Daily News 11/08

August 11, 2016 No. 1302
IPO - PT Waskita Beton Precast

Anak usaha PT Waskita Karya (WSKT), PT Waskita Beton Precast (WBP), berencana menjual 10.54 miliar lembar saham (40% saham) melalui proses IPO. Dengan kisaran harga saham perdana antara Rp 400 hingga Rp 500 per lembar saham maka target perolehan dana IPO sekitar Rp 4.22 Triliun hingga Rp 5.27 Triliun. Sekitar 56% dana IPO akan dialokasikan untuk kegiatan operasional seperti pembelian bahan baku dan proses produksi, dan sisanya untuk belanja modal serta peningkatan kapasitas. Masa penawaran awal berlangusng pada 10-26 Agustus 2016 dan penjatahan pada 18 September 2016. Kemudian pencatatan atau listing di Bursa Efek Indonesia dijadwalkan 20 September 2016. WBP menunjuk Bahana Sekcurities, Danareksa Sekuritas, dan Mandiri Sekuritas sebagai penjamin emisi efek. WBP menargetkan kontrak baru tahun ini senilai Rp 8 Triliun, naik 233% dibandingkan kontrak baru 2015 senilai Rp 2.4 Triliun. Hingga 7M 2016, WBP telah meraih kontrak baru senilai Rp 6.6 Triliun.
DPUM - Rencana ekspansi
PT Dua Putra Utama Makmur (DPUM) berencana ekspansi ke Indonesia Timur. Perusahaan pengolah hasil laut ini berencana membangun fasilitas cold storage dan pengolahan baru di Maluku Utara. Pabrik baru ini akan menampung hasil laut dari Kawasan Timur Indonesia dengan kapasitas pengolahan sebesar 3 ton hingga 5 ton per hari. Pabrik baru ini dibangun di lahan seluas 1 Ha. Saat ini proses konstruksi fasilitas pendingin tengah berjalan. DPUM menginvestasikan Rp 50 Miliar untuk membangun fasilitas pengolahan di Maluku Utara dengan menggunakan dana IPO senilai Rp 30 Miliar dan sisanya dari kas internal. Proses konstruksi pabrik baru diharapkan selesai akhir tahun ini.
PTRO - Kontrak baru
PT Petrosea (PTRO) mendapatakan kontrak baru dari PT Indonesia Bulk Terminal senilai Rp 53.2 Miliar. Perseroan akan merealisasikan pengerjaan penilian, perbaikan, dan konstruksi coalexport jetty dengan jangka waktu pengerjaan 1 Agustus hingga 8 Desember 2016. Perseroan juga telah mendapatkan kontrak baru jasa pertambangan dan sewa peralatan dari PT Binung Mitra Bersama Blok Dua senilai Rp 2.4 Triliun. Sementara itu, perseroan berencana untuk meningkatkan kontribusi pendapatan sektor non-batubara menjadi 40% dari total pendapatan dalam kurun waktu 2-3 tahun mendatang dengan bisnis jasa rekayasa dan manajemen proyek.