Daily News 07/10

October 07, 2024 No. 2658

ASLC

Autopedia Sukses Lestari Tbk.

PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC) yakin dapat terus meningkatkan kinerjanya pada sisa tahun 2024 di tengah maraknya permintaan terhadap mobil bekas di Indonesia.

Presiden Direktur Autopedia Sukses Lestari, Jany Candra menilai, saat ini kondisi industri mobil baru sedang menghadapi tantangan penurunan penjualan seiring kenaikan harga mobil baru, pengetatan penyaluran kredit pada mobil baru, dan pelemahan daya beli konsumen. Padahal, mobil merupakan barang berharga tinggi dan bersifat durable atau barang pemakaian lama.

Ketidakyakinan pada situasi ekonomi dan politik tentu sangat mempengaruhi konsumen, sehingga mereka menunda pembelian barang berharga tinggi dan durable serta lebih memprioritaskan kebutuhan pokok.

Nah, ASLC sendiri memiliki tren penjualan yang berbeda dengan penjualan mobil baru. Ini mengingat adanya peralihan konsumen mobil baru ke mobil bekas sebagai akibat dari kenaikan harga mobil baru dan pelemahan daya beli konsumen.

https://industri.kontan.co.id/news/penjualan-mobil-bekas-ramai-peminat-ini-strategi-autopedia-sukses-lestari-aslc

TPIA

Chandra Asri Pacific Tbk.

Chandra Asri Pacific (TPIA) memetakan potensi kontribusi untuk kepentingan nasional. Itu dilakukan melalui kemitraan bersama Glencore plc mengakuisisi Shell Energy and Chemicals Park (SECP) di Singapura. Chandra Asri Group dan Glencore telah meneken perjanjian jual beli dengan Shell Singapore Pte. Ltd. untuk mengambil seluruh saham Shell Singapura di SECP. Aksi itu, masih menunggu persetujuan regulasi, dan diharap selesai pada akhir 2024.

Direktur Utama & CEO Chandra Asri Group Erwin Ciputra menyatakan setiap keputusan bisnis yang diambil perusahaan untuk memberi manfaat bagi Indonesia. "Chandra Asri Group berkomitmen menjadi mitra pertumbuhan Indonesia. Langkah strategis untuk mengakuisisi aset SECP merupakan salah satu kontribusi kami terhadap pengembangan industri lokal, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain itu, akuisisi ini sejalan dengan strategi pertumbuhan Chandra Asri Group untuk menuju global, memperluas bisnis kami di sektor energi, kimia, dan infrastruktur tidak hanya di Indonesia tetapi juga di luar negeri," tegas Erwin.

Aksi korporasi itu, untuk mendukung Indonesia meningkatkan ketahanan energi, dan memenuhi lonjakan permintaan produk kimia. Melalui SECP, salah satu kilang minyak dan pusat perdagangan terbesar dunia, Chandra Asri Group akan menyediakan produk petroleum, termasuk bensin, bahan bakar jet, gas oil, dan bitumen untuk mendukung berbagai industri Indonesia. 

Selain itu, Chandra Asri Group akan membantu mengisi kekurangan pasokan produk kimia, seperti MEG, polyol, serta ethylene, propylene, dan styrene monomers, untuk mendukung proses manufaktur negara ini. Itu akan memastikan pasokan energi negara tetap terjamin, dan mengurangi ketergantungan pada entitas asing.

https://emitennews.com/news/gandakan-kontribusi-chandra-asri-tpia-kebut-akuisisi-shell-energy

CTRA

Ciputra Development Tbk

PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) membidik penjualan apartemen bisa tumbuh 4% sepanjang tahun ini. Sejauh ini perseroan telah mencatatkan pertumbuhan penjualan apartemen sekitar 3,3%.

"Hingga saat ini kontribusi penjualan apartemen sebesar 3,3% dari total keseluruhan penjualan. Tapi kami menargetkan mudah-mudahan bisa mencapai 4% dari total penjualan di akhir 2024," papar Direktur CTRA Harun Hajadi kepada Kontan, belum lama ini.

Harun menuturkan kehadiran insentif pajak pertambahan nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP) 100% untuk sektor properti hingga akhir 2024, manfaatnya belum begitu terasa untuk segmen apartemen. Menurutnya PPN DTP 100% memang membantu penjualan apartemen, tetapi belum mampu melonjakkan angka pembelian apartemen. 

Sisa stok apartemen yang ada saat ini terbantu penjualan berkat adanya insentif PPN DTP 100%. Namun perusahaan enggan menambah pembangunan apartemen baru guna memanfaatkan insentif tersebut. 

https://industri.kontan.co.id/news/ciputra-ctra-fokus-kejar-target-pertumbuhan-penjualan-apartemen-4-di-tahun-2024

 

KRAS

Krakatau Steel (Persero) Tbk.

elaksana Tugas (PLT) Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) Tardi mengungkap adanya peluang penurunan pendapatan perseroan akibat dari krisis baja di China.

"Tentu saja akan terjadi penurunan pendapatan karena harga baja dumping dari China jauh lebih murah dari harga baja pemain lokal seperti Perseroan maupun produsen dalam negeri lain," ungkap Tardi kepada Kontan, Sabtu (05/10).

Menurutnya jika dumping terjadi akan mengakibatkan semakin tingginya tingkat oversupply dari sisi volume baja yang beredar di pasar domestik.

"Sebagaimana diketahui bersama, untuk saat ini demand/konsumsi baja nasional terutama Hot Rolled (HR) tidak lebih besar dibandingkan dengan kapasitas produksi/supply lokal yang mencapai 10,7 juta ton per tahun dikarenakan pada tahun 2024 adanya pemain baru produsen baja di Indonesia," tambahnya.

"Jadi bisa dipastikan kinerja perseroan maupun produsen dalam negeri lain akan jauh menurun dengan adanya importasi dan dumping dari China ini," ungkapnya.