Daily News 22/05
May 22, 2015 No. 1003
FPNI - Rencana ekspansi
PT Lotte Chemical Tital (FPNI) berencana membangun pabrik polyethylene terintegarsi di kawasan Industri Krakatau Steel Cilegon (Jawa Barat). Pembangunan pabrik ini diperkirakan selama tiga tahun dengan biaya investasi sekitar US$ 3-4 Miliar. Untuk membiayai pembangunan pabrik tersebut perseroan tengah menjajaki pinjaman sindikasi bank sekiktar US$ 2 Miliar. Tahun ini FPNI mengalokasikan belanja modal senilai US$ 4 Juta.
HDFA - Rencana rights issue
PT Radana Bhaskara Finance (HDFA) berencana menerbitkan 1.52 miliar lembar saham baru (49.78% saham) melalui proses rights issue pada Juni 2015. Dengan harga pelaksanaan Rp 190 hingga Rp 245 per saham maka target perolehan dana mencapai kisaran Rp 150 Miliar hingga Rp 290 Miliar. HDFA akan meminta izin pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 29 Juni 2015. Rasio rights issue 100,000:1. Apabila pemegang saham tidak mengeksekusi hak, persentase kepemilikan saham dapat terdilusi hingga 99.11%.
KRAS - Fasilitas pinjaman
PT Krakatau steel (KRAS) memperoleh fasilitas pinjaman dari Commerzbank AG, lembaga pembiayaan ekspor (export credit agency/ECA), senilai US$ 260.05 Juta. Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai pembangunan pabrik lembaran baja panas atau strip mill II diatas lahan seluas 48 Ha pada kawasan industri anak usaha perseroan, PT Krakatau Industrial Estate Cilegon. Pembangunan pabrik baru akan meningkatkan kapasitas produksi hot strip mill KRAS dari 2.4 juta ton per tahun menjadi 3.9 juta ton per tahun mulai tahun 2017.
PTPP - Incar empat proyek pembangkit listrik
PT PP (PTPP) mengincar empat proyek independent power producer (IPP) dengan total investasi mencapai lebih dari Rp 20 Triliun. PTPP akan menggarap keempat proyek tersebut melalui skema joint venture dengan porsi kepemilikan saham sekitar 20%-45%. Mengacu pada porsi kepemilikan, PTPP membutuhkan dana sekitar Rp 4.2 Triliun hingga Rp 9.45 Triliun untuk pengembangan keempat proyek tersebut. Kapasitas pembangkit listrik keempat proyek tersebut di masing-masing lokasi sekitar 2x100 MW. Sumber pendanaan berasal dari modal kerja atau pinjaman perbankan.
SMCB - Bisnis semen mortar
PT Holcim Indonesia (SMCB) mulai mengembangkan bisnis bangunan non-semen dengan menggarap produksi mortar, bahan bangunan yang digunakan sebagai perekat struktur bangunan pengganti adukan semen dan pasir. SMCB memulai bisnis mortar pada Januari 2015. Hingga sekarang, SMCB telah memproduksi 5,000 kantong mortar per bulan dalam kemasan 25 Kg dan kemasan 40 Kg per kantong. SMCB mengharapkan pasar mortar dapat tumbuh sekitar 3%-5% pada tahun ini seiring berkembangnya bisnis properti. Kontribusi mortar masih berkisar dibawah 0.1% terhadap pendapatan SMCB.