Daily News 11/07
July 11, 2016 No. 1279
BBRI - Revisi pertumbuhan kredit
PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI)mengajukan revisi rencana bisnis bank (RBB) ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). BBRI mengubah target pertumbuhan kredit tahun ini menjadi 17%-18% dari sebelumnya target awal kredit tahun ini tumbuh 13%-15%. Untuk mencapai target baru, BBRI akan memaksimalan jaringan yang dimilikinya. BBRI menargetkan dapat menyalurkan KUR sebesar Rp 67.5 Triliun dengan perincian Rp 61 Triliun untuk KUR mikro, Rp 6 Triliun untuk KUR ritel, dan Rp 500 Miliar untuk KUR Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Selain itu BBRI berencana meningkatkan kredit ritel melalui ekspansi kantor cabang pembangu (KCP).
INCO - Konversi BBM ke Batubara
PT Vale Indonesia (INCO) akan mulai menerapkan penggantian bahan bakar untuk menghemat biaya operasional. INCO akan mengganti ke batubara dari sebelumnya menggunakan minyak bakar bersulfur tinggi atau high sulphur fuel oil (HSFO). INCO telah mengubah bahan bakar beberapa mesin dengan batubara seperti mesin furnace, mesin pengering, dan mesin reduksi. Untuk rencana kedepan, INCO berencana mengkonversi semua mesin dengan bahan bakar batubara. Manajemen INCO mengungkapkan nantinya semua mesin produksi INCO akan fleksibel berganti bahan bakar menggunakan minyak bakar atau batubara tergantung kebutuhan dan harga komoditas di pasar. Dari upaya konversi ini, Manajemen INCO memperkirakan dapat menghemat biaya bahan bakar hingga 41%.
JRPT - Target marketing sales
PT Jaya Real Proeprty (JRPT) menargetkan marketing sales tahun ini sebesar Rp 2.4 Triliun, naik dari realisasi tahun lalu sebesar Rp 2.2 Triliun. Hingga Mei 2016 perseroan telah mencatatkan marketing sales sebesar Rp 780 Miliar. Sebagian besar marketing sales berasal dari klaster di Bintaro Jaya, ruko di Kebayoran, serta kontribusi dari Graha Raya. Tahun ini JRPT akan mengembangkan landed house di Puri Jaya, Bintaro, Kondominium, dan daerah komersial di sekitar Silk Town. Sementara itu, untuk ekspansi perseroan akan membebaskan lahan di lokasi pengembangan dengan investasi sekitar Rp 470 Miliar.
KRAS - Pinjaman sindikasi
Sebanyak tujuh bank berkomitmen memberikan pinjaman sindikasi senilai Rp 5.15 Triliun kepada PT Kraktau Steel (KRAS) yang akan digunakan untuk membiyai proyek pabrik peleburan baja bertanur tinggi (blast furnace). Pinjaman sindikasi tersebut sebagai ganti pembatalan penarikan sinosure credit facility senilai US$ 200 Juta. Pinjman sindikasi ini terdiri atas dua tranche. Tranche-A senilai Rp 2.27 Triliun berasal dari PT Bank Negara Indonesia (BBNI) dan PT Bank Mandiri (BMRI) dengan komitmen masing-masing Rp 910 Miliar, sedangkan PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) sebesar Rp 455 Miliar. Sindikasi Tranche B senilai US$ 220 Juta, terdiri atas PT Bank OCBC NISP dan PT Bank ICBC Indonesia yang masing-masing berkomitmen hingga US$ 70 Juta, PT CIMB Niaga (BNGA) senilai US$ 60 Juta dan Lembaga Pembiyaan Ekspor Indonesia senilai US$ 25 Juta.
PTPP - Rencana ekspansi
PT Pembangunan Perumahan (PTPP) berencana membentuk unit bisnis baru dengan membentuk dua anak perusahaan: PP Infrastruktur dan PP Energi. PP Infrastruktur akan melakukan investasi pada jalan tol, pelabuhan, kawasan industri, dan proyek infrastruktur lainnya. Menjalin kerjasama dengan PT Jasa Marga (JSMR), PTPP berhasil mendapat beberapa proyek ruas tol seperti Pandaan-Malang (38 KM) di Pulau Jawa, Balikpapan-Samarinda (99.35 KM) di Pulau Kalimantan, dan Manado-Bitung (39 KM) di Pulau Sulawesi. PP Energi akan mengelola unit bisnis pembangkit listrik yang dimiliki PTPP: PLTG 65 MW di Talang Duku (Sumatra Selatan) dan PLTU 2x7 MW di Lampung.