Daily News 24/12

December 24, 2021 No. 2111
[KRAS] - Teken Perjanjian Penjualan, Krakatau Steel (KRAS) Pasok 1,5 Juta Ton Baja pada 2022
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) telah memastikan akan memasok 1,5 juta ton baja setelah melakukan penandatangan perjanjian Long Term Supply Agreement (LTSA) dengan para konsumennya. LTSA ini merupakan wujud strategi pemasaran yang kompetitif dan berorientasi pada  peningkatan kualitas layanan dan kepuasan konsumen. Krakatau Steel mengubah metode penjualan yang awalnya spot sales menjadi komitmen kontrak jangka panjang sehingga akan lebih menjamin keberlangsungan operasional dan bisnis perusahaan karena mampu meningkatkan penjualan perusahaan. Dengan begitu, koneksi dengan konsumen secara otomatis akan terjalin lebih kuat sehingga tercapai hubungan bisnis yang saling menguntungkan antara Krakatau Steel dan para konsumennya. Pada 22 Desember 2021, Krakatau Steel melakukan LTSA dengan PT Tata Metal Lestari yang membuat Krakatau Steel akan memasok 6.500 ton produk baja Cold Rolled Coil (CRC) setiap bulannya untuk memenuhi kebutuhan operasional PT Tata Metal Lestari. Selain dengan PT Tata Metal Lestari, Krakatau Steel sebelumnya juga telah melakukan LTSA antara lain dengan PT AM/NS Indonesia dengan total volume penjualan sebesar 180.000 ton per tahun, PT Steel Pipe Industry of Indonesia (Spindo) dengan total volume penjualan sebesar 120.000 ton per tahun, PT Sunrise Steel dengan total volume penjualan sebesar 120.000 ton per tahun, PT Inti Sumber Bajasakti dengan total volume penjualan sebesar 60.000 ton per tahun, PT Sampoerna Jaya Baja dengan total volume penjualan sebesar 60.000 ton per tahun,  dan PT Hamasa Steel Center dengan total volume penjualan sebesar  60.000 ton per tahun. Strategi ekspansi pemasaran yang inovatif, kolaboratif, dan berdaya guna sangat diperlukan untuk menghadapi era globalisasi dan digital ekonomi saat ini, khususnya dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19 yang belum juga berakhir. Melalui LTSA maka Krakatau Steel memiliki jaminan penjualan produk baja secara optimal sehingga otomatis akan membantu meningkatkan utilisasi pabrik, di sisi konsumen juga tentunya akan mendapatkan jaminan atau kepastian suplai bahan baku, yang dalam hal ini merupakan produk baja yang akan berpengaruh juga terhadap rencana operasionalnya ke depan. (Source: Kontan)

[IMPC] - Impack Pratama (IMPC) Beri Pinjaman Maksimal Rp 150 Miliar ke Anak Usaha
PT Impack PratamaIndustri Tbk (IMPC) memberikan pinjaman senilai Rp 150 miliar kepada PT Mulford Indonesia sebesar maksimum Rp 150 miliar. Mulford Indonesia merupakan anak usaha IMPC, dimana sebanyak 99% sahamnya digenggam oleh emiten produsen dan distributor barang plastik tersebut. Pinjaman ini berdasarkan perjanjian utang piutang no : 19/PI-MI/LEGAL/XII/2021 tertanggal 20 Desember 2021, dan memiliki jangka waktu sekitar 3 tahun, yakni mulai 20 Desember 2021 sampai dengan 31 Desember 2024. PT Mulford Indonesia mempergunakan pinjaman dari IMPC sebagai modal kerja dan belanja modal. Modal kerja dan belanja modal ini digelontorkan dalam rangka ekspansi kegiatan usahanya. Sumber dana untuk pemberian pinjaman kepada anak usaha berasal dari kas IMPC. Sedangkan besaran pengenaan bunga akan sesuai dengan pemberitahuan dari pihak IMPC. Pinjaman ini tidak berdampak terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan emiten. Mengutip laman resminya, Mulford Indonesia merupakan perusahaan penyedia atap polycarbonate, atap pvc, atap fiber, dan semua produk pendukungnya. Mulford juga memiliki salah satu produk teranyar, yakni aluminium composite panel. (Source: Kontan)

[ADRO] - Adaro Ekspansi Bisnis non Batu Bara, Raih Pinjaman Rp1,4 Triliun
PT Adaro Indonesia (AI) sepakat memberikan pinjaman kepada induk usahanya, PT Adaro Energy Tbk. (ADRO), senilai US$100 juta atau sekitar Rp1,43 triliun. Manajemen Adaro menyebutkan pada 20 Desember 2021, ADRO dan AI telah menandatangani perjanjian pinjaman dimana AI memberikan pinjaman kepada ADRO sampai dengan US$100 juta. Adaro berencana untuk terus melakukan ekspansi pada pilar non pertambangan batu bara. Hal ini akan memberikan portofolio bisnis yang lebih seimbang serta akan memberikan perlindungan kepada perseroan di seluruh fase siklus batubara yang sangat siklikal. Oleh karena itu, ADRO melakukan Perjanjian Pinjaman dengan AI untuk dapat merealisasikan rencana pertumbuhan yang berkesinambungan dimana perseroan akan secara langsung melakukan eksekusi dan terlibat langsung dalam komitmen investasi yang dibutuhkan Perseroan dan grup dimasa yang akan datang. Di sisi lain, AI saat ini memiliki tingkat profitabilitas dan likuiditas yang sangat baik. Oleh karena itu, Perjanjian Pinjaman ini merupakan salah satu investasi yang akan memberikan tingkat pengembalian yang sehat kepada AI dan juga memberikan pengaruh positif pada profitabilitas AI kedepan. Nilai pokok pinjaman US$100 juta dengan bunga LIBOR ditambah 3,42 persen. Tanggal jatuh tempo pinjaman pada 2026. Pinjaman ini dapat dicairkan dalam mata uang rupiah dengan kurs yang akan disepakati oleh kedua belah pihak. Periode Bunga dihitung setiap 6 (enam) bulan dan jatuh tempo setiap akhir bulan Juni dan Desember sejak tanggal Perjanjian Pinjaman. Tanggal Pembayaran Bunga yang pertama adalah 31 Desember 2021. Transaksi ini merupakan transaksi afiliasi karena ADRO memegang 88,47 persen saham AI. Adaro sebelumnya mengumumkan ekspansi perdana ke sektor pertambangan logam dengan membeli 3,7 persen atau 145,6 juta saham PT Cita Mineral Investindo Tbk. (CITA). Mahardika Putranto, Sekretaris Perusahaan Adaro Energy, mengatakan transaksi pembelian dilakukan perusahaan melalui anak usahanya PT Alam Tri Abadi pada 14 Desember 2021. (Source: Bisnis.com)