Daily News 04/11
-
ACES
Aspirasi Hidup Indonesia Tbk.
-
Emiten ritel PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) membukukan laba bersih sebesar Rp574,22 miliar per kuartal III/2024, tumbuh 18,19% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp485,83 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan, ACES mencatatkan kenaikan penjualan 13,57% yoy menjadi Rp6,11 triliun per kuartal III/2024, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp5,38 triliun. Penjualan ACES terbesar berasal dari produk perbaikan rumah mencapai Rp3,18 triliun, naik 9,1% yoy. Kemudian, penjualan produk gaya hidup mencapai Rp2,7 triliun, atau naik 20,55% yoy.
Adapun, total kas dan setara kas akhir periode ACES mencapai Rp1,72 triliun per kuartal III/2024, turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp2,1 triliun.
Capaian pertumbuhan kinerja laba ACES itu didapat jelang berakhirnya lisensi Ace Hardware di Indonesia. Sebagaimana diketahui, ACES telah menjalankan perjanjian lisensi dengan ACE Hardware International Holdings sejak 1996. Perjanjian lisensi dalam kurun waktu 15 tahun itu kemudian diperpanjang.
Jelang Lepas Lisensi ACE Hardware, Laba ACES Tumbuh 18,19% Kuartal III/2024
-
BWPT
Eagle High Plantations Tbk.
-
Emiten perkebunan kelapa sawit dan pengolahan CPO Grup Rajawali, PT Eagle High Plantations Tbk. (BWPT) membukukan pertumbuhan laba bersih sepanjang kuartal III/2024, kendati pendapatan usaha perseroan periode Januari-September 2024 tercatat turun.
Berdasarkan laporan keuangan, BWPT sejatinya mencatatkan penurunan pendapatan usaha 8,88% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp2,93 triliun per kuartal III/2024, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp3,21 triliun.
Emiten milik Peter Sondakh ini telah membukukan aset sebesar Rp9,86 triliun hingga periode yang berakhir 30 September 2024. Aset perseroan susut dibandingkan akhir 2023 sebesar Rp10,18 triliun.
Direktur Utama BWPT Henderi Djunaidi mengatakan moncerenya kinerja laba perseroan sepanjang kuartal III/2024 ditopang oleh sejumlah faktor, salah satunya adalah keberhasilan perseroan dalam menurunkan pinjaman bank sehinga mendorong terjadinya penurunan beban bunga pinjaman sebesar 16% YoY.
Berdasarkan alokasi capex Perusahaan, saat ini tengah dilakukan penanaman baru di lahan yang dimiliki BWPT untuk mendorong pertumbuhan produksi pada tahun-tahun mendatang termasuk pembangunan peningkatan kapasitas pabrik untuk memperbesar produksi CPO.
Emiten CPO Grup Rajawali (BWPT) Cetak Laba Rp178,99 Miliar Kuartal III/2024
-
GGRM
Gudang Garam Tbk
-
Saham emiten rokok, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) lagi merah terus. Pada perdagangan 1 November 2024 kemarin, saham GGRM -2,66% ke Rp 13.700, yang merupakan level terendahnya dalam 10 tahun terakhir. Dalam periode year to date (ytd) saham Gudang Garam (GGRM) terperosok 34,13%, dan dalam periode tiga tahun terakhir saham GGRM terjun 59,38%.
Saham Gudang Garam makin tertekan usai perseroan merilis kinerja keuangan hingga akhir kuartal III-2024. Gudang Garam (GGRM) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 67 miliar (-94% yoy, -80% qoq) pada 3Q24. Everson menilai, kinerja Gudang Garam (GGRM) yang lemah pada 3Q24 ditekan oleh penurunan penjualan, tertekannya margin laba kotor, dan opex yang masih naik. “Faktor ini membuat laba usaha pada 3Q24 hanya mencapai Rp 205 miliar (-88% yoy, -68% qoq),” tulisnya.
Everson menyebutkan, penjualan Gudang Garam (GGRM) pada 3Q24 masih lemah dengan turun -7,8% yoy, yang kemungkinan besar disebabkan oleh penurunan volume penjualan rokok. “Meski belum ada informasi terkait volume penjualan selama 9M24, volume penjualan GGRM selama 1H24 turun -15% yoy. Situasi ini diperparah oleh penurunan margin laba kotor sebesar -400 bps yoy pada 3Q24 menjadi 9,4% (vs. 3Q23: 14%),” bebernya.
Menurutnya, penurunan margin Gudang Garam (GGRM) tersebut kemungkinan disebabkan oleh kenaikan rata?rata harga penjualan (ASP) yang tidak cukup untuk mengimbangi kenaikan cukai.
Saham Gudang Garam (GGRM) Terjun, Investor Cemas sama Laba & Bandara
-
TLKM
Telkom Indonesia (Persero) Tbk.
-
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) menyampaikan telah menghabiskan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebanyak Rp17,5 triliun sepanjang sembilan bulan tahun 2024.
Berdasarkan info memonya, capex sebesar Rp17,5 triliun ini setara dengan 15,6% dari total pendapatan perseroan. Capex ini digunakan TLKM untuk memperkuat infrastruktur jaringan dan meningkatkan pengalaman pelanggan. "Sebagian besar capex atau lebih dari 50% dialokasikan untuk mendukung bisnis konektivitas digital," tulis Manajemen TLKM.
Sebagaimana diketahui, TLKM membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp112,2 triliun atau tumbuh 0,9% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sepanjang periode Januari-September 2024. Pendapatan ini naik tipis 0,88% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp111,23 triliun.
Pertumbuhan pendapatan ini didorong oleh kontribusi bisnis Data, Internet & IT Services yang naik sebesar 7,2% YoY menjadi Rp67,9 triliun. EBITDA (Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi) perseroan mencapai Rp56,6 triliun dengan margin EBITDA sebesar 50,5%. Akan tetapi, laba bersih TLKM turun hingga 9,35% menjadi Rp17,6 triliun di sepanjang Januari-September 2024.
Laba bersih TLKM ini turun dari periode 9 bulan 2023 yang sebesar Rp19,49 triliun. Salah satu penyebab penurunan laba bersih ini adalah akibat meningkatnya pos beban TLKM. Di sisi lain, beban pemasaran TLKM susut 2,36% menjadi Rp2,52 triliun.
Telkom (TLKM) Serap Capex Rp17,5 Triliun Sampai Akhir September 2024