Daily News 22/11
November 22, 2012 No. 389
Bakrie Group - Rencana tukar-guling saham
Moody’s mengingatkan rencana Bakrie Group (PT Bakrie and Brothers (BNBR) dan Long Haul Holdings) untuk mengambil alih saham PT Berau Coal (BRAU) dari Bumi Plc. berpotensi melanggar perjanjian kovenan obligasi. Berdasarkan harga obligasi saat ini, BRAU diwajibkan melunasi obligasi senilai US$ 505 Juta sebelum terjadi pergantian kepemilikan perusahaan. Dengan nilai kas dan setara kas sebesar US$ 459.4 Juta pada 9M 2012, BRAU dinilai sulit untuk menuntaskan kewajiban tersebut. Saat ini Bumi Plc tercatat memiliki 29.2% saham PT Bumi Resources (BUMI) dan 84.7% saham BRAU.
CTRA - Rencana investasi
PT Ciputra Development (CTRA) mengalokasikan dana senilai Rp 500 Miliar yang akan digunakan untuk mendanai 10-15 proyek baru. Kebanyakan dari proyek baru didominasi oleh proyek residencial. CTRA akan bekerja sama dengan pemilik lahan di dalam pengembangan proyek tersebut. CTRA mengalokasikan total capex senilai Rp 1.5 Triliun yang sebagian besar dananya akan digunakan untuk pembanguan Ciputra World 1 & 2 oleh anak perusahaan Ciputra Property (CTRP). Seluruh dana capex berasal dari hutang bank.
GIAA - Rencana emisi obligasi
PT Garuda Indonesia (GIAA) berencana menerbitkan obligasi senilai US$ 200 Juta pada 1H 2013 dalam mata uang Rp dan US$ dengan komposisi 50:50. Hasil penerbitan obligasi akan digunakan untuk pembiayaan 50% kebutuhan capex tahun depan yang diperkirakan dapat mencapai US$ 400 Juta. Sisa kebutuhan akan didanai dari hutang bank. Capex akan dialokasikan untuk pembelian pesawat baru sebesar 70% dan sisanya untuk modal kerja.
MYRX - Rencana private placement
PT Hanson International (MYRX) berencana menerbitkan saham tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau private placement sebanyak 633.54 juta saham atau 10.83% dari total saham pada harga Rp 220 per saham dan telah mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS). Transaksi ini adalah konversi utang menjadi saham (debt to equity swap) milik Benny Tjokrosaputro, kreditur MYRX dengan nilai Rp 139.38 Miliar. Akibat aksi tersebut utang MYRX pada Benny menurun menjadi Rp 260.62 Miliar dari total Rp 400 Miliar. Utang ini adalah ketika MYRX membeli 99.5% saham PT Binadaya Wiramaju, perusahaan tambang milik Benny (97%) dan Franky Tjokorosaputro (2.5%) seharga Rp 400 Miliar di 2011.
TINS - Target produksi 2013
PT Timah (TINS) berencana tidak menaikkan produksi timah di 2013. Manajemen TINS memutuskan produksi timah tahun depan sama dengan tahun ini sekitar 29,000-30,000 ton. Manajemen mengemukakan alasan untuk menahan produksi untuk membatasi ruang gerak kegiatan penambangan ilegal dan untuk menstabilkan harga timah. TINS telah menganggarkan belanja modal (capex) 2013 sekitar Rp 2 Triliun untuk ekspansi di dalam negeri. Selain itu TINS juga berencana ekspansi timah ke luar negeri, Myanmar dan telah menganggarkan dana US$ 18 juta dalam tiga tahun ke depan.
UNVR - Rencana ekspansi
PT Unilever Indonesia (UNVR) berencana menarik fasilitas pendanaan dari Unilever Finance International senilai Rp 450 Miliar tahun depan yang akan dialokasikan untuk menambah kapasitas produksi, distribusi, serta perbaikan operasi. Atas fasilitas tersebut UNVR dikenakan bunga 7.35%. UNVR telah menyerap belanja modal mencapai Rp 860 Miliar hingga 9M 2012dari alokasi Rp 1.2 Triliun tahun ini. Sementara itu rencana pembangunan pabrik rafinasi minyak sawit di Seimangke (Sumatra Utara) masih dalam status pembebasan lahan. Kebutuhan dana investasi pabrik tersebut mencapai Rp 1.45 Triliun dimana 15% produksi akan dialokasikan untuk pasar domestik dan sisanya diekspor.