Daily News 28/01
January 28, 2016 No. 1172
Paket Kebijakan IX
Pemerintah menerbitkan Paket Kebijakan IX yang difokuskan pada bidang infrastruktur listrik serta logistik. Pemerintah menyiapkan payung hukum kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk mendukung proyek PLN, termasuk pembebasan lahan untuk transmisi. Sebagai timbal balik PLN harus menggunakan produk lokal. Pemerintah juga mendukung penuh pendanaan untuk PLN dalam bentuk penyertaan modal negara senilai Rp 10 Triliun sesuai proposal Kementerian BUMN.
JPFA - Japfa menambah kepemilikan
Japfa Ltd., induk usaha PT Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) kembali meningkatkan kepemilikan sebanyak 11.2 juta lembar saham dengan harga rata-rata Rp 711.67 per lembar sehingga total dana yang dikeluarkan senilai Rp 7.97 MIliar. Sebelumnya, Japfa Ltd menguasai 6.13 miliar saham (57.51% saham) dengan transaksi ini, Japfa Ltd. Saat ini tercatat memiliki 6.18 miliar lembar saham (58.06% saham) JPFA.
KLBF - Bangun pabrik obat biosimilar
PT Kalbe Farma (KLBF) mengalokasikan Rp 300 Miliar untuk membangun pabrik biosimilar. Dana tersebut berasal dari belanja modal KLBF tahun ini senilai total Rp 1 Triliun. Pabrik biosimilar yang berada di CIkarang dikelola oleh anak usaha KLBF, PT Kalbio Global Medika, akan menjadi pabrik bahan baku obat biologis. Manajemen KLBF menargetkan pembangunan pabrik tersebut selesai pada Juli tahun ini kemudian pada tahun 2017 akan memulai produksi massal. Sebanyak 80% obat yang diproduksi KLBF di pabrik itu akan didistribusikan ke pasar dalam negeri dan sisanya akan diekspor ke negara-negara ASEAN. Obat biologis merupakan jenis obat yang dibentuk dari protein yang tidak berbahan kimia dan melalui proses rekayasa genetika.
TINS - Produksi timah di Kelabat dihentikan
PT Timah (TINS) menghentikan penambangan di wilayah laut Teluk Kelabat. Penghentian kegiatan eksplorasi tersebut merupakan konsekuensi atas keputusan Gubernur Bangka Belitung yang mencabut Izin Usaha Pertambangan di lokasi tersebut. Gubernur Bangka Belitung menuding aktivitas tambang TINS di lokasi tersebut mencemari lingkungan. Dampak penghentian aktivitas pertambangan ini, produksi TINS akan terganggu. Untuk produksi di Teluk Kelabat porsinya sekitar 10% dari total produksi. Namun sekitar 70% produksi TINS berasal dari area offshore yang dikuatirkan akan segera dihentikan juga. Tahun ini TINS menargetkan produksi timah mencapai kisaran 26,000 ton hingga 32,000 ton. TINS meminta Pemerintah pusat turut campur tangan karena isu pencemaran berdasarkan aksi unjuk rasa dari nelayan dan LSM, bukan berdasarkan pada temuan pencemaran lingkungan.