Daily News 04/03

March 04, 2022 No. 2147
Perang Rusia Ukraina, Kenaikan Harga Gas Picu Kenaikan Harga Amonia

Memanasnya harga gas alam indeks Dutch TTF bersamaan dengan berkurangnya produksi gas Laut Hitam terus mengguncang pasar amonia karena persyaratan kontrak bulanan utama Eropa diselesaikan US$40/mt lebih tinggi dari harga penutupan bulan Februari, dilansir dari sumber perdagangan pada 1 Maret. S&P Global Commodity Insights menilai amonia CFR Northwest Europe untuk bulan Maret mencapai harga US$1,180/mt, naik US$10 dari penilaian hari sebelumnya, berdasarkan harga kontrak FOB Baltic Sea pada US$1,155/mt ditambah pengiriman ke Eropa Barat Laut. "Sebagian besar memperkirakan kenaikan berdasarkan lingkungan saat ini," ujar salah satu distributor amonia AS. Kontrak Baltik disetujui oleh eksportir Rusia termasuk Acron dan Eurochem untuk mendistribusikan amonia ke fasilitas produksi milik Yara di Eropa. Volume penjualan Laut Hitam dan Timur Tengah bergerak di bawah kontrak.

============================================================================

Japfa Comfeed (JPFA) Akan Buyback Saham Maksimal Rp350 Miliar

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) menyiapkan dana hingga Rp350 miliar untuk pembelian kembali saham (buyback) maksimum 1,5% dari seluruh saham yang telah ditempatkan Perseroan. Dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Rabu (2/3/2022), aksi korporasi ini akan dilakukan setelah perseroan mendapat persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada hari Rabu, 6 April 2022 mendatang. Sesuai ketentuan POJK 30/2017, Buyback dapat dilaksanakan selama 18 bulan yang dapat dimulai setelah Perseroan memperoleh persetujuan dari RUPSLB, yaitu dimulai pada tanggal 7 April 2022 sampai dengan tanggal 6 Oktober 2023. "Buyback akan dilakukan baik melalui Bursa maupun di luar Bursa. Dalam hal Buyback akan dilaksanakan melalui Bursa, Perseroan akan menunjuk perantara pedagang efek yang terdaftar di Bursa," tulis manajemen JPFA.

============================================================================

Harga Batu Bara Melesat, Adaro (ADRO) Raup Laba US$1,25 Miliar pada 2021

PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mengumumkan kinerja keuangan tahun keuangan 2021 yang solid berkat dukungan keunggulan operasional dan pasar batu bara yang kondusif. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, ADRO mencatatkan EBITDA operasional naik 138 persen menjadi US$2,10 miliar, atau melebihi panduan EBITDA operasional yang telah direvisi menjadi US$1,75 miliar sampai US$1,90 miliar. EBITDA operasional ini tidak memperhitungkan komponen no-operasional, sehingga angka tersebut mencerminkan kinerja ADRO yang sesungguhnya. Selanjutnya, ADRO membukukan laba inti US$1,25 miliar, yang menunjukkan bahwa bisnis inti berkinerja baik. ADRO juga menghasilkan US$1,27 miliar arus kas bebas pada 2021, atau naik 102 persen yoy. Kontribusi AEI kepada Pemerintah RI melalui royalti dan beban pajak penghasilan mencapai US$893 juta.

============================================================================

PGN dan Pupuk Iskandar Muda Kerjasama Bikin Blue Ammonia

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)  sebagai Subholding Gas Pertamina bersinergi dengan PT Pupuk Iskandar Muda (PIM)  terkait hilirisasi pengembangan gas bumi yang ramah lingkungan yaitu blue ammonia. Untuk itu, ditandangani Nota Kesepahaman yang dilakukan oleh Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Heru Setiawan dan Direktur Utama PIM Budi Santoso Syarif pada Kamis lalu, (24/02/2022). Direktur Strategi & Pengembangan Bisnis PGN Heru Setiawan mengatakan, pihaknya siap berkolaborasi dengan PIM untuk melakukan kajian bersama dalam rangka hilirisasi gas bumi dan pengembangan bisnis berbasis gas (C1) yang ramah lingkungan terutama terkait bisnis Blue Ammonia. Blue ammonia merupakan ammonia yang diproses melalui tahapan Carbon Capture Storage (CCS) pada saat produksi H2, sehingga lebih ramah lingkungan, mudah ditransportasikan dan dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar powerplant atau sektor transportasi

============================================================================

Lepas PTRO, INDY Akan Fokus di Energi Baru dan Terbarukan

Proses divestasi bisnis batubara PT Indika Energy Tbk (INDY) terus bergulir. INDY mengumumkan divestasi PT Petrosea Tbk (PTRO), yang merupakan anak usaha di bisnis kontraktor pertambangan. Adalah PT Caraka Reksa Optima yang akan bertindak sebagai pembeli. Baik Caraka maupun INDY telah menandatangani perjanjian jual beli saham bersyarat Februari lalu. Berdasarkan perjanjian tersebut, INDY bermaksud menjual seluruh 704,01 juta saham yang mewakili 69,80% kepemilikan saham di PTRO. Nilai penjualan adalah setara dengan jumlah rupiah dari US$ 146,58 juta. Setelah rencana transaksi selesai dilaksanakan, PTRO tidak lagi menjadi anak perusahaan INDY dan kinerjanya tidak akan dikonsolidasi dalam laporan keuangan INDY. Saham INDY, Selasa (1/3) melesat 14,35% ke Rp 2.550. Sedangkan PTRO turun 2,13% ke Rp 2.760 per saham.