Daily News 11/05

May 11, 2022 No. 2167
Aksi Akuisisi Menara Berbuah Manis, MTEL Raup Pertumbuhan Laba

Emiten menara anak usaha Telkom, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitarel berhasil membukukan pertumbuhan kinerja pada kuartal I/2022 seiring dengan aksi akuisisi aset menara. Corporate Secretary dan Direktur Investasi Dayamitra Telekomunikasi Hendra Purnama menjelaskan laba bersih emiten yang biasa disebut Mitratel ini melesat sekitar 34 persen secara tahunan dari periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp343 miliar. Dengan demikian, marjin laba bersih juga meningkat, dari 22,3 persen pada kuartal I/2021 menjadi 24,6 persen pada kuartal I/2022. Menurut Hendra, pertumbuhan laba perusahaan ditopang oleh meningkatnya pendapatan konsolidasi Mitratel sebanyak 21,5 persen yoy menjadi sebesar Rp1,87 triliun per Maret 2022. Hal ini membuat pendapatan Mitratel tumbuh sebesar 21,5 persen, dari Rp1,54 triliun pada posisi Maret 2021.

============================================================================

Garap Proyek Ramah Lingkungan, BBNI Jajakan Green Bond Rp5 Triliun

Harga minyak dunia bergerak turun pada perdagangan pagi hari ini. Sepertinya investor mulai mencairkan keuntungan dari kontrak minyak, yang sebelumnya naik selama berhari-hari. Pada Senin (9/5/2022) pukul 06:54 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 111,75/barel. Turun 0,57% dari posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Sementara yang jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) harganya US$ 109,05/barel. Berkurang 0,66%. Koreksi ini terjadi setelah harga minyak menjalani tren penguatan. Meski sekarang turun, tetapi harga brent dan light sweet masih membukukan kenaikan 4,42% dan 4,4% dalam seminggu terakhir secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, kenaikannya mencapai 11,82% dan 14,44%. Jadi tidak heran akan tiba waktunya investor untuk menarik cuan. Sebab keuntungan yang bisa didapat memang lumayan tinggi. Namun, ke depan harga minyak kemungkinan besar bakal naik lagi usai koreksi teknikal ini. 

============================================================================

Urus Motor Listrik, INDY Resmi Dirikan Electra Auto Indonesia

Indika Energy (INDY) mendirikan perusahaan berlabel Electra Auto Indonesia (EAI). Itu dilakukan melalui entitas usaha yaitu PT Solusi Mobilitas Indonesia (SMI), dan PT Electra Distribusi Indonesia (EDI). Pendirian EAI tersebut telah mendapat pengesahan sebagai badan hukum oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI. EAI merupakan perusahaan dealership untuk pengembangan, dan ekspansi usaha sektor kendaraan listrik, khususnya roda dua di Indonesia. Pendirian EAI untuk melakukan usaha perdagangan eceran sepeda motor baru. Mencakup usaha penjualan eceran sepeda motor baru, termasuk motor sepeda atau moped. Melakukan usaha perdagangan eceran sepeda motor bekas, termasuk motor sepeda atau moped. Melakukan usaha perdagangan eceran suku cadang sepeda motor, dan aksesoris mencakup usaha penjualan eceran suku cadang sepeda motor dan aksesorisnya. Melakukan usaha reparasi, dan perawatan sepeda motor. 

============================================================================

Pasokan Bertambah, Harga Batu Bara Anjlok

Harga batu bara terus menurun seiring perkiraan membaiknya pasokan. Pada perdagangan Selasa (10/5/2022), harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) untuk kontrak Juni ditutup di level US$ 348,75 per ton. Melemah 1,34% dibandingkan penutupan Jumat (6/5/2022). Pelemahan kemarin memperpanjang tren negatif batu hitam pekan ini. Dalam dua hari terakhir, harga batu bara sudah ambles 2,68%. Pelemahan harga batu bara disebabkan oleh meningkatnya produksi sehingga pasokan sedikit lebih longgar. Badan Administrasi Informasi Energi Amerika Serikat (US Energy Information Administration/EIA) memperkirakan produksi batu bara Amerika Serikat (AS) mencapai 598 juta short ton atau 542,49 ton pada 2022. Jumlah tersebut lebih tinggi 3% dibandingkan 578 juta short ton atau 524,35 juta ton pada 2021. Produksi batu bara akan terus naik menjadi 605 juta short ton atau 548,85 juta ton pada 2023. 

============================================================================

Perbankan Masih Pertahankan Suku Bunga Kredit

Kenaikan suku bunga Federal Reserve (The Fed) di pekan lalu, membayangi bisnis perbankan di tanah air. Sejumlah perbankan masih memantau kondisi market untuk melakukan penyesuaian kredit. PT Bank Mandiri Taspen misalnya, masih akan melihat kondisi market khususnya di bisnis pensiun. Saat ini bank belum berencana untuk menaikkan suku bunga kredit. "Bank Mandiri Taspen ingin tetap dapat memberikan suku bunga yang kompetitif dan terjangkau untuk nasabah khususnya para pensiunan," kata Direktur Utama Bank Mantap Elmamber Petamu Sinaga, Selasa (10/5). Di sisi lain, untuk dapat mempertahankan margin di tengah tren peningkatan suku bunga, Bank Mandiri Taspen terus fokus untuk meningkatkan komposisi dana murah (CASA) serta deposito retail. Melalui optimalisasi digital channel, Mobile Banking serta Cash Management diharapkan dapat terus meningkatkan akuisisi dana murah. Sampai dengan kuartal I 2022, Bank masih dapat menjaga biaya dana (CoF) dengan rasio lebih baik dari tahun sebelumnya.