Daily News 18/09
September 18, 2012 No. 345
IPO - PT Nelly Dwi Putri
PT Pelayaran Nelly Dwi Putri berencana IPO pada Oktober 2012 dengan menjual maksimal 350 juta saham atau setara 14.89% dari total modal disetor. Perusahaan pelayaran ini menawarkan saham IPO dengan harga berkisar Rp 160 per saham - Rp 190 per saham. Dari IPO tersebut manajemen Nelly berharap dapat meraih dana sekitar Rp 56 Miliar - Rp 60 Miliar, di mana 80% dana hasil IPO akan digunakan untuk pembelian 11 set kapal tunda dan kapal tongkang dan 20% sisa dana IPO sebagai tambahan modal kerja. Pelayaran Nelly telah menunjuk PT Lautandhana Securindo sebagai penjamin emisi.
IPO - PT Provident Agro
PT Provident Agro (PA) berencana IPO dengan dengan menerbitkan 1.42 miliar lembar (25% kepemilikan) saham baru. Dengan kisaran harga penawaran Rp 420-460 per lembar saham, maka target perolehan dana berkisar antara Rp 597.6 Miliar hingga Rp 654.5 Miliar. Manajemen menargetkan penjualan CPO mencapai 70,000-72,000 ton tahun ini yang didukung oleh produksi tandan buah segar (TBS) sebanyak 250,000 ton. Saat ini PA tercatat memiliki lahan seluas 61,483 Ha. Saat ini PA dimiliki oleh PT Saratoga Sentra Business dan PT Provident Capital Indonesia dengan porsi yang sama, setelah IPO kedua perusahaan masing-masing akan memiliki 37.5% saham PA.
INTA - Tunda emisi obligasi
PT Intraco Penta (INTA) menunda rencana penerbitan obligasi senilai Rp 500 Miliar dikarenakan harga batubara yang belum membaik saat ini. Dengan penundaan tersebut maka INTA juga menunda rencana akuisisi tambang batubara. Sementara itu ana usaha INTA, PT Intan Baruprama Finance (IBF) akan menerbitkan MTN sebesar Rp 100-200 Miliar pada akhir tahun yang akan digunakan untuk pengembahan usaha.
PTBA - Proyek PLTU Banko Tengah
Anak perusahaan PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA), PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP), telah menandatangani perjanjian jual beli listrik (power purchase agreement / PPA) dengan PLN serta coal supply agreement (CSA) dengan PTBA. HBAP akan membangun PLTU mulut tambang berkapasitas 2x620 MW di Banko Tengah (Tanjung Enim, Sumatera Selatan). Pekerjaan konstruksi akan dimulai tahun depan dan diperkirakan selesai pada akhir 2016. Sesuai dengan PPA, HBAP akan mensuplai listrik selama 25 tahun kepada PLN setelah beroperasi dan akan membeli sekitar 5.4 ? 6 juta ton batubara per tahun dari PTBA untuk periode yang sama. PTBA memiliki 45% saham HBAP dan 55% sisanya dimiliki oleh China Huadian Hong Kong Limited.
SGRO - Revisi target penanaman baru
PT Sampoerna Agro (SGRO) menaikkan target penanaman lahan kelapa sawit tahun ini dari target awal 5,000 Ha menjadi 10,000 Ha. SGRO optimis dikarenakan cuaca di lahan perkebunan cukup mendukung untuk memacu penanaman baru. Untuk penanaman baru SGRO mengeluarkan sekitar Rp 45 juta - Rp 50 juta per Ha dalam empat tahun kedepan. Dana tersebut akan diambil dari belanja modal tahun ini senilai Rp 1.1 Triliun. Sekitar 80% capex dialokasikan untuk kebutuhan ekspansi bisnis kelapa sawit dan sisanya akan dipakai pengembang bisnis pendukung seperti karet dan sagu.