Daily News 05/10
October 05, 2021 No. 2054
[WOOD] - Integra Indocabinet (WOOD) Kerek Target Penjualan Jadi Rp 4,50 triliun di 2021 Perusahaan produsen produk kayu terintegrasi vertikal terbesar di Indonesia PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) meningkatkan target penjualan perusahaan di tahun 2021 menjadi Rp 4,5 triliun. Sebelumnya, perusahaan hanya menargetkan penjualan di tahun ini bisa mencapai Rp 3,71 triliun. Dengan target baru tersebut, maka Integra Indocabinet optimistis, penjualan di tahun ini bisa loncat 50% dibandingkan penjualan di tahun 2020 silam. Kenaikan target penjualan dilakukan karena didukung oleh sales order yang kuat pada periode Januari-Agustus 2021 yang telah melampaui target penjualan WOOD di tahun 2021 yang telah ditetapkan sebelumnya. Per Agustus 2021, WOOD mencatatkan sales order mencapai Rp 4,25 triliun. Meski kondisi pengiriman global mengalami kelangkaan kontainer dan kemacetan di pelabuhan, WOOD masih dapat melakukan pengiriman dengan membantu pelanggan mendapatkan lebih banyak ruang dan tarif pengiriman yang lebih kompetitif. Selain itu, WOOD juga sangat menghargai pemerintah khususnya Menteri Perdagangan Muhammad Lufti atas upaya dan kerja kerasnya dalam mendukung para eksportir nasional mengatasi kondisi global yang mengalami kelangkaan kontainer dan kemacetan di pelabuhan. Pada semester kedua 2021, WOOD memperkirakan sales order yang lebih tinggi akan datang karena permintaan yang besar dari segmen furnitur dan komponen bangunan yang terus bertumbuh. Hal ini tentu akan mendorong penjualan WOOD sampai akhir tahun ini. (Source: Kontan) [PTBA] - Bukit Asam (PTBA) Proyeksikan Kontribusi Volume Penjualan Ekspor Menjadi 47% di 2021 PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melihat permintaan batubara ke pasar luar negeri akan meningkat di tahun ini, salah satunya dari China. Di sepanjang 2021, PTBA menargetkan komposisi volume penjualan ekspor bisa naik menjadi 47% dari sebelumnya 46% di 2020. Batubara global tengah menghadapi peluang cukup tinggi dengan adanya kenaikan permintaan. Termasuk dari China, yang lagi meningkatkan impornya untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Tahun ini pihak PTBA menargetkan kenaikan kontribusi volume penjualan ekspor menjadi 47% dari yang sebelumnya 46% di 2020. Melansir laporan tahunan Bukit Asam di 2020, komposisi volume penjualan PTBA masih didominasi ke pangsa pasar domestik yang sebesar 54% atau 14,13 juta ton dan ekspor 46% atau 11,98 juta ton. Masih mengintip laporan tahunan PTBA di 2020, manajemen Bukit Asam melihat pemulihan ekonomi global akan mendorong serapan energi batubara, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. Adapun China dan India yang merupakan pemain besar dari sektor batubara menunjukkan peningkatan kebutuhan batubara di 2021. Permintaan yang besar dari China di tahun ini tercermin dari realisasi penjualan hingga semester pertama 2021. Mengutip laporan keuangan PTBA di paruh pertama tahun ini, penjualan ke Tiongkok melejit hingga 1.217% yoy menjadi Rp 1,85 triliun dari yang sebelumnya hanya Rp 141,16 miliar. Adapun penjualan ke Taiwan hingga semester pertama 2021 senilai Rp 520,53 miliar, turun dibandingkan periode yang sama di tahun lalu yang senilai Rp 765,05 miliar. Selain ke China, penjualan PTBA ke India juga cukup besar. Sampai dengan 6 bulan pertama tahun ini realisasinya sebesar Rp 566,17 miliar. Jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu, realisasi di tahun ini mengalami penurunan cukup signifikan karena sebelumnya di semester I 2020 realisasinya sebesar Rp 1,01 triliun. Sebagai informasi, saat ini pasar luar negeri yang dilayani PTBA adalah ke negara-negara Asia Pasifik seperti India, Taiwan, Hongkong, Korea, Thailand, Vietnam, China, Malaysia, dan lainnya. Secara keseluruhan, PTBA menorehkan pendapatan tumbuh 14,19% yoy menjadi Rp 10,29 triliun dari yang sebelumnya Rp 9,01 triliun di semester pertama 2020. Sejalan dengan naiknya pendapatan, laba bersih PTBA juga ikut terkerek menjadi Rp 1,80 triliun dari Rp 1,3 triliun di akhir Juni 2020. (Source: Kontan) [ADRO] - Penjualan Ekspor Batubara Adaro Energy (ADRO) Naik Hampir 22% Penjualan ekspor batubara PT Adaro Energy Tbk (ADRO) meningkat. Melansir laporan keuangan ADRO di semester pertama 2021, penjualan segmen pihak ketiga batubara dari pasar ekspor tumbuh hingga 21,88% yoy menjadi US$ 1,17 miliar. Sedangkan penjualan domestik sebesar US$ 304,59 juta atau naik 7,8% yoy. Porsi penjualan ke China naik menjadi 20%, sejalan dengan kenaikan permintaan negara ini terhadap produk batubara termal dan metalurgi. Melansir laporan operasional kuartalan tentang kinerja kuartal kedua 2021, manajemen ADRO melihat pasar batubara termal seaborn ditopang oleh beberapa faktor. Berbagai faktor ini antara lain pengisian persediaan untuk musim panas, penurunan kinerja PLTA dan kenaikan harga gas di Asia bagian timur laut, serta pertumbuhan permintaan pembangkit listrik batubara termal sebesar 10% yoy di China. Impor batubara China dari April sampai Juni 2021 menguat di tengah pengetatan suplai. Larangan tak resmi China terhadap batubara Australia berdampak pada tetap tingginya permintaan batubara Indonesia. Tingginya permintaan dari China juga memperkuat harga batubara Indonesia yang naik hampir setiap minggu selama kuartal kedua 2021. Sedangkan untuk pasar batubara metalurgi seaborne pada kuartal kedua 2021 mendapatkan dukungan kuat dari pasar China maupun selain China. Hal ini didorong oleh stimulus pemerintah yang mencatat rekor tertinggi serta dibukanya kembali kegiatan ekonomi global, sehingga mendorong peningkatan produksi baja global dengan China di garis terdepan. Hal ini terjadi juga seiring dengan investasi real estat yang bertumbuh pesat di China. Tak hanya di China, produksi baja di beberapa negara lain juga meningkat seperti di Jepang, India, dan Korea Selatan. Adapun arus perdagangan konvensional batubara Australia ke China mulai diseimbangkan oleh kenaikan ekspor batubara Amerika Serikat (AS)/Kanada ke China. Ekspor AS ke China ditunjang oleh arbitrase harga yang signifikan dan berkelanjutan karena adanya larangan China terhadap batubara Australia. Akibatnya, permintaan batubara metalurgi sangat solid di sepanjang periode ini. Sepanjang semester pertama 2021, realisasi volume penjualan batubara Adaro Energy turun 5% yoy atau menjadi 25,78 juta ton. Khusus kuartal kedua 2021, produksi batubara ADRO mencapai 13,62 juta ton, atau naik 7% dari kuartal kedua 2021. Adapun volume penjualan batubara pada kuartal kedua 2021 mencapai 13,19 juta ton, atau naik 4% yoy. (Source: Kontan)