Daily News 11/05

May 11, 2021 No. 1958
[Indonesia] - BI: Pendapatan Konsumen Yang Digunakan Untuk Konsumsi Meningkat Pada April 2021
Rata-rata proporsi pendapatan konsumen yang digunakan untuk konsumsi atau average propensity to consume ratio meningkat pada April 2021. Bank Indonesia (BI) mencatat, average propensity to consume ratio pada bulan laporan sebesar 75,5% atau naik dari bulan sebelumnya yang sebesar 74,4%. Berdasarkan kelompok pengeluaran, rata-rata porsi konsumsi terhadap pendapatan meningkat pada responden dengan pengeluaran di atas Rp 5 juta per bulan. Sementara itu, proporsi pendapatan konsumen yang disimpan atau saving to income ratio tercatat relatif stabil di angka 14,8%. Porsi tabungan terhadap pendapatan meningkat pada responden dengan tingkat pengeluaran di atas Rp 2 juta per bulan. Seiring dengan hal itu, rata-rata rasio pembayaran cicilan/utang atau debt to income ratio menurun dari 11,0% pada bulan sebelumnya menjadi 9,7% pada April 2021. (Source: Kontan)

[Amerika Serikat] - "Sektor Teknologi Seret Wall Street di Tengah Kekhawatiran Laju Inflasi

Saham-saham sektor teknologi meyeret bursa saham Amerika Serikat ke zona merah pada perdagangan Senin (10/5/2021), menyusul melonjaknya harga komoditas yang memicu kekhawatiran terhadap laju inflasi. Indeks Nasdaq melemah di tengah meningkatnya kecemasan atas inflasi, yang dapat mengancam pendapatan jangka panjang dari sektor ini. Tesla dan Apple termasuk di antara penurunan terbesar. Dow Jones Industrial Average sempat mencapai 35.000 untuk pertama kalinya. Tolok ukur S&P 500 turun dari level tertinggi sepanjang masa. Sementara itu, imbal hasil obligasi AS naik tipis karena investor bersiap untuk minggu lelang yang sibuk. Meskipun  pemulihan ekonomi penuh mungkin sudah diperhitungkan, data ketenagakerjaan yang lemah untuk sementara waktu dapat meredakan kekhawatiran tentang inflasi yang terlalu panas dan perlunya kenaikan suku bunga acuan untuk mengimbanginya. Sementara itu, harga tembaga melonjak ke rekor tertinggi, sedangkan bijih besi berjangka melonjak lebih dari 10 persen, menambah kekhawatiran terhadap inflasi. Minyak mentah WTI berfluktuasi setelah serangan dunia maya memaksa penutupan pipa utama AS. Operator diperkirakan dapat membuka kembali pada akhir pekan. Lonjakan bahan baku memperparah perdebatan menjelang laporan CPI AS pada Rabu yang diperkirakan akan menunjukkan tekanan harga pada bulan April. Data tersebuyt akan diawasi ketat oleh pembuat kebijakan di Federal Reserve yang mencoba mengukur kecepatan pemulihan setelah pertumbuhan tenaga kerja berada di bawah proyeksi. (Source: Bisnis.com)

[China] - "Yuan Digital Gagal Menarik Antusias Warga China

Ketika China semakin dekat untuk meluncurkan mata uang digital berdaulat pertama di dunia, yuan digital, spekulasi mengenai implikasi global telah mencapai puncaknya. Sejarawan Niall Ferguson menyebut yuan digital sebagai tantangan yang berpotensi fatal bagi beberapa dekade hegemoni keuangan Amerika. Sementara itu, Michael Hasenstab dari Franklin Templeton mengatakan hal itu dapat merusak peran dolar sebagai mata uang cadangan dunia. Alhasil, Presiden AS Joe Biden tengah mempelajari potensi ancaman terhadap kepentingan AS. Namun, ketika berbicaralah dengan orang-orang yang benar-benar menggunakan yuan digital di China, tanggapan tidak peduli muncul dari kalangan masyarakat setempat. Di Shenzhen, kota metropolitan berteknologi tinggi yang baru saja memperpanjang uji coba yuan digital terbesar di Tiongkok, peserta yang diwawancarai oleh Bloomberg menunjukkan sedikit minat untuk beralih dari sistem pembayaran seluler yang dijalankan oleh Ant Group Co. dan Tencent Holdings Ltd. Seperti diketahui, kedua aplikasi ini telah menggantikan uang tunai di China dan sebagian besar negara. Beberapa pihak menolak dengan alasan adanya kemungkinan yuan digital memberi otoritas akses yang lebih mudah ke data real-time tentang kehidupan keuangan mereka. Bahkan jika pihak berwenang pada akhirnya meyakinkan - atau memaksa - warga untuk menggunakan yuan digital, mereka melihat hal tersebut masih belum jelas. Apakah China dapat melakukan hal yang sama dengan konsumen internasional. Isu lainnya terkait dengan pebisnis yang sudah waspada terhadap kontrol modal China, sistem hukum yang didominasi Partai Komunis, dan aparat pengawasan negara. Itu hanya beberapa dari kekhawatiran yang telah membatasi yuan yang saat ini memiliki bagian pembayaran global sekitar 3 persen. Angka ini masih jauh di bawah tingkat yang sepadan dengan kontribusi China terhadap perdagangan dunia dan output ekonomi."

[China] - Yuan Digital Gagal Menarik Antusias Warga China
Ketika China semakin dekat untuk meluncurkan mata uang digital berdaulat pertama di dunia, yuan digital, spekulasi mengenai implikasi global telah mencapai puncaknya. Sejarawan Niall Ferguson menyebut yuan digital sebagai tantangan yang berpotensi fatal bagi beberapa dekade hegemoni keuangan Amerika. Sementara itu, Michael Hasenstab dari Franklin Templeton mengatakan hal itu dapat merusak peran dolar sebagai mata uang cadangan dunia. Alhasil, Presiden AS Joe Biden tengah mempelajari potensi ancaman terhadap kepentingan AS. Namun, ketika berbicaralah dengan orang-orang yang benar-benar menggunakan yuan digital di China, tanggapan tidak peduli muncul dari kalangan masyarakat setempat. Di Shenzhen, kota metropolitan berteknologi tinggi yang baru saja memperpanjang uji coba yuan digital terbesar di Tiongkok, peserta yang diwawancarai oleh Bloomberg menunjukkan sedikit minat untuk beralih dari sistem pembayaran seluler yang dijalankan oleh Ant Group Co. dan Tencent Holdings Ltd. Seperti diketahui, kedua aplikasi ini telah menggantikan uang tunai di China dan sebagian besar negara. Beberapa pihak menolak dengan alasan adanya kemungkinan yuan digital memberi otoritas akses yang lebih mudah ke data real-time tentang kehidupan keuangan mereka. Bahkan jika pihak berwenang pada akhirnya meyakinkan - atau memaksa - warga untuk menggunakan yuan digital, mereka melihat hal tersebut masih belum jelas. Apakah China dapat melakukan hal yang sama dengan konsumen internasional. Isu lainnya terkait dengan pebisnis yang sudah waspada terhadap kontrol modal China, sistem hukum yang didominasi Partai Komunis, dan aparat pengawasan negara. Itu hanya beberapa dari kekhawatiran yang telah membatasi yuan yang saat ini memiliki bagian pembayaran global sekitar 3 persen. Angka ini masih jauh di bawah tingkat yang sepadan dengan kontribusi China terhadap perdagangan dunia dan output ekonomi. (Source: Bisnis.com)

[Jepang] - "Sejumlah Gubernur di Jepang Susun Usulan Langkah Darurat Covid-19

Para gubernur di seluruh Jepang menyusun usulan langkah darurat kepada pemerintah pusat dengan mengungkapkan kekhawatiran mendalam terkait dengan penyebaran varian baru virus corona. Usulan tersebut meminta tindakan menyeluruh guna mengurangi jumlah kasus ke tingkat yang bisa menghambat lonjakan kembali penularan. Sebagaimana dilansir NHK (Nippon Hoso Kyokai), seluruh 47 gubernur yang tergabung dalam Asosiasi Gubernur Nasional berkumpul dalam pertemuan daring pada Senin (10/05/2021). Pertemuan itu dilakukan menyusul keputusan pemerintah pusat pada pekan lalu untuk memperpanjang keadaan darurat di Tokyo dan sejumlah provinsi lainnya, serta memperluas cakupan wilayahnya. Gubernur Tokyo Koike Yuriko mengatakan situasi virus telah memasuki tahap baru dan orang-orang harus menyadari bahwa mereka menghadapi risiko ledakan penularan. Koike menegaskan bahwa pemerintah pusat telah mengusulkan pengurangan subsidi dalam jumlah yang signifikan bagi para pebisnis yang setuju untuk tetap tutup. Dia memperingatkan bahwa pembayaran subsidi itu bisa jadi tidak memungkinkan, menghambat efektivitas permintaan penutupan bisnis. Sementara itu, Gubenur Provinsi Okayama Ibaragi Ryuta mengatakan varian baru harus dianggap sebagai virus yang sepenuhnya berbeda dari galur awal dan membutuhkan kebijakan penanggulangan yang tegas. Dia mengatakan akan terlambat untuk mengambil langkah berikutnya jika orang-orang hanya menunggu untuk menilai keefektifan kebijakan saat ini. (Source: Bisnis.com)