Daily News 01/10

October 01, 2021 No. 2052
[IPCC] - IPCC Perkuat Sistem Digital, Kolaborasi Bareng Toyota Motor
Emiten terminal kendaraan grup Pelindo, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC), mulai menggunakan teknologi radio frequency identification (RFID) pada unit kargo Toyota milik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).  Direktur Utama Indonesia Kendaraan Terminal Rio T.N Lasse menyampaikan apresiasi kepada TMMIN yang telah mempercayakan penanganan bongkar muatnya kepada IPCC dan implementasi RFID. Penggunaan RFID ini merupakan bagian dari perjalanan digitalisasi di Terminal IPCC, diawali dengan implementasi TOS internasional, billing engine, dan ERP pada 2015. Selanjutnya, dengan TOS domestik pada2018 dan berlanjut dengan pengembangan sistem CEISA, Auto NPE, dan Autogate Management System Dashboard pada 2021. Penggunaan RFID ini mendukung terciptanya car logistic ecosystem yang nanti dapat memberikan nilai tambah tidak hanya pada IPCC, tetapi juga kepada para pelanggan. Vice President TMMIN, Nandi Julyanto, menilai IPCC menjalankan amanah dengan sangat baik dalam melakukan pelayanan terminal handling, terutama pada unit Toyota. Adanya penggunaan RFID pada setiap unit kargo Toyota yang diintegrasikan pada sistem IT di Terminal Kendaraan milik IPCC diharapkan dapat mempermudah konektivitas pencatatan unit kendaraan lebih akurat. Sebelum adanya RFID informasi terkait kendaraan yang masuk ke dalam terminal dilakukan melalui integrasi data digital sebelum kedatangan ke terminal. Setelah adanya RFID akurasi terhadap kargo yang masuk semakin meningkat karena selain verifikasi informasi digital dengan menggunakan autogate, verifikasi informasi fisik unit kargo didapatkan dari RFID. Sehingga meningkatkan kepastian terkait informasi unit kargo yang masuk. Dengan adanya RFID yang saling terintegrasi maka utilisasi penggunaan RFID dapat saling terkoneksi antara sistem pencatatan dari pemilik kargo hingga pencatatan di Bea Cukai. Investor Relations Indonesia Kendaraan Terminal Reza Priyambada menjelaskan, penerapan sistem digitalisasi dengan RFID ini akan memudahkan pencatatan data unit yang masuk dan dapat tersambung dengan bagian pencatatan di divisi keuangan sehingga proses sinkronisasi dapat lebih detail. Meski hingga saat ini, pencatatan di sistem keuangan IPCC telah berjalan dengan baik namun, adanya proses digitalisasi antara implementasi RFID ini dengan sistem keuangan IPCC maka dapat mengurangi potensi kesalahan pencatatan (missed report) antara jumlah kendaraan yang masuk ke terminal IPCC dengan pencatatan secara keuangan. Ke depannya, penerapan RFID ini tidak hanya diimplementasi pada unit kargo Toyota saja, namun IPCC berharap dapat diimplementasikan pada unit kendaraan lainnya. (Source: Bisnis.com)

[ENRG] - Energi Mega (ENRG) Kantongi Pinjaman US$55 Juta dari Deutsche Bank
PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) atau EMP meraih fasilitas pinjaman senilai US$55 juta dari Deutsche Bank AG cabang Singapura untuk mendanai produksi aset gas Bentu. Pinjaman tersebut memiliki tingkat bunga LOBOR 1 bulan + 6 persen per tahun dan akan jatuh tempo pada 30 Juli 2025. Direktur dan CFO Energi Mega Persada Edoardus Ardianto mengatakan fasilitas pinjaman tersebut akan digunakan untuk membiayai kembali pinjaman yang jatuh tempo dan untuk mendanai pertumbuhan produksi dari aset gas Bentu di Riau, Sumatra. Dalam beberapa tahun terakhir, Blok Bentu telah menunjukkan peningkatan produksi yang cukup baik. Rata-rata produksi harian gas Bentu tercatat sebesar 61 juta kaki kubik gas per hari pada 2019, 75 juta kaki kubik gas per hari pada 2020, dan 80 juta kaki kubik gas pada semester I/2021. CEO Energi Mega Persada Syailendra Bakrie menambahkan, perseroan tetap berkomitmen mengembangkan bisnis melalui akuisisi aset baru dan melalui pertumbuhan produksi dari portofolio yang ada. Pada paruh pertama tahun ini, ENRG membukukan penurunan laba bersih sebanyak 53 persen ke US$12,85 juta dari sebelumnya untung US$ 27,34 juta. Namun, penjualan bersih tercatat naik sebanyak 11,68 persen menjadi US$166,31 juta dibanding raihan periode yang sama tahun sebelumnya yakni US$148,92 juta. (Source: Bisnis.com)

[TMAS] - Hadapi Isu Kelangkaan Kontainer, Temas (TMAS) Andalkan Diversifikasi
Isu kelangkaan kapal kontainer dan permasalahan logistik berpotensi mengadang emiten perkapalan.  Sebagai antisipasinya, PT Temas Tbk. mengandalkan diversifikasi jasa agar tetap kantongi untung. Komisaris Independen Temas Theo Lekatompessy mengatakan bahwa bisnis perkapalan memang merupakan industri yang persaingannya ketat. Di Temas, ujar Theo, perseroan tidak hanya mengandalkan operasi kapal, tapi ada berbagai bisnis lainnya seperti Temas Port, Temas Depo, dan lainnya. Bukan cuma angkut kapal, ada deponya, ada logistik, ada portnya, jadi perluasan usaha dari kapal menjadi one stop service. (Source: Bisnis.com)