Daily News 16/09

September 16, 2015 No. 1080
Makroekonomi - Perubahan asumsi makro

Bank Indonesia kembali menurunkan rentang proyeksi kurs tukar menjadi Rp 13,400 hingga Rp 13,900 per US$ untuk 2016. Dengan demikian BI telah melakukan perubahan proyeksi tiga kali dalam tiga bulan terakhir. Pada bulan Juni-Juli lalu proyeksi kurs BI berada pada kisaran Rp 13,000 hingga Rp 13,400 per US$ namun dinaikkan menjadi kisaran Rp 13,400 hingga Rp 13,700 akhir bulan lalu yang tertuang dalam Nota Keuangan RAPBN 2016. Penurunan proyeksi kurs tukar dilakukan karena terjadinya fenomena repricing di pasar keuangan global akibat ketidakpastian normalisasi kebijakan moneter di Amerika. Sementara itu BI menurunkan asumsi pertumbuhan ekonomi tahun depan dari kisaran 5.4% hingga 5.8% menjadi sekitar 5.2% hingga 5.6%. BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia tahun depan sekitar 3.8% dengan pertumbuhan ekonomi China kisaran sedikit dibawah 7%.
Sektor konsumer - Relaksasi perdagangan minuman beralkohol
Paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan 9 September lalu melonggarkan perdagangan minuman beralkohol dengan merevisi Peraturan No 04/PDN/PER/4/2015. Aturan tersebut membatasi penjualan minum alkohol kepada pedagang ritel dan diperbolehkan terbatas di daerah lokasi wisata. Bentuk relaksasi kebijakan perdagangan minuman beralkohol akan diserahkan kewenangan pengaturannya kepada Pemerintah Daerah untuk menentukan lokasi penjualan.
ANTM - Studi kelayakan pengganti Pongkor
PT Aneka Tambang (ANTM) memperkirakan produksi emas di Gunung Pongkor (Bogor) akan habis pada tahun 2019. ANTM berencana mencari pengganti Pongkor yang berkontribusi sekitar 60% dari total produksi emas. ANTM tengah melakukan studi kelayakan untuk mengetahui potensi emas pada sumber produksi lain di Gunung Papandayan (Garut), dan satu wilayah di provinsi Jambi. Studi kelayakan di dua wilayah tersebut diperkirakan selesai sebelum tahun 2019. Selain itu, ANTM juga mencari lokasi cadangan emas hingga Myanmar dengan menggelar sudi kelayakan bersama perusahaan lokal Myanmar.
ESSA - Tambah modal anak usaha
PT Surya Esa Perkasa (ESSA) menambah modal anak usahanya, PT Panca Amara Utama (PAU), senilai total US$ 146 Juta untuk mendukung pembangunan pabrik amoniak di Luwuk (Sulawesi Tengah). Saat ini perseroan tengah menjajaki kembali pinjaman sebesar US$ 30 Juta dari institusi keuangan untuk meningkatkan investasi PAU. Sesuai rencana, pabrik amoniak berkapasitas 700 ribu metric ton per tahun dapat beroperasi secara komersial pada September 2017. Pabrik ini diproyeksikan dapat menggenjot pendapatan perseroan hingga US$ 270 Juta per tahun.
SMRA - Kinerja 1H 2015
PT Summarecon Agung (SMRA) membukukan penurunan laba bersih 1H 2015 sebesar 2.5%Yoy menjadi Rp 529.2 Miliar Vs Rp 542.9 Miliar pada 1H 2014 lalu kendati membukukan kenaikan pendapatan sebesar 24.1%Yoy menjadi Rp 2.6 Triliun. Laba operasi SMRA naik 5.2%Yoy menjadi Rp 691.6 Miliar pada 1H 2015. Turunnya kinerja laba bersih dipicu oleh kenaikan beban keuangan menjadi Rp 210.3 Miliar pada 1H 2015 Vs Rp 101.1 Miliar pada 1H 2014.
WTON - Revisi target kontrak baru
PT Wijaya Karya Beton (WTON) berencana merevisi target kontrak baru tahun ini menjadi Rp 3.2 Triliun, turun 20% dibandingkan target awal Rp 4 Triliun. Revisi target dilakukan karena kapasitas terpasang pabrik tahun ini belum mampu memenuhi permintaan yang lebih besar. Saat ini WTON telah memiliki 10 pabrik dengan kapasitas produksi 2.35 juta ton per tahun. Namun, hingga akhir tahun kapasitas terpasang pabrik baru mencapai 70% dari total kapasitas produksi pabrik, sehingga tidak mampu memenuhi permintaan yang lebih tinggi pada 4Q 2015 yang diperkirakan proyek infrastruktur akan dimulai oleh Pemerintah.