Daily News 24/09

September 24, 2014 No. 832
IPO - PT Archi Indonesia

PT Archi Indonesia berencana melaksanakan IPO pada akhir tahun ini dan berpotensi meraih dana senilai Rp 2.39 Triliun. Archi Indonesia yang dulu bernama Indo HoldCo memiliki anak usaha Archipelago Resources Plc yang terdaftar di Bursa London. Archipelago Resources Plc adalah perusahaan tambang emas yang melakukan explorasi di Toka Tindung, Sulawesi Utara dan juga di Filipina dan Vietnam. Toka Tindung memiliki sumber daya 3 juta ton emas kelas 1.33 gram per ton dengan cadangan 2 juta ton dengan kelas 1.7 gram per ton. Archipelago Resources Plc juga memiliki anak usaha Archipelago Resources Pty Ltd, PT Meares Soputan Mining, dan PT Tambang Tondano Nusajaya.
BRNA - Refinancing utang
PT Berlina (BRNA) berencana untuk menerbitkan surat utang jangka menengah atau medium term note (MTN) sebesar Rp 200 Miliar pada 4Q 2014. MTN tersebut mendapatkan peringkat A- dari Fitch ratings dan sebagian besar MTN tersebut untuk membiayai kembali (refinancing) utang. Selain itu juga untuk membantu investasi belanja modal dan modal kerja tahun depan seiring beroperasinya pabrik baru di Gempol, Jawa Timur dengan kapasitas produksi 4,000-5,000 ton plastik per bulan.
BTEL & FREN - Kerja sama frekuensi
PT Smartfren Telecom (FREN) dan PT Bakrie Telecom (BTEL) mengajukan permohonan kerja sama frekuensi kepada Kementerian Kominfo. Langkah tersebut berpotensi mengarah menuju penggabungan usaha untuk dapat memanfaatkan frekuensi 800 MHz dengan optimal. Kementerian Kominfo menjelaskan bahwa salah satu dampak penataan frekuensi 800 MHz adalah memisahkan pemanfaatan teknologi extended global system for mobile communication (e-GSM) dan code division multiple acces (CDMA), sehingga kemudian dapat menjadi langkah awal teknologi long term evolution time division duplex (LTT FDD). Melalui permohonan tersebut Kementerian Kominfo akan menarik lisensi frekuensi BTEL dan mengalokasikannya kepada FREN. Langkah tersebut menunggu persetujuan pemegang saham kedua perusahaan. Sementara itu BTEL dikabarkan dituntut oleh investor dari Amerika karena BTEL dinilai melanggar ketentuan atas obligasi senilai US$ 380 Juta. BTEL belum melakukan pembayaran atas kupon obligasi yang jatuh tempo pada November dan Mei lalu. Investor juga meragukan pembayaran kupon senilai US$ 21.8 Juta yang akan jatuh tempo pada November 2014 mendatang. S&P dan Fitch Ratings memberi peringkat default atas obligasi BTEL tersebut.
ISSP - Meningkatkan kapasitas pipa otomotif
PT Steel Pipe Industry of Indonesia (ISSP) akan memperbesar porsi pendapatan dari penjualan pipa komponen otomotif dengan target kontribusi 20% penjualan pipa pada pendapatan di 2015. ISSP berupaya memperbesar kapasitas pabrik di Karawang, Jawa Barat yang memproduksi pipa komponen otomotif dengan menambah tiga mesin baru. Dengan mesin baru tersebut ISSP akan menjadi satu-satunya produsen lokal pipa dengan ketebalan tujuh milimeter untuk otomotif beroda empat. Dengan adanya tiga mesin ISSP akan meningkat kapasitas produksi pabrik karawang dari semula 3,500-4,500 ton per bulan menjadi 8,000-9,000 ton per bulan.
SMRA - Rencana emisi obligasi
PT Summarecon Agung (SMRA) berencana menerbitkan obligasi berkelanjutan tahap II senilai Rp 800 Miliar dan sukuk ijarah tahap II senilai Rp 300 Miliar. Tahun lalu SMRA telah menerbitkan obligasi berkelanjutan dan sukuk ijarah tahap I masing-masing sebesar Rp 450 Miliar dan Rp 150 Miliar. Pefindo memberi peringkat idA+ terhadap rencana emisi obligasi tersebut. Sekitar 90% dana hasil emisi akan dialokasikan untuk pengembangan usaha di bidang properti dan sisanya untuk mendukung modal kerja.
UNTR - Statistik operasional 8M 2014
PT United Tractors (UNTR) membukukan penurunan volume penjualan alat berat merek Komatsu sebesar 7.7%Yoy menjadi 2,750 unit pada 8M 2014 Vs 2,981 unit pada 8M 2013. Volume penjualan Komatsu tercatat sebesar 242 unit bulan Agustus, merupakan yang terendah sepanjang tahun ini, turun dari posisi 301 unit terjual pada bulan Juli lalu. Divisi kontraktor pertambangan dibawah PT Pamapersada Nusantara (Pama) mencatat kenaikan produksi batubara sebesar 15.1%Yoy menjadi 79.2 juta ton, namun pekerjaan pengupasan tanah (overburden removal) mengalami penurunan 6.3%Yoy menjadi 528.2 juta Bcm. Divisi pertambangan batubara membukukan kenaikan volume penjualan sebesar 62.1%Yoy menjadi 4.24 juta ton pada 8M 2014.