Daily News 18/09

September 18, 2014 No. 828
INTP - Penyerapan belanja modal

Penyerapan belanja modal PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) pada 8M 2014 telah mencapai Rp 2.1 Triliun dari alokasi Rp 4.5 Triliun tahun ini. Sebagian besar alokasi belanja modal tahun ini digunakan untuk mendukung pembangunan pabrik semen (cement mill) P14 di Citeureup yang ditargetkan selesai pada akhir 2015. Saat ini INTP tengah menyelesaikan pabrik di kawasan yang sama dengan kapasitas produksi 1.9 juta ton per tahun. Investasi pabrik P14 mencapai kisaran Rp 5.5-6.5 Triliun dengan kapasitas produksi sebesar 4.4 juta ton per tahun. INTP juga tengah mengkaji pembangunan dua pabrik semen baru dengan kapasitas produksi masing-masing 2.5 juta ton per tahun di Pati (Jawa Tengah) dan Sumatra Utara.
LPKR - Pengalihan asset
PT Lippo Karawaci (LPKR) mengalihkan aset ke perusahaan investasi real estat di Singapura yang masih terafiliasi dengan perseroan. LPKR mengungkapkan aset yang dialihkan terdiri atas dua pusat belanja dan rumah sakit dan perseroan menargetkan pengalihan aset properti senilai Sin$ 600-800 juta atau sekitar Rp 5.5-7.5 Triliun. Saat ini LPKR melalui anak usahanya, PT Almaron Perkasa sedang memproses pengalihan pusat belanja Lippo Mal Kemang kepada KMT1 Holdings Pte Ltd, anak usaha Lippo Malls Indonesia Retail Trust (LMIR Trust) dengan transaksi mencapai Sin$ 397 juta atau sekitar Rp 3.7 Triliun.
TLKM - Belanja modal 2015
PT Telekomunikasi Indonesia menganggarkan belanja modal Rp 20 Triliun untuk memenuhi kebutuhan ekspansi tahun depan. Sebesar 40% dari total belanja modal akan dipenuhi dari sumber eksternal. TLKM akan memulai mencari pendanaan eksternal dengan opsi penerbitan obligasi Rupiah, obligasi global, ataupun pinjaman perbankan. Anak usaha TLKM, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) memegang porsi 70% total belanja modal dan sisanya anak usaha lain memiliki porsi 30%.
UNTR - Rencana akuisisi produsen nikel
PT United Tractors (UNTR) berencana masuk ke bisnis pertambangan nikel dan perseroan sedang menjajaki akuisisi satu produsen nikel dalam negeri. Disisi lain, pemerintah mewajibkan perusahaan nikel untuk membangun smelter dan UNTR akan mencari sumber pendanaannya. UNTR juga akan bekerjasama dengan mitra strategis untuk pembangunan smelter. Pada 2015, UNTR menganggarkan belanja modal sekitar US$ 300 Juta dengan porsi terbesar senilai US$ 250 Juta untuk anak usahanya, PT Pamapersada Nusantara. Sisanya US$ 50 Juta untuk anak usaha lain.