Daily News 06/04

April 06, 2015 No. 971
Agriculture Sector - CPO Supporting fund

Pemerintah menerapkan CPO supporting fund berupa pungutan ekspor CPO sebesar US$ 50 per ton bila harga jatuh dibawah US$ 750 per ton. Pungutan tersebut merupakan kompensasi atas kebijakan mandatory biodiesel dari 10% menjadi 15%. Dana yang terkumpul dari pungutan tersebut akan dikelola oleh sebuah badan khusus dengan rekening tersendiri dan tidak tercatat dalam APBN. Dana tersebut akan digunakan untuk mendukung kebijakan mandatory 15% biofuel serta membantu peremajaan dan perkebunan sawit. Peraturan Pemerintah terkait CPO supporting fund rencananya akan segera ditandatangani oleh Presiden dalam waktu dekat.
LPCK - Target Pendapatan
PT Lippo Cikarang (LPCK) menargetkan pertumbuhan pendapatan tahun ini sebesar Rp 1.98 Triliun, naik 11%Yoy dibandingkan tahun lalu senilai 1.79 Triliun. Selain menargetkan pertumbuhan pendapatan, LPCK juga berharap dapat membukukan marketing sales sebesar Rp 2.5 Triliun dengan mengandalkan proyek Orange County yang berdiri diatas lahan seluas 233 Ha yang menelan investasi sebesar Rp 250 triliun.
SMGR - Rencana ekspansi
PT Semen Indonesia (SMGR) telah mencapai kesepakatan dengan Pemerintah Kabupaten Jayapura terkait rencana pembangunan pabrik semen terintegrasi pertama di Papua senilai US$ 150 Juta. Pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi 1 juta ton per tahun yang akan mulai dibangun pada Januari 2016 dengan penyelesaian 3 tahun. Menurut perkiraan total kebutuhan semen di Papua mencapai 700,000 hingga 800,000 ton per tahun. SMGR menargetkan dapat menguasai sekitar 60% pangsa pasar semen di Papua sedangkan sisanya akan dijual ke daerah sekitar seperti Maluku dan ekspor ke Papua Nugini.
SMRA - Rencana ekspansi
PT Summarecon Agung (SMRA) berencana ekspansi ke beberapa daerah di Indonesia seperti Bandung, Bogor, Bekasi, Tangerang, Sulawesi, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa TImur, dan Sumatera Selatan. SMRA berencana mengakuisisi lahan, mengambil alih perusahaan properti, serta menggarap proyek-proyek baru di kawasan tersebut. Sumber dana berasal dari penerbitan surat utang senilai Rp 1.1 Triliun. Sebanyak 90% dari total emisi digunakan untuk ekspansi, sedangkan sisa 10% dipakai untuk modal kerja.
WIKA - Perolehan kontrak baru
PT Wijaya Karya (WIKA) memperoleh kontrak baru senilai Rp 4.1 Triliun sepanjang 1Q 2015. Jumlah tersebut setara 13% dari total target kontrak yang telah ditetapkan manajemen WIKA. Kontrak baru ini terdiri atas proyek bendungan Pasar Loreng di Sulawesi Selatan senilai Rp 600 Miliar, pembangunan ruas Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi tahap 1 senilai Rp 351 Miliar, proyek Funtasy Island di Pulau Manis Batam senilai Rp 161 Miliar, proyek pembangunan Bandar Udara Samarinda senilai Rp 124.20 Miliar, dan pembangunan Bandar Oecusse Airport di Timor Leste senilai US$ 92 Juta. WIKA menargetkan kenaikan laba bersih senilai Rp 765 Miliar.