Daily News 19/09

September 19, 2014 No. 829
ASSA - Cari pinjaman

PT Adi Sarana Armada (ASSA) tengah mengkaji rencana pencarian pinjaman senilai Rp 800 Miliar untuk mendukung rencana ekspansi armada sebanyak 4,200 unit tahun depan. Dari jumlah tersebut sekitar 2,000 unitakan digunakan untuk mengganti (replacement) armada saat ini yang akan dijual. Dengan penambahan 2,200 unit armada baru maka jumlah armada ASSA ditargetkan naik menjadi 17,200 unit tahun depan. ASSA juga berencana membangun 2-3 kantor cabang baru di lokasi strategis di Kalimantan dan Jawa, dimana kebutuhan investasi satu kantor cabang sekitar Rp 30 Miliar. Turunnya kinerja ASSA pada 1H 2014 diakibatkan oleh program penjualan mobil bekas yang tidak sesuai rencana akibat rendahnya harga jual sehingga volume penjualan dikurangi.
MEDC - Refinancing utang
PT Medco Energi Internasional (MEDC) akan melakukan refinancing atas utang yang jatuh tempo tahun depan sebesar US$ 343 Juta. Atas utang tersebut MEDC berencana melakukan pelunasan sebesar US$ 170 Juta tahun ini. Sumber dana pelunasan berasal dari pinjaman bank serta opsi pendanaan lainnya.
SMCB - Refinancing utang
PT Holcim Indonesia (SMCB) tengah mengkaji opsi pinjaman baru senilai Rp 2 Triliun bulan November mendatang yang akan digunakan untuk refinancing utang senilai Rp 1.2 Triliun. Sisa pendanaan akan digunakan untuk mendukung belanja modal Rp 800 Miliar tahun depan.
UNVR - Naikkan harga jual
PT Unilever Indonesia (UNVR) menaikkan harga jual produk sekitar 5% untuk menjaga margin laba. Kenaikan harga tersebut efektif dilakukan sejak 15 September lalu dan telah mempertimbangkan kemampuan daya beli masyarakat serta harga produk kompetitor. Pada akhir Maret lalu UNVR telah menaikkan rata-rata harga jual sekitar 4% hingga 5% karena depresiasi Rupiah. UNVR tengah menyelesaikan proyek pabrik oleochemical senilai Rp 2 Triliun di Sei Mangke (Sumatra Utara). Pabrik tersebut akan memproses produk turunan CPO dengan kapasitas produksi 200,000 ton per tahun dan diharapkan beroperasi pada 1Q 2015. Sekitar 80% hasil produksi pabrik tersebut akan diekspor untuk memenuhi kebutuhan Unilever di Negara lain dan sisanya akan diserap sesuai kebutuhan UNVR.