Daily News 26/08
August 26, 2016 No. 1312
KAEF - Rilis utang jangka menengah
PT Kimia Farma (KAEF) menerbitkan surat utang jangka menegah (MTN) sebesar Rp 300 Miliar yang akan digunakan untuk membiayai ekspansi dan modal kerja. MTN perseroan tahun 2016 menawarkan kupon sebesar 8.25% per tahun dan akan membayar kupon secara triwulan dengan pembayaran bunga pertama jatuh pada tanggal 25 November 2016. MTN ini bertenor 18 bulan akan kadaluarsa pada 25 Februari 2018 dan PT Bank Mandiri ditunjuk sebagai wali amanat.
KRAS - Pembangunan PLTU
PT Krakatau Steel (KRAS) berencana membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 1x150 MW dan coal fired boiler 2x80MW dengan nilai total investasi sebesar Rp 3.3 Triliun. PLTU akan dibangun di komplek Krakatau Industrial Estate Cilegon dan ditargetkan bisa beroperasi pada 2019. Perseroan juga menggelar tender kontraktor coal fired boiler 2x80 MW dengan nilai investasi sekitar Rp 1 Triliun dan ditargetkan dapat selesai pada tahun 2018. Dana ekspansi dua pembangkit listrik ini bersumber dari kas internal dan pinjaman bank.
PJAA - Rencana ekspansi
PT Pembangunan Jaya Ancol (PJAA) berencana menerbitkan obligasi senilai total Rp 1 Triliun dimana untuk tahap pertama akan diterbitkan obligasi senilai Rp 300 Miliar. PJAA juga diketahui tengah mencari pinjaman bank senilai Rp 450 Miliar. Dana hasil emisi obligasi dan pinjaman bank akan dialokasikan untuk mendukung rencana ekspansi taman rekreasi serta pengembangan proyek properti. PJAA mendapat plafon kredit senilai Rp 300 Miliar dari Bank DKI dan Rp 150 Miliar dari PT Bank Mandiri (BMRI), dimana kedua pinjaman tersebut akan dialokasikan untuk mendukung modal kerja. Kemampuan meminjam PJAA masih sangat tinggi karena rasio debt-to-equity yang rendah. Pada akhir Juni lalu pinjaman bank PJAA hanya tercatat sebesar Rp 199.5 Miliar dengan utang obligasi senilai Rp 199.3 Miliar.
TINS - Rencana kurangi volume produksi timah
PT Timah (TINS) berencana mengurangi volume produksi bijih timah tahun ini karena masih lemahnya permintaan dari beberapa negara konsumen logam industri. TINS akan lebih fokus untuk memelihara fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral mentah atau smelter. Manajemen TINS memperkirakan porsi penjualan ekspor timah tahun ini 50%-60% dari total target produksi 25,000 ton logam timah karena melemahnya pasar timah di China. Porsi penjualan ekspor logam timah tahun ini tidak akan sebesar tahun lalu. Namun, kegiatan eksplorasi TINS akan tetap berjalan, sepanjang 7M 2016 perseroan telah mengeluarkan Rp 73.87 Miliar untuk biaya eksplorasi di Bangka dan Belitung.