Daily News 27/08
August 27, 2021 No. 2027
[Indonesia] - Tarif Cukai Rokok Tahun 2022 Bakal Naik, Ini Penjelasan Kemenkeu Pemerintah memastikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) atau cukai rokok pada tahun 2022 bakal naik. Direktur Teknis dan Fasilitas Cukai Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Nirwala Dwi Heryanto mengatakan pihaknya akan segera mengumumkannya dalam waktu dekat. Nirwala menyampaikan kenaikan tarif cukai rokok 2022, akan disampaikan oleh pemerintah setelah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menyepakati Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2022. Apabila telah disepakati, maka pemerintah segera memfinalisasi kenaikan tarif cukai rokok tahun depan. Dalam konteks APBN 2022, kenaikan tarif cukai menjadi salah satu kebijakan fiskal yang bertujuan untuk mengoptimalisasikan pendapatan negara, khususnya penerimaan cukai. Instrumen fiskal itu juga bertujuan guna mengendalikan konsumsi perokok di Indonesia. Adapun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2022, pemerintah mematok penerimaan cukai sebesar Rp 203,9 triliun. Angka tersebut melonjak 11,84 % terhadap outlook penerimaan cukai APBN 2021 senilai Rp 182,2 triliun. Sementara itu, Nirwala menyampaikan kebijakan CHT 2022 akan mempertimbangkan empat pilar utama antara lain pengendalian konsumsi, optimalisasi penerimaan negara, keberlangsungan tenaga kerja, dan peredaran rokok ilegal. Keempatnya mencerminkan banyak kepentingan baik kesehatan, industri, pertanian, dan tenaga kerja. (Source: Kontan) [Amerika Serikat] - Wall Street Melemah, Investor Khawatir Perubahan Arah The Fed Wall Street menghentikan rally dan ditutup melemah pada perdagangan Kamis (26/8) karena kekhawatiran perkembangan konflik Afghanistan. Selain itu, kekhawatiran potensi perubahan kebijakan The Federal Reserve jelang pertemuan Jackson Hole mendorong aksi jual yang luas. Aksi jual menguat setelah komentar hawkish dari Presiden Fed Dallas Robert Kaplan dan ledakan di luar bandara Kabul di Afghanistan membantu memperkuat sentimen risk-off. Kaplan, yang saat ini bukan anggota pemungutan suara Komite Pasar Terbuka Federal, mengatakan dia yakin kemajuan pemulihan ekonomi menjamin pengurangan pembelian aset Fed untuk dimulai pada Oktober atau segera setelahnya. Pernyataan Kaplan menyusul komentar sebelumnya dari Presiden Fed St. Louis James Bullard, yang mengatakan bahwa bank sentral bersatu di sekitar rencana untuk memulai proses pengurangan. Ekonomi tumbuh pada kecepatan yang sedikit lebih cepat dari yang dilaporkan pada kuartal kedua, sepenuhnya memulihkan kerugiannya dari penurunan paling mendadak dalam sejarah AS, menurut Departemen Perdagangan. Tetapi klaim pengangguran, meskipun masih dalam lintasan menurun, naik lebih tinggi minggu lalu. Data tidak banyak menggerakkan pasar sehubungan dengan ekspektasi bahwa Fed tidak mungkin memberi petunjuk mengenai garis waktu yang pasti ketika Gubernur The Fed Jerome Powell menyatakan dan menyampaikan pidatonya di Simposium Jackson Hole virtual hari Jumat. (Source: Kontan) [China] - Pengetatan Regulasi China Jadi Pukulan bagi Ekonomi Tindakan keras China terhadap berbagai industri mulai dari baja, pendidikan, hingga properti telah mengguncang pasar keuangan dan mengekang prospek pertumbuhan di ekonomi terbesar kedua di dunia itu. Beijing telah mengisyaratkan ada lebih banyak peraturan yang akan dirilis untuk sektor bisnis di tahun-tahun mendatang, tetapi para ekonom mengatakan pihak berwenang perlu mengatur kecepatan dan intensitasnya dengan hati-hati. Pasalnya, upaya itu dapat menimbulkan pelemahan ekonomi lebih cepat dari yang diperkirakan tahun ini setelah wabah virus baru di negara itu. Meskipun sulit untuk mengukur efek langsung dari pembatasan regulasi terhadap pertumbuhan, beberapa di antaranya yang sudah berlaku dalam perekonomian. (Source: Bisnis.com) [Korea Selatan] - Ekonomi Korsel Kenapa? Bank Sentral Naikkan Suku Bunga Bank sentral Korea Selatan (Korsel) menaikkan suku bunga pada Kamis (26/8). Ini menjadikan negeri itu sebagai ekonomi maju pertama yang melakukan tindakan tersebut di era pandemi. Bank of Korea (BOK) menaikkan suku bunga utamanya sebesar 25 basis poin menjadi 0,75%. Negeri Ginseng disebut mencoba mengendalikan pertumbuhan utang rumah tangga dan pasar perumahan yang 'booming'. Ini merupakan kenaikan pertama suku bunga sejak November 2018. Ekonomi terbesar 12 dunia itu telah mempertahankan suku bunga utamanya di rekor terendah 0,5% sejak Mei 2020. Utang rumah tangga Korsel naik 41,2 triliun won selama periode April hingga Juni 2021. Ini merupakan rekor tertinggi dan menjadikan total utang ke 1.806 triliun won, setara dengan PDB negara itu. (Source: CNBC Indonesia)