Daily News 03/05
May 03, 2016 No. 1237
DILD - Marketing sales
PT Intiland Development (DILD) membukukan pendapatan prapenjualan (marketing sales) senilai Rp 702 Miliar pada 1Q 2016, naik 169% dibandingkan dengan pencapaian 1Q 2015 senilai Rp 261 Miliar. Pencapaian tersebut sekitar 28% dari target marketing sales Rp 2.5 Triliun tahun ini. Sekitar 65% marketing sales 1Q 2016 berasal dari kontribusi penjualan The Rosebay dan Graha Natura Extension. Untuk 2H 2016 DILD tengah menyiapkan peluncuran beberapa proyek antara lain kawasan multifungsi Kebon Melati (Jakarta Pusat) dan Dharmo Harapan (Surabaya). DILD akan meluncurkan 2 menara apartemen di Kebon Melati dengan kapasitas 475 unit dengan marketing sales ditargetkan mencapai Rp 310 Miliar tahun ini. Pada proyek Dharmo Harapan, DILD akan menjual apartemen diatas lahan seluas 6.3Ha dengan target marketing sales tahun ini mencapai Rp 227 Miliar.
EXCL - Rencana rights issue
PT XL Axiata (EXCL) berencana menerbitkan maksimum 2.75 miliar lembar saham baru (24.35% saham) melalui proses rights issue. Pemegang saham utama perseroan, Axiata Investment Sdn. Bhd., berkomitmen menyerap saham baru EXCL sesuai kepemilikan saat ini sebesar 66.43% saham. PT Mandiri Sekuritas dan Credit Suisse Securities bertindak sebagai pembeli siaga (standby buyer) dalam rencana rights issue tersebut. EXCL menargetkan dapat meraih dana sekitar US$ 500 Juta dari rights issue, akan digunakan untuk pelunasan utang kepada Axiata Group Bhd yang jatuh tempo pada 2017. Saat ini EXCL tengah menunggu persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menetapkan harga pelaksanaan rights issue. Izin OJK ditargetkan didapat pada pertengahan bulan ini.
INCO - Dua proyek smelter
PT Vale Indonesia (INCO) masih belum merealisasikan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) di dua lokasi karena masih dalam proses perizinan terkait Amdal dan izin dari Kementerian Lingkungan dan Kehutanan. Proyek smelter di Pomalaa, INCO bekerjasama dengan Sumitomo Metal Mining (SMM) dan proyek smelter di Bahadopi dikerjakan INCO sendiri. Kedua proyek tersebut diperkirakan membutuhkan dana sekitar masing-masing US$ 2 Miliar. Namun proyek yang sudah direncanakan sejak 2015 lalu belum terealisasi. Sebelumnya, INCO menyetujui pembangunan smelter untuk mendapatkan perpanjangan kontrak hingga tahun 2045 dari Pemerintah.