Daily News 23/12
December 23, 2016 No. 1395
BLTZ - CJ CGV menjadi pengendali perusahaan
CJ CGV Co Ltd, perusahaan asal Korea Selatan resmi menguasai 51% saham PT Graha Layar Prima (BLTZ) melalui IKT Holdings Limited. Pada 21 Desember, IKT membeli 36.29 juta lembar saham BLTZ. Dengan tambahan pembelian maka CJ CGV menjadi pengendali BLTZ. Seluruh prosedur akuisisi termasuk dengan pelaksanaan tender wajib akan dilakukan oleh CJ CGV Co Ltd. BLTZ menganggarkan belanja modal sekitar Rp 300 Miliar tahun depan untuk membangun lebih dari 10 bioskop baru yang tersebar di beberapa daerah Indonesia.
BTEL - Transformasi bisnis
PT Bakrie Telecom (BTEL) merubah fokus bisnis menjadi penyelanggara jasa telefoni dasar secara kemitraan, dari semula penyelenggara jaringan. Langkah ini dilakukan ditengah upaya perseroan merestrukturisasi utang senilai total Rp 11.6 Triliun. Tahun depan BTEL akan menjajaki mitra baru, baik perusahaan dalam negeri atau asing dan produk jasa yang ditawarkan dapat lebih beragam seperti solusi TI untuk UKM dan korporasi. Saat ini, BTEL bermitra dengan dengan penyedia jaringan PT Smartfren Telecom dengan menyewa kapasitas jaringan kepada Smart Telecom selama 3 tahun.
MIKA - Belanja modal
PT Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA) menganggarkan belanja modal mencapai Rp 500 Miliar atau meningkat 30% dibandingkan belanja modal tahun 2016 sebesar Rp 375 Miliar. Rencananya belanja modal akan digunakan untuk membangun dua rumah sakit baru beserta instalasi fasilitas di dalamnya namun belum termasuk biaya akuisisi lahan. Rumah sakit pertama akan dibuka pada 1Q 2017 sementara rumah sakit baru lainnya akan dibuka pada awal 2018. MIKA masih memfokuskan rumah sakit di kawasan Jabodetabek dan Surabaya. Pendanaan belanja modal berasal dari sisa dana hasil IPO MIKA. Untuk jangka panjang, MIKA berencana mengoperasikan 18 rumah sakit di Indonesia. Bulan lalu MIKA telah memulai konstruksi rumah sakit ke-14 di wilayah Jabodetabek.
RIMO - Rencana rights issue
PT Rimo International Lestari (RIMO) kembali melanjutkan rencana rights issue untuk menerbitkan 40.56 miliar lembar saham baru seri B. Harga penawaran rights issue ini diturunkan menjadi Rp 101 per lembar saham sehingga target perolehan dana mencapai Rp 4.1 Triliun, turun dari target sebelumnya Rp 8.1 Triliun. RIMO juga mengubah rasio rights issue dengan rasio 5:597. Dilusi kepemilikan bagi pemegang saham yang tidak mengeksekusi haknya mencapai 99.16%. Dana hasil rights issue diantaranya akan digunakan untuk mengambil alih 99% saham PT Hokindo Properti Investama Senilai 3.95 Triliun, membayar kewajiban Rp 45 Miliar, modal kerja Rp 15.5 Miliar, dan modal kerja Hokindo senilai Rp 50 Miliar.
WIKA - Belanja modal
PT Wijaya Karya (WIKA) mengalokasikan dana belanja modal senilai Rp 12 Triliun tahun depan, lebih tinggi dari Rp 10.6 Triliun alokasi tahun ini. Dana belanja modal tahun depan akan digunakan untuk mendukung proyek pembangkit listrik, jalan tol, sistem pengadaan air minum, kawasan industri, bendungan, dll. Manajemen menargetkan perolehan kontrak baru senilai Rp 43.3 Triliun tahun depan, lebih rendah dibandingkan perkiraan realisasi Rp 53.8 Triliun tahun ini. Dengan kontrak carry over tahun ini senilai Rp 59.7 Triliun maka WIKA menargetkan mengerjakan kontrak senilai Rp 103 Triliun pada 2017.