Daily News 30/11

November 30, 2016 No. 1379
IPO - PT Prodia Widyahusada

PT Prodia Widyahusada (Prodia) telah mendapat pernyataan efektif terkait rencana penjualan 187.5 juta lembar saham baru (20% saham) melalui proses IPO. Dengan harga penawaran Rp 6,500 per lembar maka target perolehan dana mencapai Rp 1.22 Triliun. Sekitar 67% dana hasil emisi akan dialokasikan untuk memperluas jaringan outlet, 19% untuk meningkatkan kualitas layanan, dan 14% untuk mendukung modal kerja. Masa penawaran perdana dimulai hari ini hingga 2 Desember dengan jadwal listing pada 7 Desember 2016.
ADRO - Pendanaan PLTU Tabalong
PT Adaro Energy (ADRO) mendapatkan kepastian pendanaan proyek PLTU 2x100 MW di Tabalong (Kalimantan Selatan). Konsorsium ADRO meraih pinjaman sindikasi US$ 409 Juta dari enam sindikasi bank. Proyek yang dikerjakan oleh PT Tanjung Power Indonesia (TPI) bernilai US$ 545 Juta. TPI adalah konsorsium yang dibentuk oleh PT Adaro Power dan PT EWP Indonesia, anak usaha Korea East West Power Co Ltd. Di proyek ini, ADRO memiliki 65% saham dan 35% saham dimiliki EWP. Pinjaman yang diperoleh ADRO ini setara dengan 75% kebutuhan dana proyek. Nantinya sisa kebutuhan dana proyek akan dipenuhi dari ekuitas masing-masing pihak. Nantinya, ADRO akan memberikan jaminan atas dukungan ekuitas yang dilakukan Adaro Power yang mencapai US$ 88 Juta. Listrik yang dihasilkan PLTU Tabalong akan dijual Ke PLN dalam jangka waktu 25 tahun setelah konstruksi selesai.
GZCO - Divestasi anak usaha
PT Gozco Plantations (GZCO) melepas seluruh kepemilikan anak usaha, PT Palmdale Agrosia Lestari Makmur, kepada PT Bangka Bumi Lestari senilai Rp 300 Miliar. Penjualan saham Palmdale akan membebaskan GZCO dari kewajiban beban bunga dan pelunasan pokok pinjaman bank senilai Rp 400 Miliar. Hal ini akan berdampak positif terhadap struktur permodalan perseroan menjadi lebih sehat ke dapan.
PTBA & BMRI - Fasilitas pinjaman
PTBA menandatangani kerjasama dengan PT Bank Mandiri (BMRI). BMRI akan menyalurkan pembiayaan senilai Rp 4.82 Triliun untuk membiayai pengembangan bisnis PTBA. Pembiayaan terdiri atas dua denominasi, Rp 1.7 Triliun dan US$ 230 Juta atau setara Rp 3.12 Triliun. Dari nilai pembiayaan tersebut, sebesar US$ 100 Juta merupakan skema pinjaman fasilitas khusus untuk membiayai belanja modal dengan tenor 5 tahun. Sementara itu pinjaman senilai US$ 130 Juta merupakan bentuk pinjaman treasury line untuk memenuhi kebutuhan lidkuiditas valas dalam operasional perusahaan. Sementara, fasilitas supplier financing sebesar Rp 700 Miliar dan fasilitas Trust Receipt non LC sebesar Rp 700 Miliar untuk memperlancar proses pembayaran kepada pemasok PTBA serta fasilitas invoice financing sekitar Rp 300 Miliar untuk mempercepat penerimaan hasil penjualan PTBA.