Daily News 16/06

June 16, 2021 No. 1979
[Indonesia] - Ekspor-Impor Melambung Tinggi, RI Siap Lepas dari Resesi!
Ekspor Indonesia pada Mei 2021 tumbuh impresif, demikian pula impor. Ini menjadi kabar gembira, karena menjadi pertanda bahwa ekonomi Indonesia semakin pulih dari terpaan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Indonesia siap bangkit dan keluar dari 'jurang' resesi ekonomi. Pada Mei 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor sebesar US$ 16,6 miliar, melonjak 58,76% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya atau year-on-year/yoy. Ini menjadi pertumbuhan tertinggi sejak Januari 2010. Lonjakan harga komoditas andalan ekspor Indonesia menjadi penyebabnya. Menurut catatan BPS, harga batu bara melejit 103,9% yoy, minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) meroket 174% yoy, dan tembaga terdongkrak 93,4%. Peningkatan ekspor menjadi kabar gembira karena membawa harapan Indonesia bisa lepas dari resesi ekonomi. Sebab, ekspor adalah salah satu kontributor utama dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) dari sisi pengeluaran. Selain ekspor, impor juga meningkat pesat. Bulan lalu, nilai impor tercatat US$ 14,23 miliar, meroket 66,68% yoy. Ini adalah pertumbuhan tertinggi sejak Agustus 2008. Kenaikan impor menjadi kabar gembira karena sebagian besar impor Indonesia adalah bahan baku/penolong dan barang modal. Keduanya dibutuhkan untuk produksi industri dalam negeri. Pada Mei 2021, impor bahan baku/penolong naik 50,34% yoy, sementara impor barang modal tumbuh 79,11%. Peningkatan impor bahan baku/penolong dan barang modal menggambarkan bahwa industri dalam negeri sedang bergeliat. Sebagai informasi, industri pengolahan atau manufaktur adalah kontributor utama dalam pembentukan PDB dari sisi lapangan usaha. (Source: CNBC Indonesia)

[Amerika Serikat] - Penjualan Ritel AS Turun Lebih dari yang Diharapkan
Penjualan ritel Amerika Serikat menyusut 1,3% secara bulan ke bulan pada Mei 2021, berbalik dari kenaikan 0,9% pada April dan jauh lebih buruk dari perkiraan pasar yaitu penurunan 0,8%. Ini adalah penurunan pertama dalam 3 bulan, dengan penjualan bahan bangunan dan peralatan taman (-5,9%), otomotif (-3,9%), dan toko elektronik (-3,4%) mencatat penurunan terbesar. Penurunan lainnya juga terjadi pada pengecer aneka toko (-5%), toko barang umum (-3,3%), furnitur (-2,1%) dan toko perlengkapan olahraga, hobi, alat musik, & buku (-0,8%). Sebaliknya, peningkatan terjadi di toko pakaian (3%), kesehatan dan perawatan pribadi (1,8%), layanan makanan dan tempat minum (1,8%), toko makanan dan minuman (1%) dan pompa bensin (0,7%). (Source: Trading Economics)

[China] - PBoC Suntik CNY 200 Miliar melalui Pinjaman Jangka Menengah
Bank Rakyat China mengatakan akan mempertahankan suku bunga pinjaman fasilitas pinjaman jangka menengah (MLF) satu tahun senilai CNY 200 miliar ke beberapa lembaga keuangan stabil di 2,95% dari operasi sebelumnya. Suntikan dana segar melalui alat likuiditas mengimbangi jumlah yang sama dari pinjaman MLF yang jatuh tempo pada hari yang sama. Bank sentral mengatakan telah menyuntikkan lagi 7 days reverse repo senilai CNY 10 miliar ke dalam sistem perbankan pada hari itu. Dengan reverse repo senilai CNY 20 miliar yang jatuh tempo, PBOC menghabiskan CNY 10 miliar bersih hari ini. (Source: Trading Economics)

[Jepang] - Sekuritas di Jepang Bebaskan Biaya Transaksi Saham Untuk Investor Berusia 18-25 Tahun
Jepang mulai mendorong investor millenial di pasar saham. Sekuritas di Negara Sakura ini membebaskan fee transaksi untuk investor berusia 18 tahun hingga 25 tahun guna mendorong revolusi transaksi perdagangan saham. Mengutip Bloomberg, Minggu (13/6), hal itu akan dilakukan dua broker online utama di Jepang.  Menurut analis Morningstar Inc Michael Makdad di Tokyo,  para pialang melihat peluang untuk mencoba dan membuat orang melewati pintu yang mungkin menjadi pelanggan yang membayar di masa depan dengan menawarkan penawaran khusus kepada kaum muda. Batas usia 25 tahun dirancang untuk meminimalkan kanibalisasi dari bisnis yang ada. Tak satupun dari aplikasi internasional populer seperti Robinhood atau eToro tersedia di Jepang, saat ini sehingga peluang menjaring anak muda sangat besar. Meski demikian, Jepang masih butuh waktu panjang menciptakan budaya investasi seperti yang terjadi di negara lain seperti AS. Sikap terhadap investasi di Jepang masih dihantui kehancuran pasar tahun 1990-an saat meletusnya bubble ekonomi yang mengantarkan ekonomi negara itu mengalami stagnasi. Diperlukan waktu sekitar 30 tahun bagi pasar lokal untuk kembali ke puncak. (Source: Kontan)