Daily News 21/11
November 21, 2012 No. 388
AKRA - Rencana emisi obligasi
PT AKR Corporindo (AKRA) berencana menerbitkan obligasi senilai Rp 1.5 Triliun yang terdiri dari dua seri. Seri A bertenor 5 tahun menawarkan kupon pada kisaran 7.5% hingga 8.85% dan Seri B bertenor 7 tahun dengan kupon 8.25% hingga 9.25%. Sekitar 45% dana hasil emisi obligasi akan dialokasikan untuk penyertaan modal anak perusahaan, PT Usaha Era Pratama Nusantara (UEPN), dan sisanya untuk mendukung modal kerja. Dana tersebut akan dialokasikan oleh UEPN untuk mengembangkan proyek pelabuhan di Surabaya yang akan mulai dibangun pada 2Q 2013. Pefindo memberi peringkat idAA- terhadap rencana emisi obligasi AKRA.
BCIP - Pembatalan rights issue
PT Bumi Citra Permai (BCIP) membatalkan rencana rights issue senilai Rp 2.4 Triliun dikarenakan terhentinya negosiasi pembelian mandatory convertible note (MCN) PT Gunung Besi Utama (GBU) dari Nabil Enterprises Ltd. Awalnya, BCIP berencana membeli 97.24% saham GBU, perusahaan biji besi senilai Rp 2.29 Triliun dari Nabil sebagai langkah BCIP mendiversifikasi bisnis. Dikarenakan alasan finansial, BCIP dan Nabil membatalkan finalisasi MOU 31 Agustus 2012.
BRNA - Kinerja 9M 2012
PT Berlina (BRNA) membukukan kenaikan laba bersih 9M 2012 sebesar 38.4%Yoy menjadi Rp 42.72 Miliar yang didukung oleh kenaikan pendapatan sebesar 24.9%Yoy menjadi Rp 619.5 Miliar Vs Rp 496.1 Miliar pada 9M 2011 lalu. Penjualan domestik memberi kontribusi 72.1% terhadap total penjualan dan sisanya berasal dari penjualan ekspor.
GIAA - Pinjaman sindikasi
PT Garuda Indonesia (GIAA) dikabarkan akan menandatangani perjanjian pinjaman sindikasi senilai US$ 120 Juta. Kreditor sindikasi tersebut dipimpin oleh Citibank terdiri dari Korea Bank Development, Stanchart, Bank of China, Bank ICBC, First Gulf Bank dan Bank Panin. Dana tersebut akan digunakan untuk pembelian pesawat baru.
SMGR - Rencana ekspansi Semen Padang
Anak perusahaan PT Semen Gresik (SMGR), PT Semen Padang (SP), berencana membangun pabrik Indarung VI (Padang, Sumatra Barat) dengan kapasitas 3 juta ton per tahun. Kebutuhan dana pembangunan pabrik mencapai Rp 3.25 Triliun dimana 70% kebutuhan dana akan berasal dari kas internal dan sisanya dari pinjaman bank. Rencana pembangunan pabrik telah mendapat persetujuan RUPSLB SP dimana SMGR tercatat memiliki 99.99% saham. Pekerjaan konstruksi pabrik diharapkan selesai pada akhir 2015.