Daily News 04/07

July 04, 2014 No. 780
BBRI - Refinancing utang

PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) berencana menerbitkan surat utang valuta asing senilai US$ 350 Juta dengan tenor 3 tahun yang akan dialokasikan untuk refinancing utang serta kebutuhan usaha lainnya. BBRI tercatat memiliki kewajiban pembayaran utang senilai US$ 100-150 Juta per tahun. Kebutuhan pendanaan BBRI tahun ini diperkirakan mencapai US$ 200 Juta.
GIAA - Tambah saham Gapura Angkasa
PT Garuda Indonesia (GIAA) berencana menambah porsi kepemilikan saham perusahaan jasa ground handling PT Gapura Angkasa, anak usaha PT Angkasa Pura I. GIAA akan membeli 456,960 lembar saham (21.25% saham) Gapura Angkasa dengan harga pembelian Rp 229,779 per saham sehingga nilai pembelian mencapai Rp 104.99 Miliar. Dengan demikian kepemilikan GIAA di Gapura Angkasa akan meningkat dari semula 37.5% menjadi 58.75%. Manajemen GIAA mengungkapkan rencana akuisisi dilakukan dalam rangka meningkatkan standar layanan kepada para penumpang.
LINK - Akuisisi saham Lynx Mitra Asia
PT Link Net (LINK), perusahaan penyedia jaringan kabel optik, telah mengakuisisi 65% saham PT Lynx Mitra Asia, perusahaan jasa interkoneksi internet. Transaksi tersebut dilaksanakan pada 30 Juni 2014. Rencana pengambilalihan telah diumumkan sebelumnya sesuai dengan peraturan yang berlaku pada 4 Desember 2012. Tahun ini LINK menargetkan pendapatan 2014 naik sebesar 21.2%Yoy menjadi Rp 2 Triliun Vs Rp 1.65 Triliun pada 2013 lalu. LINK tercatat memiliki 333,000 pelanggan ritel FastNet, 329,000 pelanggan Homecable, 1,160 pelanggan korporasi, dan 1,700 pelanggan Datacomm.
TRIO - Polaris akuisisi 10.6% saham
Polaris Ltd, perusahaan teknologi informasi dan komunikasi, menandatangani perjanjian jual beli bersyarat dengan para pemegang saham PT Trikomsel Oke (TRIO). Perjanjian jual beli ini dalam rangka akuisisi 10.6% saham TRIO oleh Polaris dengan nilai akuisisi Sin$ 65.83 Juta (sekitar Rp 625 Miliar). Manajemen TRIO mengungkapkan rencana jual-beli saham dilakukan dengan mekanisme share swap atas 504.35 juta lembar saham yang dilakukan pada harga Rp 1,240 per lembar saham.
VIVA & MDIA - Rencana non-preemptive rights
PT Visi Media Asia (VIVA) berencana menjual 10% saham PT Intermedia Capital (MDIA), induk usaha stasiun televisi ANTV. VIVA menargetkan perolehan dana sebesar US$ 105 Triliun. Penjualan saham MDIA akan melalui mekanisme non-preemptive rights. VIVA akan menggunakan dana hasil divestasi tersebut untuk mempercepat pelunasan utang kepada Credit Suisse senilai US$ 220 juta. VIVA meraih utang tersebut pada 1 November 2013, dengan tignkat suku bugnan sebesar Libor plus 7.75% per tahun.