Daily News 15/08
August 15, 2016 No. 1304
BBRI - Kinerja 1H 2016
PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) membukukan kenaikan laba bersih 1H 2016 sebesar 1.9% Yoy menjadi Rp 12.17 Triliun Vs Rp 11.94 Triliun pada 1H 2015. Pendapatan bunga bersih naik 18.6%Yoy menjadi Rp 32.94 Triliun. Laba operasi naik 4.4%Yoy menjadi Rp 14.78 Triliun pada 1H 2016. Posisi CAR tercatat sebesar 22.1% pada 1H 2016 (20.41% pada 1H 2015) dengan NPL Gross tercatat sebesar 2.31% (2.33% pada 1H 2015), ROE 25.24% (29.22% pada 1H 2015), dan LDR 90.03% (87.87% pada 1H 2015).
KLBF - Realisasi belanja modal
PT Kalbe Farma telah merealisasikan belanja modal senilai Rp 581 Miliar pada 1H 2016. Jumlah tersebut hampir setengah dana belanja modal yang dialokasikan tahun ini antara Rp 1 Triliun hingga Rp 1.5 Triliun. Manajemen berencana melanjutkan ekspansi hingga akhir tahun ini dengan melanjutkan pembangunan pabrik biosimilar di Cikarang (Bekasi) yang ditargetkan beroperasi secara komersial pada tahun 2018 atau 2019. Pembangunan pabrik membutuhkan waktu satu hingga dua tahun. Selain pabrik, KLBF akan menggunakan belanja modal untuk menambah kapasitas obat bebas dan serbuk. KLBF menargetkan tahun ini produksi obat dapat bertambah 50% dari total produksi di setiap segmen obat seiring peningkatan produsi sejalan dengan permintaan pasar.
SGRO - Kasus kebakaran lahan anak usaha
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memenangkan gugatan Kementerian Lingungan Hidup dan Kehutanan atas PT National Sago Prima (NSP), anak usaha PT Sampoerna Agro (SGRO), atas kasus kebakaran hutan dan lahan di konsesi NSP. PN Jaksel menghukum NSP membayar ganti rugi Rp 319.17 Miliar dan melaksanakan pemulihan Rp 753 Miliar. Sehingga total denda terhadap NSP mencapai Rp 1.07 Triliun. Mengacu laporan keuangan SGRO per Juni 2016, SGRO menguasai 96.73% saham NSP dengan total aset senilai Rp 623.33 Miliar. NSP memiliki konsesi seluas 21,620 Ha di Selatan Panjang (Riau) dan memiliki pabrik sagu dengan kapasitas 100 ton pati sagu per hari. Pada tahun 2015, NSP didakwa atas peristiwa kebakaran hutan dan lahan yang terjadi sekitar akhir Januari hingga Maret 2014 pada konsesi lahan.
SRIL - Fokus penjualan bahan jadi
PT Sri Rejeki Isman (SRIL) akan meningkatkan kinerja ekspor dan fokus berjualan produk bahan jadi sebagai strategi menghadapi penguatan Rupiah. SRIL akan meningkatkan porsi ekspor menjadi 60% pada tahun 2017. Dalam menghadapi penguatan Rupiah, pada 1H2016 SRIL telah meningkatkan penjualan kain jadi dan bahan garmen yang niainya bertambah tinggi sehingga mendapatkan margin yang lebih tinggi. Selain itu, SRIL akan mengurangi produksi kain mentah dan benang. SRIL juga menambah kapasitas divisi garmen. Tahun lalu, SRIL memiliki kapasitas produksi garmen 18 juta potong per tahun, sementara tahun ini ditargetkan meningkat menjadi 22 juta hingga 24 juta potong.
SSIA - Rencana emisi obligasi
PT Surya Semesta Internusa (SSIA) berencana menerbitkan obligasi berkelanjutan senilai total Rp 2 Triliun dimana untuk tahap pertama akan diterbitkan obligasi senilai Rp 1 Triliun yang terdiri dari 2 seri. Obligasi Seri A bertenor 3 tahun dan Seri B bertenor 5 tahun. Sekitar 95% dana emisi obligasi akan dialokasikan sebagai pinjaman kepada anak perusahaan dan 5% sisanya untuk modal kerja. Pinjaman kepada anak perusahaan akan digunakan untuk mempercepat proses akuisisi lahan di daerah Subang (Jawa Barat). Pefindo memberi peringkat idA terhadap rencana emisi obligasi SSIA. Penawaran awal berlangsung pada 16-30 Agustus dengan perkiraan mendapat pernyataan efektif pada 13 September 2016. Apabila berjalan sesuai rencana, obligasi akan dicatatkan pada 23 September 2016.