksesori yang mencatat kontraksi 1,1% mom, atau lebih baik dari kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 5,0% mom. Ke depan, kinerja penjualan eceran Maret 2021 diperkirakan meningkat secara bulanan. Perkiraan IPR Maret 2021 sebesar 182,3 atau naik 2,9% mom. Perkiraan peningkatan penjualan eceran diprediksi sejalan dengan meningkatnya permintaan masyarakat di tengah cuaca yang mendukung, apalagi BKMF mencatat rata-rata curah hujan dalam kisaran menengah (50 mm - 1.500 mm) dan telah melewati puncak musim hujan. (Source: Kontan)

[Amerika Serikat] - Defisit Anggaran Pemerintah AS Melebar Tajam
AS membukukan defisit anggaran sebesar USD 660 miliar pada Maret 2021, hal ini sejalan dengan ekspektasi pasar. Pengeluaran melonjak 160,6% menjadi USD 927 miliar, dengan jaminan pendapatan terhitung sebagai porsi terbesar, diikuti oleh jaminan sosial dan perdagangan serta kredit perumahan. Sementara itu, sisi penerimaan naik 13% menjadi USD 268 miliar, dengan pajak penghasilan perorangan merupakan bagian terbesar. Selama enam bulan pertama tahun fiskal 2021, defisit federal AS melebar ke rekor USD1,706 miliar, dibandingkan dengan defisit USD 743 miliar untuk periode tahun sebelumnya. (Source: Trading Economics)

[China] - China Bantah Tingkat Keampuhan Vaksin Buatannya Rendah
Pusat Pengendalian Penyakit China (CDC) tengah mempertimbangkan untuk mencampurkan vaksin Covid-19 China  dengan vaksin lain untuk meningkatkan tingkat kemanjurannya. Melansir Reuters, data yang tersedia menunjukkan tingkat efektivitas vaksin China tertinggal dari yang lain, termasuk Pfizer dan Moderna. Namun, memiliki kelebihan karena kontrol suhu penyimpanannya lebih longgar. Direktur CDC Gao Fu mengatakan, mengkombinasikan pemberian dosis vaksin yang berbeda merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kemanjuran vaksin yang tidak memiliki tingkat perlindungan yang sangat tinggi. Tetapi, ia tidak menyebutkan dosis vaksin mana yang akan dicampurkan tersebut apakah asing atau lokal. Langkah-langkah mengoptimalkan proses vaksin termasuk mengubah jumlah dosis dan interval waktu penyuntikan antar dosis merupakan solusi yang pasti untuk meningkatkan kemanjuran. China telah mengembangkan empat vaksin domestik yang disetujui untuk penggunaan publik. Seorang pejabat mengatakan pada hari Sabtu bahwa negara tersebut kemungkinan akan memproduksi 3 miliar dosis pada akhir tahun. (Source: Kontan)

[Jepang] - Sektor Hotel dan Restoran Membaik, Kredit Bank di Jepang Naik 6,3% per Maret 2021
Pertumbuhan kredit perbankan Jepang mengalami kenaikan sebesar 6,3% secara year on year (yoy) per akhir Maret 2021, menurut data yang dirilis pada hari Senin (12/4). Pendorongnya antara lain, sektor restoran dan hotel memang tengah meningkatkan jumlah pinjaman untuk menggenjot ekspansi setelah terhantam perlambatan akibat pandemi Covid-19. Sejalan dengan pertumbuhan kredit, total dana pihak ketiga (DPK) perbankan Jepang juga mengalami peningkatan sebesar 9,9% yoy di bulan Maret 2021 karena tren menabung tetap meningkat. Lantaran nasabah masih belum banyak mengeluarkan dana di tengah ketidakpastian pandemi, menurut data Bank of Japan (BOJ) seperti dikutip Reuters, Senin (12/4). Jumlah kredit salah satunya disumbang oleh empat bank terbesar atau utama Jepang. termasuk Shinkin atau Credit Unions yang mencatat rekor baru menembus 579,99 triliun yen atau sekitar US$ 5,29 triliun menurut data Bank Sentral. Pertumbuhan kredit perbankan juga membaik dari realisasi di bulan Februari 2021 sebesar 6,2% yoy. Apalagi, regulator juga menawarkan skema baru lewat pemberian insentif kepada bank yang menyalurkan banyak pendanaan ke perusahaan yang dilanda pandemi. Meski begitu, skema tersebut belum memberikan dampak besar terhadap laju kredit perbankan, menurut pejabat BOJ. Pada pertemuan kebijakan di bulan Maret 2021 lalu, BOJ mengadopsi skema pembayaran bunga baru untuk lembaga keuangan yang memanfaatkan kas untuk meningkatkan kredit. (Source: Kontan)