Daily News 20/12
December 20, 2021 No. 2107
[WSKT] - Waskita Karya Rights Issue Rp11,9 Triliun, Intip Jadwalnya! Emiten BUMN kontraktor PT Waskita Karya (Persero) Tbk. akan melakukan aksi penambahan modal lewat Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue senilai Rp11,96 triliun. Manajemen Waskita Karya dalam prospektus di Harian Bisnis Indonesia menuliskan, perusahaan akan melakukan HMETD dengan melepas sebanyak-banyaknya 19.295.430.298 (19,29 miliar) saham seri B dengan nilai nominal Rp100. Harga pelaksanaan Rp620 per saham sehingga emiten bersandi saham WSKT ini akan meraup dana dari rights issue sebanyak-banyaknya Rp11,96 triliun. Pemerintah sebagai pemegang saham utama akan melaksanakan haknya terhadap saham WSKT senilai Rp7,9 triliun. Waskita mengingatkan kepada pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya dalam aksi HMETD, maka kepemilikan sahamnya dapat terdilusi maksimum 58,7 persen. Adapun, pemerintah memegang saham WSKT sebanyak 66 persen, dan masyarakat 33,96 persen. Berikut jadwal sementara aksi HMETD Waskita Karya. Tanggal RUPSLB : 21 September 2021 Tanggal efektif pernyataan pendaftaran HMETD dari OJK : 16 Desember 2021 Tanggal terakhir pencatatan untuk memperoleh HMETD : 28 Desember 2021 Tanggal terakhir perdagangan saham dengan HMETD - Pasar reguler dan negosiasi : 24 Desember 2021 - Pasar tunai : 28 Desember 2021 Tanggal distribusi sertifikat HMETD : 29 Desember 2021 Tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia : 30 Desember 2021 Periode perdagangan HMETD : 30 Desember 2021-12 Januari 2022 Periode penyerahan saham hasil pelaksanaan HMETD : 4 Januari 2021-14 Januari 2022 Tanggal terakhir pembayaran pemesanan saham tambahan : 14 Januari 2022 Tanggal penjatahan : 17 Januari 2022 Tanggal pengembalian uang pemesanan : 19 Januari 2022 Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Waskita Karya Taufik Hendra Kusuma mengatakan perseroan telah menerima Peraturan Pemerintah (PP) No. 116 Tahun 2021 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara RI ke Dalam Modal Saham Perusahaan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. yang ditandatangani oleh Presiden RI Joko Widodo. (Source: Bisnis.com) [MTDL] - Metrodata (MTDL) Dapat Restu Stock Split, Tinggal Tunggu Efektif OJK Emiten teknologi PT Metrodata Electronics Tbk. mengantongi restu dari para pemegang saham untuk melakukan aksi pemecahan nilai nominal saham atau stock split. Persetujuan stock split didapatkan emiten dengan kode saham MTDL ini lewat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 16 Desember 2021. Direktur Metrodata Randy Kartadinata mengatakan pelaksanaan stock split saham MTDL disepakati dengan rasio 1:5. Selanjutnya, perseroan akan menunggu persetujuan berupa tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan. Rencana stock split ini bertujuan menarik minat para investor, salah satunya investor ritel. Seperti kita ketahui jumlah investor ritel saat ini terus meningkat sehingga membuka peluang bagi mereka untuk ikut memiliki saham MTDL. Lebih lanjut, stock split ini akan menjadikan nilai nominal per saham MTDL menjadi Rp10 dari sebelumnya Rp50. Dengan harga yang lebih terjangkau, diharapkan saham MTDL lebih likuid diperdagangkan di pasar sekunder seiring dengan kinerja perseroan yang baik. Adapun, kontribusi pertumbuhan penjualan di unit bisnis distribusi milik MTDL didorong oleh diversifikasi produk terutama Chromebook dan produk gaming. Selain itu, unit bisnis Distribusi juga menjalankan partnership bersama mitra global untuk produk lainnya. Sementara di unit bisnis solusi dan konsultasi, salah satu kontribusi pendapatan didukung oleh penyediaan produk dan implementasi proyek KOMI (Konverter BI-FAST System MII), penjualan cloud, dan solusi 8 pilar MTDL lainnya yang juga terus meningkat di tengah pandemi. (Source: Bisnis.com) [PTRO] - Emiten Indika-Lo Kheng Hong (PTRO) Catat Pendapatan Rp4,31 Triliun per Kuartal III/2021 Emiten jasa pertambangan yang sahamnya dimiliki Grup Indika dan Lo Kheng Hong, PT Petrosea Tbk. (PTRO) , mencatatkan kenaikan total pendapatan sebesar 20,67 persen menjadi US$301,59 juta setara Rp4,31 triliun pada akhir September 2021. Presiden Direktur Petrosea Hanifa Indradjaya menjelaskan kenaikan tersebut sebagian besar diperoleh dari peningkatan kegiatan operasional di lini bisnis kontrak pertambangan. Sementara itu, perusahaan mencatatkan biaya pre-operational demi mendukung beberapa proyek baru dan kembali berhasil mencatatkan kenaikan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 10,38 persen menjadi US$14,35 juta setara Rp205,2 miliar. Pada periode ini, Perusahaan memperoleh beberapa kontrak baru pada lini bisnis EPC, diantaranya adalah rehabilitation & new construction of settling ponds untuk PT Kideco Jaya Agung, serta amandemen kontrak untuk jasa konstruksi di portsite dan hauling, loading & dewatering di proyek Wanagon untuk PT Freeport Indonesia. Selain itu, melalui anak usahanya, PT Karya Bhumi Lestari, PTRO menandatangani perjanjian jasa pertambangan dengan PT Kartika Selabumi Mining & PT Palm Mas Asri untuk periode kontrak selama tujuh tahun dan nilai kontrak sebesar US$182,45 juta. PTRO juga tandatangani kerja sama dengan PT Hardaya Mining Energy & PT Central Cipta Murdaya untuk periode kontrak selama empat tahun dan nilai kontrak sebesar US$265 juta. Perusahaan juga telah menandatangani addendum perjanjian kerjasama dengan PT Mekko Metal Mining dan PT Perkasa Investama Mineral untuk proyek bauksit yang berlokasi di Kalimantan Barat dengan peningkatan nilai kontrak menjadi US$ 100 juta untuk jangka waktu lima tahun. Petrosea memprioritaskan aspek Environmental, Social & Governance (ESG), termasuk penerapan prinsip-prinsip good corporate governance di seluruh elemen Perusahaan. (Source: Bisnis.com)